3 Pemain Mahal yang Gagal Bersinar di Serie A

Tiga pemain ini sia-sia dibeli mahal klub serie A karena tidak terpakai.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mei 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2017, 10:00 WIB
Ilustrasi Kick Off Sepak Bola
(ilustrasi/upstreamonline.com)

Liputan6.com, Turin - Tiap tahun, liga-liga sepak bola di seluruh dunia, termasuk Serie A, selalu kedatangan pemain-pemain anyar. Mereka tentu saja direkrut atas dasar ketertarikan, dan tak jarang klub harus menggelontorkan banyak uang untuk mendatangkannya.

Untuk menunjukkan kelayakannya, para pemain anyar tersebut biasanya akan berusaha tampil maksimal. Mereka harus mampu bersaing dengan para pemain lama untuk mendapatkan tempat utama, sekaligus beradaptasi dengan klub baru di Serie A.

Jika gagal, sangat besar kemungkinan mereka bakal hanya menghuni bangku cadangan dan menjadi perekrutan yang sia-sia. Itulah kenapa tak selalu pemain anyar sukses dengan klub barunya.

Di Serie A Italia, ada sejumlah pemain anyar yang gagal bersinar di musim 2016/2017 ini. Liputan6.com merangkum tiga di antaranya, yang harganya terbilang mahal. 

1. Gabriel Barbosa

Gabriel Barbosa, Inter Milan
Pemain Inter Milan asal Brasil, Gabriel Barbosa. (AFP/Giuseppe Cacace)

Salah satu kabar perekrutan paling menghebohkan di bursa transfer musim panas 2016 lalu adalah ketika Inter Milan mendatangkan Gabriel Barbosa dari Santos seharga 29,5 juta euro atau setara Rp 412 miliar.

Namun hasil yang terjadi justru jauh panggang dari api. Penyerang berusia 20 tahun itu kalah bersaing dengan Mauro Icardi dan cuma menjadi penghuni setia bangku cadangan Inter Milan. Sepanjang musim ini, ia hanya tampil 10 kali dan itu pun di menit-menit akhir laga. Dengan kondisi tersebut, Gabriel hanya mampu menyumbang satu gol bagi Inter.

Menurut rumor yang berkembang, penyerang yang dijuluki Gabigol itu akan dipinjamkan ke Sevilla musim depan. Ia akan mengikuti jejak Stevan Jovetic yang lebih dahulu dibuang ke klub Spanyol tersebut.

2. Joao Mario

joao mario
Gelandang Inter Milan asal Portugal, Joao Mario. (AFP/Giuseppe Cacace)

Inter Milan memang dikenal royal dalam urusan belanja pemain, tapi gagal memanfaatkannya. Ya, selain Gabriel Barbosa, musim panas 2016 lalu, I Nerazzuri juga membeli Joao Mario dengan harga mahal, yakni 40 juta euro atau setara Rp 564 miliar. Mario langsung diikat kontrak selama lima tahun, hingga Juni 2021.

Inter terkagum pada Mario usai tampil gemilang dalam membantu Portugal menjuarai Piala Eropa 2016 di Prancis. Namun sayang, mantan pemain Sporting CP itu gagal memenuhi ekspektasi para petinggi klub dan fans Inter.

Belakangan, Mario dirumorkan bakal dijual pada bursa musim panas mendatang. Meski demikian, ia mengaku ingin bertahan di San Siro.

"Saya tahu klub membuat investasi penting dalam membawa saya kemari. Soal rumor itu? Saya rasa pemain tak akan terganggu. Klub yang akan membahas hal itu," kata Mario.

3. Marco Pjaca

Marko Pjaca (Juventus)
Marko Pjaca harus menepi selama enam bulan untuk memulihkan kondisi lutut kanannya yang mengalami cedera ACL. (AFP/Marco Bertorello)

Sekilas, tampaknya semua pemain yang dibeli Juventus sukses tampil bersinar. Namun kenyataannya tak semua demikian. Marco Pjaca adalah salah satunya. Dibeli dari Dinamo Zagreb seharga 23 juta euro (Rp 324 miliar) pada bursa musim panas 2016 lalu, pemain internasional Kroasia itu masih kalah bersaing dengan gelandang-gelandang Juventus lainnya.

Sialnya lagi bagi Pjaca dan Juventus, kondisi tersebut masih harus diperparah dengan cedera ligamen yang menghantam sang pemain kala membela negaranya dalam laga persahabatan melawan Estonia, 28 Maret 2017. Cedera tersebut memaksa pemain berusia 22 tahun itu menepi dari lapangan selama minimal enam bulan.

Dengan harga yang tak murah, Pjaca hanya menyumbang 3 gol dan 1 assist dalam 22 penampilan sepanjang musim perdananya ini. (Abul Muamar)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya