Liputan6.com, Lamongan - Choirul Huda bukan korban pertama dari insiden mengenaskan yang terjadi dalam sepak bola Indonesia. Sudah beberapa pemain yang terpaksa mengembuskan napas terakhirnya akibat insiden di dalam lapangan.
Sayangnya, Choirul Huda harus menambah panjang daftar korban. Ajal menjemputnya saat sedang bertugas mengawal gawang Persela Lamongan yang menjamu Semen Padang pada pekan ke-29 Liga 1 2017 di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu (15/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Kapten Persib Bandung, Atep, tak lupa menyampaikan ucapan duka. Sebagai sesama pesepak bola, ia ikut terpukul dengan insiden yang menimpa Choirul Huda. Apalagi hal itu terjadi di dalam pertandingan.
"Sebagai teman, sesama satu profesi, kejadian ini pasti membuat kami terpukul. Semoga almarhum khusnul khotimah, Amin. Dan yang paling penting adalah semoga ini kejadian yang terakhir di sepak bola kita," ujar Atep saat dihubungi wartawan.
Atep juga melayangkan pujian kepada Choirul Huda yang dianggap sebagai contoh bagus bagi pesepak bola Indonesia. Selain karena kemampuannya, kiper 38 tahun itu juga dipuji karena memiliki tingkat loyalitas yang tinggi.
Seperti diketahui, sejak menembus tim utama pada 1999, tak pernah sekali pun Choirul Huda berganti klub. Terlepas dari apa pun kondisi Laskar Joko Tingkir, ia tetap setia mengenakan seragam nomor satu klub.
Â
Senior yang Ramah
"Almarhum sosok yang ramah, senior yang merangkul pemain, bukan hanya pemain muda. Ia tegas, loyal juga, yang pasti saya pribadi dan insan sepak bola Indonesia merasa kehilangan sosok almarhum," ungkap Atep.
PSSI sendiri sudah merespons insiden yang menimpa Choirul Huda. Saat dihubungi Liputan6.com, Sekjen PSSI Ratu Tisha memastikan bahwa tragedi Choirul Huda akan menjadi agenda prioritas sidang Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terdekat.
Di sisi lain, Persela juga telah memberikan penghormatan kepada Choirul Huda. Mereka memutuskan untuk mempensiunkan jersey nomor satu yang dikenakan pria kelahiran 2 Juni 1979 tersebut.
Advertisement