Sukses Chelsea, Akhir Manis Revolusi Conte

Chelsea sukses meraih gelar liga kedua dalam tiga tahun terakhir.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 13 Mei 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 17:30 WIB
Chelsea-Antonio Conte
Antonio Conte bersama para pemain dan staff melakukan selebrasi usai pertandingan melawan West Bromwich Albion di Hawthorns (12/5). Di musim pertamanya, Conte berhasil membawa Chelsea meraih juara Liga Inggris 2016/2017. (AP Photo/Rui Vieira)

Liputan6.com, Jakarta Gol pemain pengganti Chelsea Batshuayi menit 83 menegaskan bahwa perburuan gelar juara Liga Inggris musim ini sudah berakhir. Dan, satu-satunya gol Chelsea ke gawang West Bromwich Albion (WBA) itu, sekaligus menasbihkan The Blues sebagai peraih titel juara di kompetisi paling ketat tersebut.

Pertarungan di Liga Inggris sebenarnya belum berakhir seluruhnya, tinggal menyisakan dua dan tiga pertandingan lagi. Namun, pasukan asuhan Antonio Conte ini sudah mengunci gelar juara musim ini.

Chelsea tidak terkejar lagi setelah merebut tiga poin dari WBA dalam llaga anjutan Liga Inggris, Jumat (12/5/2017) atau Sabtu dinihari WIB. Saat ini, posisi Chelsea sudah kokoh di puncak klasemen dengan koleksi 87 poin dari 36 laga

Pencapaian prestasi klub milik miliarder Rusia, Roman Abramovich ini, memang sangat menakjubkan. Chelsea yang musim lalu terpuruk dan bahkan tak lolos ke kompetisi Eropa, kini berubah menjadi klub yang pantas ditakuti dan disegani.

Sukses Chelsea meraih gelar tertinggi ini, tak lepas dari penampilan tim yang konsisten melahap kemenangan atas tim-tim medioker hingga klub papan atas.

Dengan total 27 raihan kemenangan dari 35 pertandingan, persentase kemenangan Diego Costa dan kawan-kawan paling tinggi jika dibandingkan dengan para pesaing lainnya. Sementara, dari total lima kekalahan yang diderita Chelsea musim ini, mereka hanya sekali tersandung oleh tim medioker, yakni kala menjamu Crystal Palace.

Conte sendiri sudah membeberkan kunci sehingga Chelsea bisa keluar sebagai juara Liga Inggris musim ini. Menurut dia, tidak ada hal lain selain pemain yang menjadi kunci sukses Chelsea.

Dia respek dengan komitmen pemain yang mau kerja keras sepanjang musim sehingga berhasil jadi juara.

"Saya pikir prestasi ini adalah prestasi luar biasa untuk pemain, untuk pemain saya. Saya harus bilang terimakasih untuk komitmen mereka dan kerja keras mereka," kata Conte.

Pelatih Jenius

Kalahkan West Brom, Chelsea Raih Juara Liga Inggris
Para pemain dan staff Chelsea merayakan kemenangan usai pertandingan melawan West Bromwich Albion di Liga Inggris di Hawthorns, (12/5). Chelsea berhasil memastikan diri menjadi juara Liga Inggris 2016/2017. (AP Photo / Rui Vieira)

Selain pemain, sukses Chelsea ini juga memang tak lepas dari kejeniusan Conte. Eks pelatih Juventus itu mampu mengubah nasib dan peruntungan tim. sekaligus meraih titel di musim perdananya di Inggris.

Banyak yang beranggapan kesuksesan Chelsea pada musim perdana di bawah kepelatihan Conte terjadi karena gaya main pragmatis yang diusung juru taktik asal Italia itu.

Sempat terlambat panas di awal musim, Conte kemudian dengan jeli menemukan formasi yang pas untuk Chelsea. Sejak kalah melawan Arsenal, Conte mengubah formasi menjadi memakai tiga bek, 3-4-3.

Ini adalah sebuah sistem yang disukai para pemainnya. Tiga bek di lini belakang memberikan keseimbangan dan skema serangan balik mereka sangat mematikan. Hasilnya, Chelsea sukses meraih kemenangan demi kemenangan dan secara perlahan mampu bercokol di puncak klasemen

Tugas Berat

Chelsea-Antonio Conte
Ekspresi Antonio Conte saat merayakan kemenangan setelah pertandingan melawan West Bromwich Albion di Liga Inggris di Hawthorns (12/5). Conte dengan Chelseanya berhasil meraih juara Liga Inggris 2016/2017. (AFP Photo/Anthony Devlin)

Kepintaran lain Conte sebagai pelatih adalah memoles pemain yang sudah mulai redup kembali menjadi "bintang". Pemain yang musim lalu tampil payah seperti Eden Hazard, Pedro Rodriguez, dan Diego Costa kini mampu bersinar di bawah arahan Conte.

Pada awal kedatangan Conte ke London Timur, langsung dihadapkan dengan tugas berat. Dia dipaksa untuk kerja cepat guna memenuhi keinginan dari sang pemilik klub.

Melihat sejarah sang manajer, tugas yang sudah menunggunya itu, mungkin bukan sesuatu yang terlalu berat. Keberhasilan membawa trofi Serie A bersama Juventus, serta kiprahnya bersama Timnas Italia, disebut-sebut menjadi modal kuat bagi Conte untuk menjawab tantangan itu.

Namun, di luar kemampuannya meracik sebuah tim, kedatangan Conte pun sempat diragukan. Tidak adanya pengalaman sang manajer dalam sepak bola Inggris, menjadi salah satu alasan tidak semua kalangan optimistis dengan Conte.








Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya