Jakarta Paris Saint-Germain (PSG) sudah menetapkan sanksi untuk Neymar yang mangkir dari latihan pramusim yang dimulai pada Senin (8/7/2019). Seperti dilansir Marca, gara-gara ulahnya tersebut Neymar tidak akan mendapat "bonus etik" senilai 375 ribu euro atau setara Rp 5,94 miliar pada bulan ini.
Neymar juga akan dipanggil menemui petinggi PSG untuk membicarakan sanksi tersebut plus masa depannya di Parc des Princes.
Advertisement
Baca Juga
Sanksi ini dipilih karena aturan di Paris melarang hukuman langsung berupa denda pemotongan gaji. Alhasil, PSG harus memilih sanksi jenis lain.
Bonus etik ini hanya diadopsi di Prancis dan Inggris, tapi tidak diberlakukan di Italia dan Spanyol. Masing-masing pemain akan mendapat bonus dengan nominal tertentu setiap bulan sebagai penghargaan telah berkelakuan baik.
Nominal bonus biasanya ditetapkan berapa persen dari gaji sang pemain. Neymar diketahui menerima gaji senilai 34 juta dolar Amerika Serikat (Rp 4,77 miliar) per tahun.
Bonus etik tersebut tidak akan diberikan jika sang pemain karena tak memenuhi salah satu persyaratan untuk menerimnya, yaitu telah mangkir dari latihan tanpa pemberitahuan. Neymardianggap masuk kategori tersebut.
Masih di Brasil
Saat ini, Neymar masih berada di Brasil karena memiliki agenda tahuna di Institutnya dan juga jadwal kontrak komersial. Mantan pemain Barcelona itu dikabarkan baru kembali ke Paris pada 15 Juli.
Sebelumnya, Neymar terlihat beberapa kali menonton Timnas Brasil di ajang Copa America 2019. Dia absen memperkuat Timnas Brasil karena sedang memulihkan diri dari cedera.
Ayah Neymar sangat marah dengan sikap PSG yang akan memberikan sanksi kepada sang putra karena dianggap mangkir latihan. Menurut Neymar Sr, PSG sudah tahu dengan pasti kegiatan Neymar karena sudah menjadi agenda tahunan.
Di sisi lain, absennya Neymar semakin mengipasi rumor tentang masa depannya. Neymar diduga sengaja absen untuk mendorong kepindahannya ke Barcelona.
Sang pemain dikabarkan sudah tidak betah di Paris. Satu di antara alasannya ingin gabung kembali dengan Barcelona karena frustrasi dengan prestasi PSG di Liga Champions.
Advertisement