Liputan6.com, Jakarta Valentino Rossi ingin timnya Monster Energy Yamaha mengikuti tren di MotoGP yakni penggunaan winglet yang bisa membantu aerodinamika dan juga dinginkan ban belakang seperti yang dipakai Ducati. Honda Repsol pun sudah resmi gunakan alat semacam itu meski sempat memprotesnya.
Honda bersama Suzuki, KTM dan Aprilia awalnya menentang keras penggunaan winglet seperti itu di MotoGP. Namun FIM menyatakan winglet di swingarm seperti yang dipakai Ducati legal.
Baca Juga
Advertisement
Pada kontroversi itu, Yamaha menjadi satu-satunya tim pabrikan yang tidak melakukan protes. Soalnya Yamaha pernah punya alat mirip itu meski fungsinya sebagai pemecah aliran air saat trek basah.
Kini, Rossi pun tergoda untuk memakai alat seperti itu meski mungkin belum dilakukan di MotoGP Austin. Dia meyakini alat itu bisa membantu aerodinamika meski efeknya mungkin hanya sedikit.
"Buat saya itu bisa jadi sesuatu yang penting, karena alat itu bantu ban belakang sedikit lebih dingin, seperti kata Ducati. Ini bagus buat balapan," ujarnya seperti dikutip crash.
Lanjutkan Eksperimen
Rossi menilai tak ada salahnya menggunakan winglet di swingarm. Yamaha disebutnya tinggalkan mengembangkan alat yang pernah miliki.
"Saya ingin Yamaha lakukan hal serupa (pakai winglet). Soalnya kami pernah punya alat pemecah aliran air di balapan basah. Saya berharap bisa coba alat itu, saya pikir mungkin tak banyak membuat perbedaan, kecil saja, tapi ini bisa membantu," ujarnya.
The Doctor mengaku tidak tahu kapan bisa mendapatkan alat seperti itu terpasang di motornya. Dia berharap bisa merasakannya musim ini.
"Semoga bisa dilakukan tahun ini karena lagipula kami harus terus berbenah. Seperti tahun lalu, Yamaha bagus di awal musim, lalu Honda dan Ducati berbenah, sedangkan kami tidak," katanya.
"Dengan alasan itu, kami harus terus memperbaiki diri lewat tes demi tes musim ini."
Advertisement
Tak Mungkin Diperbaiki
Satu area dimana Yamaha M1 sulit diperbaiki yaitu terkait top speed yang masih tertinggal dibandingkan Ducati dan Honda.
"Motor tidak kencang di trek lurus, tapi di area lain, kami membaik. Kita tahu mesin tak bisa diotak-atik lagi, jadi akan seperti ini. Di trek lurus kami menderita, tapi kami akan bekerja keras di tikungan, titik kekuatan kami," ujarnya.