Pembalap Inggris Enggan Tampil di MotoGP, Cal Crutchlow Beber Alasannya

Cal Crutchlow menilai pembalap asal Inggris ogah tampil di MotoGP meski bergengsi karena berbagai alasan. British Superbike dinilai lebih menarik.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jan 2020, 13:35 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 13:35 WIB
Trending Topic, MotoGP, Valentino Rossi
Pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow (kiri) kesulitan mencari penerusnya di MotoGP (AFP/Mohd Rafsan

Liputan6.com, London- Pebalap LCR Honda Castrol, Cal Crutchlow kebingungan untuk mencari penerus kariernya di MotoGP. Pembalap asal Inggris banyak yang ogah turun di MotoGP, yang notabene kompetisi terelite di balapan dunia.

Crutchlow menilai fenomena minimnya pembalap asal Inggris di MotoGP sungguh ironis. Soalnya, dia meyakini banyak pebalap British Superbike (BSB) yang layak mencoba peruntungan di ajang Grand Prix.

Sejak 2019, Crutchlow jadi wakil tunggal Inggris di MotoGP. Kini berusia 34 tahun, ia mulai memberi sinyal pensiun dalam waktu dekat. Sayang, meski punya Sam Lowes dan Jake Dixon di Moto2, serta John McPhee di Moto3, Inggris diyakini Crutchlow tengah krisis rider muda.

Hal yang sama juga terjadi di WorldSBK. Meski ada delapan pebalap Inggris turun di ajang tersebut, yang paling muda hanyalah Scott Redding, yang tahun ini akan menginjak usia 27 tahun, yang berarti tak lagi terlalu muda.

"Jika Anda lihat kejuaraan balap motor produksi massal, contohnya WorldSBK, Anda hanya lihat rider Inggris seusia saya. Jadi ini situasi sulit. Saya tak lihat ada orang yang punya solusi. Saya sendiri tak punya solusi," tutur Crutchlow kepada Speedweek.

 

Talenta Inggris Ada di BSB

Cal Crutchlow Juarai GP MotoGP Argentina
Pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow menyemprotkan sampanye pada salah satu krunya saat merayakan kemenangannya pada balapan MotoGP Argentina di atas podium Sirkuit Termas de Rio Hondo, Minggu (8/4). (AP/Natacha Pisarenko)

Demi mencari bakat-bakat muda Inggris, Dorna Sports selaku promotor MotoGP juga telah menggelar British Talent Cup sejak 2018, yakni kejuaraan junior yang juga menyeleksi rider muda Inggris. Menurut Crutchlow, ini usaha yang bagus, tapi ternyata tak cukup.

Juara WorldSSP 2009 ini pun tetap meyakini bahwa bakat-bakat terbaik Inggris justru ada di BSB, yang beberapa tahun terakhir justru menjadi kompetisi yang ketat, makin populer di mata penggemar balap.

"Saya rutin mengobrol dengan promotor BSB, Stuart Higgs. Apa yang ia lakukan sungguh fantastis. Apakah Anda tahu berapa banyak orang yang menonton BSB di Cadwell Park dan Oulton Park? Sungguh banyak!" kata Crutchlow.

Level Sengit, Uang Mengalir, Ogah ke MotoGP

Meski begitu, kompetisi BSB yang sehat juga membuat para ridernya ogah keluar dari zona nyaman, terutama ke MotoGP. Selain level persaingannya yang ketat, nilai kontrak para rider juga sangat terjamin. Hal inilah yang mempersulit MotoGP mencari talenta dari Inggris.

"Jika turun di BSB, para rider senang bertahan di sana, karena uangnya juga bagus. Pertunjukannya menarik. Itulah alasan hanya sedikit yang pindah ke ajang Grand Prix. Saya maklum. Stuart juga coba menggelar kelas Moto3 dan Moto2 di BSB, tapi meyakinkan rider top pindah ke Grand Prix itu susah," pungkasnya.

Dixon merupakan lulusan BSB terakhir yang pindah ke ajang Grand Prix. Usai finis sebagai runner up pada 2018, ia pindah ke Moto2 pada 2019. Bradley Ray juga rider BSB terakhir yang mencicipi motor MotoGP, dalam uji coba dengan Suzuki di Sepang, Malaysia, pada awal 2019.

Disadur dari Bola.net (Anindhya Danartikanya,published 8/1/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya