Liputan6.com, Jakarta Siapapun yang memenangkan leg kedua final Piala Presiden 2019 yang disiarkan Indosiar nanti, Arema FC atau Persebaya, pasti bisa merasakan semangat baru di event tahunan pramusim ini. Sebuah trofi yang dibuat sejak 2015 itu akan tampil dengan desain anyar meski tak berubah total.
Desain trofi baru memberi semangat yang baru juga buat sang pemenang.Trofi Piala Presiden 2019 nanti mendapatkan sentuhan anyar dari Surya Aditya. Dia seniman yang dipercaya untuk memperbaharui trofi Piala Presiden. Pada prinsipinya, dia tak mengubah konsep lama trofi.
Baca Juga
Advertisement
Hanya ada beberapa tambahan ornamen agar bentuk trofi lebih indah. Surya tidak mengubah bentuk dasar trofi Piala Presiden karya seniman Bali, Ida Bagus Ketut Lasem.
"Dari pihak PSSI minta kita untuk memberi sentuhan perak supaya piala itu punya nilai prestise dan futuristik," kata Surya.
Sentuhan baru tersebut nampak pada ornamen perak dan batu-batuan khusus yang ditambahkan di beberapa bagian dari trofi. Batu yang dipilih pun bukan asal batu. Tapi, batu yang punya nilai-nilai keindahan dan filosofis.
"Kita beri susunan perak dan batu-batu nusantara di bagian bawah. Batunya kami ambil khusus dari beberapa daerah di nusantara. Kami ingin piala ini tidak kehilangan nilai tradasional tapi juga ada sentuhan modern," kata Surya.
Surya menambahkan, salah satu bagian penting dari trofi yang akan diperebutkan Arema FC dan Persebaya Surabaya adalah motif bunga mandalika. Bunga ini merupakan representasi dari semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu jua.
"Ukiran ornamen bungan mandalika, itu adalah bungan khas nusantara yang juga merepresantikan 'bhineka tunggal ika'. Visual bunga itu kelopaknya kan berpisah-pisah tapi menyatu di pangkal atas,"katanya.
Arema FC berpeluang besar menjadi juara. Ini setelah mereka cetak dua gol tandang saat imbangi Persebaya Surabaya 2-2 di leg pertama final Piala Presiden pada 9 April lalu.
Kemenangan juga akan terasa spesial karena Arema FC bakal jadi pengkoleksi gelar juara Piala Presiden terbanyak. Arema menjadi klub Indonesia pertama yang raih trofi Piala Presiden 2019 sebanyak dua kali.
Spesial Jawa Timur
Piala Presiden 2019 juga mempertemukan dua klub asal Jawa Timur di laga final. Pertemuan ini bukan kebetulan semata. Kualitas permainan dan strategi ciamik yang dipertontonkan kedua tim membawa mereka ke pertemuan puncak di Piala Presiden 2019.
Ini juga seakan menegaskan kalau Jawa Timur sedang menunjukkan identitas mereka sebagai kiblat sepak bola nasional. Di Indonesia, Jawa Timur memang jadi pusat munculnya banyak pemain-pemain hebat. Klub-klub besar seperti Arema FC, Persebaya Surabaya, Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan Persela Lamongan hanya beberapa yang kerap malang melintang di kasta tertinggi sepak bola nasional.
Masih banyak lagi klub-klub asal divisi dua dan tiga yang juga berperan untuk sepak bola nasional. Pada duel Arema vs Persebaya malam nanti akan bertemu pemain-pemain terbaik di Indonesia sekarang seperti Dedik Setiawan, Osvaldo Haay, Irfan Jaya dan Hanif Sjahbandi.
Pemain-pemain asing terbaik juga muncul dalam persaingan. Arema FC punya Makan Konate dan Arthur Cunha, sedangkan Persebaya punya Damian Lizio, Amido Balde dan Jalilov. Pemain-pemain ini bisa pengaruhi hasil akhir di pertandingan nanti, meski peran pemain lokal juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Dua tim asal Jawa Timur ini memang jadi tolak ukur tim terbaik di Jawa Timur atau bahkan Indonesia saat ini. Kedua tim kerap berlomba menjadi yang terbaik di Jawa Timur seperti yang tersaji di final Piala Presiden 2019 kali ini.
Semangat pantang menyerah diperlihatkan kedua tim. Arema FC misalnya ogah kejar hasil imbang meski itu bisa mengantarkan mereka jadi juara.
"Tentu kami ingin menang. Saya pribadi optimistis bisa mendapatkan hasil tersebut," ujarnya.
Jadwal padat Piala Presiden 2019 diakali Arema dengan mengistirahatkan pemainnya pada Rabu (10/4/2019) lalu. Milo mengaku tak mau pemainnya cengeng menghadapi jadwal berat dan siap tunjukkan karakter.
"Sebenarnya tidak mudah main dengan jadwal padat di Piala Presiden ini. Namun kami ingin memperlihatkan karakter tim ini. Apalagi main di kandang sendiri," jelasnya.
"Tim sekarang sudah bermain fantastik. Mereka tidak takut ketika main di Surabaya. Jadi saat main di Malang, saya percaya bisa mereka bisa lebih baik lagi," tegas dia.
Advertisement
Habis-Habisan
Semangat yang sama juga diperlihatkan Persebaya. Kendati peluang Persebaya sangat kecil, Djadjang Nurdjaman menolak menyerah. Pelatih Persebaya itu meminta anak asuhnya untuk tampil habis-habisan di kandang Arema.
"Hasil itu (di leg pertama) memang mengecewakan kami. Namun itu bukan hasil akhir segalanya. Kami masih punya peluang di Malang dan akan habis-habisan untuk menang," kata pelatih yang akrab disapa Djanur itu, dikutip dari situs resmi Persebaya.
Djanur mencontohkan laga Persebaya melawan Madura United. Melawan tim bertabur bintang tersebut, Persebaya mampu mencuri kemenangan dengan skor 3-2 di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Sabtu lalu (6/4). "Tidak ada yang tidak mungkin," kata Djanur.