Liputan6.com, Milan - Pemain terbaik Piala Afrika 2019, Ismael Bennacer resmi bergabung dengan AC Milan pada 1 Agustus lalu. Dia didatangkan dari Empoli dengan mahar 16 juta euro.
Bergabung dengan AC Milan bukanlah pilihan sulit bagi pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan tersebut. Ismael Bennacer menyebut tawaran dari Rossoneri sudah datang sebelum dia membawa Aljazair menjadi juara Piala Afrika, Juli lalu.
"AC Milan sudah mendekati saua sebelum Piala Afrika. Saya tidak yang sabar, tidak suka membuat keputusan tergesa-gesa. Saya hanya meminta agen menghubungi kalau ada tawaran yang nyata," katanya, dikutip dari Football Italia.
Advertisement
Lenih lanjut, Ismael Bennacer mengatakan, dia memilih AC Milan sebagai klub barunya karena mendapat telepon langsung dari sang pelatih, Marco Giampaolo.
"Agen saya bilang: AC Milan menginginkan saya lebih dari tim lain. Hal itu sangat penting bagi saya karena setelah itu saya mendapat telepon dari Marco Giampaolo. Dia meminta saya bergabung dengan dia di AC Milan," ucapnya.
Tersentuh dengan Bujukan Giampaolo
Lebih lanjut, Ismael Bennacer mengatakan, dirinya tersentuh dengan bujukan Giampaolo. Terlebih, Giampaolo mengaku menyukai visi dari pemain yang sempat merasakan pendidikan di akademi Arsenal.
"Pelatih mengatakan dia menyukai gaya permainan saya. Dia juga menyebut saya bakal memiliki peran penting dalam permainannya. Tentunya, ini menjadi tantangan besar buat saya," ujar Ismael Bennacer.
Dia menambahkan, Giampaolo tidak hanya memainkan Ismael Bennacer sebagai gelandang bertahan. Sang pemain bakal dimainkan sebagai playmaker.
"Dia juga mengatakan saya bisa bermain sebagai playmaker. Jujur saja, saya sangat menghargai main di posisi itu. Saya sudah bermain di posisi itu selama setahun dan Juventus menjadi lawan pertamanya," katanya melanjutkan.
Advertisement
Haus Kemenangan
Lebih lanjut, Bennacer mengatakan, dirinya merupakan pemain dengan tipe bertarung. Dia selalu ingin meraih kemenangan dalam setiap laga.
"Ketika saya berada di lapangan, saya kelaparan. Saya ingin memberikan segalanya untuk tim, saya melihat 10 rekan tim di luar sana sebagai keluarga, saudara-saudara saya. Saya bisa mati untuk keluarga saya," ucapnya mengakhiri.
Saksikan video pilihan berikut ini: