3 Peraih Golden Boy yang Tak Lagi Bersinar

Mbappe meraih penghargaan Golden Boy 2017 berkat penampilan memukau musim lalu.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 23 Okt 2017, 21:10 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2017, 21:10 WIB
Kylian Mbappe, Golden Boy
Pemain Paris Saint Germain, Kylian Mbappe (kanan) dinobatkan sebagai peraih Golden Boy 2017. AP/Francois Mori)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Kylian Mbappe, striker timnas Prancis dan Paris Saint-Germain, tengah menjadi pembicaraan. Pasalnya, dia baru saja menerima penghargaan Golden Boy (pemain muda terbaik) 2017.

Kylian Mbappe pun mengikuti jejak rekan-rekan senegaranya yang sudah lebih dulu memenangkan Golden Boy. Mereka adalah Paul Pogba pada 2013 dan Anthony Martial. Khusus Mbappe, sukses itu didapat berkat penampilan memukau bersama AS Monaco di musim 2016/2017.

Di usianya yang baru 18 tahun, ia mampu menyumbang 26 gol dan 14 assist dari 44 laga semua kompetisi. Catatan itu jadi alasan mengapa PSG begitu ngotot untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2017.

Namun, tak ada jaminan kiprah memukau Kylian Mbappe bakal bertahan setelah dinobatkan sebagai peraih Golden Boy 2017. Pasalnya, ada beberapa pemain yang meraih penghargaan tersebut, namun tidak lagi berada dalam performa terbaik. Berikut daftarnya:

1. Anderson (2008)

Anderson sempat dianggap sebagai salah satu talenta terbaik yang dimiliki sepak bola Brasil. Karier profesionalnya dimulai bersama Gremio, lalu berlanjut ke Porto pada musim panas 2006.

Manchester United (MU) tertarik meminangnya dari Porto dengan biaya yang cukup mahal pada musim panas 2007, yakni 31,5 juta euro. Di musim perdana, ia sudah mampu membuat namanya dielu-elukan fans Setan Merah.

Anderson saat berseragam Manchester United (MU). (AFP PHOTO/OLIVER LANG)

Momen itu didapat di final Liga Champions 2007/2008 melawan Chelsea. Alex Ferguson baru memasukannya di menit ke-120+5 jelang adu penalti. Ternyata, keputusan itu terbukti jitu. Anderson menjadi salah satu penendang sukses yang membawa MU menang 6-5 atas Chelsea dalam babak tos-tosan.

Karena alasan itulah Anderson mendapatkan penghargaan Golden Boy. Sayang, kariernya bersama MU tak berjalan mulus. Sulit mendapatkan tempat, ia pun dipinjamkan ke Fiorentina sebelum akhirnya dilepas ke Internacional.

Saat ini Anderson tengah menjalani kariernya bersama Coritiba, salah satu klub Brasil. Hal itu sangat disayangkan mengingat Anderson kini masih berusia 29 tahun.

2. Alexandre Pato (2009)

Dengan bakatnya, Pato sempat digadang-gadang akan menjadi pemain terbaik di dunia. Kariernya melonjak usai dibeli AC Milan dari Internacional pada musim panas 2007 dengan biaya 22 juta euro.

Dalam empat musim beruntun hingga 2010/2011, namanya terus menjadi perbincangan. Bersama Milan, ia mampu mengemas 57 gol dalam empat musim tersebut. Tak heran jika ia dinobatkan sebagai peraih Golden Boy 2009.

Alexandre Pato (AFP/Franck Fife)

Sayang, memasuki musim 2011/2012, ia mulai mengalami penurunan drastis. Sejak itu, penampilannya mulai inkonsisten. Milan pun melepasnya ke Corinthians pada musim dingin 2013.

Sial bagi Corinthians, kontribusi Pato terbilang minim di sana. Sempat kembali menemukan ketajamannya kala dipinjamkan ke Sao Paolo, ia justru terpuruk kala singgah di Chelsea. Selanjutnya, ia dijual ke Villarreal hingga akhirnya dibeli klub Tiongkok, Tianjin Quan pada Februari 2017.

3. Mario Balotelli

Banyak yang memuji Inter Milan saat mereka mencium bakat Balotelli kala masih memperkuat Lumezzane pada 2007. Di musim perdana, ia sudah memukau publik dengan kemampuannya sebagai seorang penyerang.

Saat itu, ia mampu mengemas tujuh gol dari 15 pertandingan. Kemampuannya terus meningkat hingga musim 2009/2010, bahkan saat ia dibeli Manchester City pada musim panas 2010. Tak heran jika ia diberikan penghargaan Golden Boy 2010.

Penyerang Nice, Mario Balotelli. (AFP / VALERY HACHE)

Sayang, kehebatannya tertutup dengan perangainya yang buruk. Ia kerap terlibat insiden kontroversi di dalam dan di luar lapangan. Liverpool pun menjadi klub yang paling sial karena tak menikmati kontribusinya usai dibeli dari AC Milan pada musim panas 2014.

Sempat dipinjamkan kembali ke Milan dan tak bersinar, ia pun dijual Liverpool ke Nice pada musim panas 2016 dengan status bebas transfer. Kini, ia mulai kembali mendapatkan kepercayaan dirinya. Selama berkostum Nice, sudah 25 gol yang dikemas dari 39 laga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya