Jakarta - Persija Jakarta dan PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persib Bandung, PSMS Medan, dan PSIS Semarang merupakan klub elite di era perserikatan. Mereka langganan juara. Persija tercatat menjadi jawara perserikatan edisi tahun 1931, 1933, 1934, 1938 (sebagai VIJ Jakarta), 1954, 1964, 1973, 1975, 1979. Sebiji gelar lagi didapat Macan Kemayoran di era Liga Indonesia (penggabungan Galatama dan perserikatan), tepatnya pada musim 2001.
Sementara itu, PSM jadi jawara perserikatan edisi 1956–1957, 1957–1959, 1964–1965, 1965–1966, 1991–1992.
Catatan emas kedua klub berlanjut di era kompetisi baru penggabungan perserikatan dan galatama yang berlabel Liga Indonesia (kini bernama Liga 1) mulai pertengahan tahun 1990-an.
Advertisement
PSM tercatat jadi jawara pada musim 2000, yang setahun berselang diikuti Persija.
Menariknya, gelar juara Persija di era kompetisi baru diraih dengan mengkandaskan PSM. Musim 2001 kedua kubu terlibat rivalitas langsung dalam perburuan gelar.
Baca Juga
Minggu Malam, 7 Oktober 2001, jadi momen yang tidak bisa dilupakan bagi pendukung Persija, The Jakmania. Warna oranye mendominasi Stadion Utama Gelora Bung Karno. The Jakmania datang ke stadion buat memberi dukungan kepada Macan Kemayoran yang berhadapan dengan PSM Makassar di final Liga Indonesia 2001.
Laporan pertandingan PSSI menyebut angka penonton laga ini menembus 60 ribu orang. Dukungan The Jakmania membakar semangat Bambang Pamungkas dkk. di lapangan.
Persija unggul tiga gol sumbangan Imran Nahumarury dan Bepe (2 gol), sebelum akhirnya Tim Juku Eja memangkas skor menjadi 3-2.
Gol kedua Bambang masuk kategori gol indah. Playmaker Persija kala itu, Luciano Leandro berperan besar dalam proses terjadinya gol tersebut.
Pemain asal Brasil itu menyodorkan umpan lambung ke Bepe yang dalam posisi bebas di sisi luar pertahanan PSM. Bek Ayam Jantan dari Timur, Joseph Lewono, kelimpungan mengejar lari Bambang. Tendangan keras sang striker mengoyak gawang PSM yang dikawal Hendro Kartiko.
"Saya sudah menduga kiper akan mempersempit ruang tembak, tapi dengan kaki kiri saya arahkan bola ke kanan atas yang tak terjangkau olehnya," ujar Bepe, legenda Persija yang di Liga Indonesia 2001 mencetak 15 gol dan mencatatkan diri sebagai pemain terbaik.
"Gol yang brilian. Bambang cerdik sekaligus licin bisa melepaskan diri dari pemain belakang kami. Saya sudah mencoba mempersempit ruang tembak, tapi ia masih bisa melihat celah kosong," komentar Hendro Kartiko.
Â
Potensi Menyalip di Tikungan
Pelatih PSM, Syamsuddin Umar mengakui Persija pantas menjadi kampiun. "Mereka unggul materi pemain. Kualitas tim inti dan pengganti sama bagus. Sementara di tim kami hal itu menjadi masalah."
Di Liga Indonesia 2001 skuat Persija memang mentereng. Selain Bambang, Tim Oranye punya pemain-pemain berkelas macam Luciano Leandro, Gendut Doni, Anang Ma'ruf, Nuralim, Antonio Claudio, Imran Nahumarury.
The Jakmania berpesta usai Persija mengangkat piala. Bepe dkk. diarak keliling jalan besar ibu kota. Suporter sempat merayakan kesuksesan tim kesayangannya di Bundaran Hotel Indonesia.
Setelah 17 tahun berselang, Persija kembali saling sikut dengan PSM. Hanya berbeda dengan sebelumnya, format kompetisi Gojek Liga 1 2018 bersama Bukalapak tidak menyandingkan langsung kedua tim dalam drama final.
Sistem yang dipakai kompetisi penuh, di mana 18 tim kontestan saling bertemu dua kali dalam format kandang dan tandang.
Advertisement
Tensi Tinggi
Hal itu faktanya tak mengurangi tensi tinggi persaingan antara Macan Kemayoran dengan Juku Eja. Penentuan tim terbaik musim ini ditentukan hingga laga terakhir (pekan 34), hal yang jarang terjadi beberapa musim terakhir.
Persija yang mengoleksi 59 poin tak bisa tidur nyenyak hingga laga terakhir menghadapi Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (9/12/2018) tuntas. PSM yang hanya tertinggal sebiji angka punya kans menyalip di tikungan. Tim asuhan Robert Alberts Rene akan menjamu PSMS Medan di Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Makassar, di hari yang sama.
Siapa yang akan jadi terbaik? Layak dinanti!
Sumber: Bola.com