HEADLINE: Tour d'Indonesia 2019 Sukses, Balap Sepeda Indonesia Naik Peringkat?

Untuk tahun ini penyelenggaraan Tour d'Indonesia jauh lebih semarak. Selain penambahan etape, kota yang dilintasi juga makin banyak.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 22 Agu 2019, 00:05 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2019, 00:05 WIB
Banner Tour d'Indonesia 2019
Tour d'Indonesia 2019 resmi dibuka 19 Agustus 2019, diikuti 18 tim dengan 90 pembalap dari 22 negara berbeda (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jember - Tour d’Indonesia kembali menyita perhatian. Sejak resmi dibuka Senin (19/8), di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, ajang ini telah menyelesaikan tiga etape, dari lima etape yang direncanakan.

Marcus Culey, yang membela Team Sapura Cycling, menjadi yang tercepat dalam balapan yang menempuh rute dari Kota Batu hingga Jember, Rabu (21/8).

Sambutan masyarakat pun cukup antusias. Dalam setiap kota yang dilewati Tour d'Indonesia 2019 para pembalap selalu mendapat aplaus meriah dari warga setempat.

Tour d'Indonesia memang bukan ajang balap sepeda yang baru digelar. Bahkan event ini telah diadakan sejak tahun 1958 untuk merayakan kemerdekaan Indonesia.

Berbeda dengan Tour d'Indonesia yang sekarang, saat itu Tour d'Indonesia menempuh rute Bandung, ke Surabaya, lalu kembali lagi ke Bandung. Kala itu, Munaip Saleh menjadi pemenang mengalahkan 69 pesaingnya dalam balapan yang diselesaikan dalam waktu 12 hari tersebut. 

Tour d’Indonesia sempat vakum selama tujuh tahun. Tepatnya pada 2011 hingga 2018. Alasannya, karena ketiadaan sponsor.

Bahkan saat kembali bergulir tahun lalu, Tour d'Indonesia juga berjalan tanpa sponsor utama. Namun, penyelenggaraan terbilang sukses karena mampu menghadirkan 15 tim, 12 di antaranya berasal dari mancanegara dan tiga tim nasional.

Infografis Mengayuh Prestasi via Tour d'Indonesia 2019
Infografis Mengayuh Prestasi via Tour d'Indonesia 2019 (Liputan6.com/Triyasni)

Untuk tahun ini penyelenggaraan Tour d'Indonesia juga jauh lebih berkembang. Selain penambahan etape, kota yang dilintasi juga makin banyak.

"Persiapan sangat matang, kami senang karena semua kepala daerah yang kotanya dilewati sangat mendukung event ini. Selain itu, kami juga memberikan pengamanan maksimal di semua rute dengan bantuan pihak keamanan setempat," kata ketua Panpel Tour d'Indonesia 2019, Parama Nugroho dalam jumpa pers di Magelang, Minggu (18/8/2019).

"Bahkan, tadinya ada 40 tim yang akan ikut Tour d’Indonesia 2019. Lalu kami akhirnya harus memilih 20 tim, meski ada dua tim yang mundur jelang perlombaan," tambahnya.

Naik Kelas

Tour d'Indonesia 2019
Para pembalap beraksi di ajang Tour d'Indonesia 2019. (Adyaksa Vidi/Liputan6.com)

Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) menargetkan, Tour d'Indonesia naik level. ISSI ingin ajang ini setara dengan Le Tour de Langkawi di Malaysia.

Tour d'Indonesia ini masih level 2.1 UCI. Target kami bisa setara dengan Tour de Langkawi, 2.0 HC (Hors Class)," kata Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Le Tour de Langkawi merupakan salah satu balapan level tertinggi di Asia. "PB ISSI kan ingin Tour d'Indonesia menjadi seperti itu," kata dia. Kendati demikian, Okto mengakui, untuk berada di level tertinggi tidak mudah.

"Tour d'Indonesia saat ini menjadi kejuaraan balap sepeda tertinggi di Indonesia. Rencananya tahun ini, kami sudah menggunakan helikopter, itu juga untuk naik level, sebagai syaratnya," ucap Okto.

Dampak Positif

Marcus Culey
Marcus Culey memenangkan etape ketiga Tour d’ Indonesia 2019. (Liputan6.com/Adyaksa Vidi)

Dalam setiap kota yang dilewati Tour d'Indonesia 2019, sambutan meriah selalu diberikan masyarakat. Mereka rela menunggu di pinggir jalan untuk memberikan semangat bagi para pembalap.

Selain itu pemerintah daerah setempat juga menyambut baik Tour d’Indonesia. Bahkan selalu ada acara khusus digelar untuk memeriahkan Tour d’Indonesia 2019.

"Kami sangat bangga Batu terpilih menjadi tempat finis dan juga start dalam Tour d’Indonesia 2019. Semoga ini bisa menjadi ajang promosi karena pesertanya dari 20 negara," ujar Walikota Batu, Dewanti Rumpoko, Rabu (21/8/2019).

"Saya juga berharap, adanya Tour d’Indonesia ini bisa memotivasi masyarakat untuk siap menerima wisatawan luar negeri. Yang jelas dari sisi ekonomi juga memberikan dampak positif, hotel-hotel menjadi penuh, tempat wisata juga," katanya, menambahkan.

Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Ngawi, Budi Sulistyono. Ia menilai, Tour d’Indonesia akan membuat kotanya lebih dikenal. Lebih mendunia.

"Tentu event seperti ini akan membuat Ngawi lebih dilihat masyarakat. Tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri," ujar Budi.

"Kami akan lebih bersolek untuk menyambut event internasional lainnya. Untuk tahun ini memang sengaja kami juga ada event sepeda hias yang diadakan bersamaan dengan finis etape pertama," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya