Jakarta - Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, mengonfirmasi ada dua atlet paralayang yang ditemukan tewas setelah gempa dan tsunami melanda Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018). Mereka adalah Petra Nathaniel Mandagi dan Glenn Mononutu.
Palu menjadi tuan rumah kejuaraan Cross Country paralayang yang dimulai pada Selasa (25/9/2018) hingga Minggu (30/9/2018). Namun, bencana alam yang terjadi membuat turnamen itu terpaksa terhenti.
Saat terjadi gempa bumi, ada tujuh atlet (enam Indonesia, satu Korea Selatan) dan tiga ofisial dikabarkan berada di Hotel Roa Roa. Setelah dikonfirmasi lebih lanjut, Glenn dan Petra dikabarkan meninggal dunia.
Advertisement
"Glenn berhasil dikenali lewat keluarganya yang berada di sana, sementara Petra dikonfirmasi melalui cincin oleh istrinya. Kedua korban berdomisili di Manado, Sulawesi Utara. Jenazah Petra dan Glenn baru akan diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules besok pukul 06.00 WITA," kata Wahyu ketika dihubungi Bola.com, Senin (1/10/2018).
Selain Glenn dan Petra, Satuan Tugas (Satgas) tim Paralayang bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) juga telah menemukan satu korban tewas lainnya, yakni Rachmat Sauma.
"Untuk ofisial yang meninggal ibu Rachmat Sauma. Jenazah dia sudah dikuburkan secara massal," tutur Wahyu.
Hingga saat ini, masih ada lima atlet Paralayang plus dua ofisial yang belum ditemukan. Wahyu mengaku sudah mengirimkan Satgas ke lokasi agar segera menemukan para korban.
"Kami mengirimkan Satgas untuk mengidentifikasi para korban dengan segera. Basarnas saja tidak cukup karena mereka tidak mengenali para korban Paralayang yang masih tertimbun," tutur Wahyu.
Â