Pilot Helikopter yang Membawa Kobe Bryant Diduga Takut Dipecat

Ara Zobayan, pilot helikopter yang menewaskan legenda NBA dan LA Lakers Kobe Bryant, dikenal sebagai pilot handal, tenang, dan mengantongi jam terbang tinggi.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 19 Des 2020, 21:20 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 18:10 WIB
Kobe Bryant
Sejumlah petugas berusaha mengevakuasi korban jatuhnya helikopter di Calabasas, California, Minggu (26/1/2020). Legenda NBA, Kobe Bryant, menjadi salah satu korban tewas pada kecelekaan helikopter berjenis Sikorsky S-76B itu. (AP/Mark J. Terrill)

Liputan6.com, Los Angeles - Ara Zobayan merupakan pilot helikopter yang menewaskan legenda NBA dan LA Lakers Kobe Bryant. Tidak ada yang meragukan kemampuannya.

Teman dan kolega menyebut Zobayan sebagai pilot handal, tenang, dan mengantongi jam terbang tinggi. Dia sudah berkali-kali membawa Kobe Bryant serta selebriti lain.

Sosok asal Armenia tersebut berpengalaman dan mengenal kondisi iklim dan cuaca Los Angeles, salah satu wilayah udara tersibuk di Amerika Serikat. Zobayan juga kerap memberikan pelatihan kepada mereka yang ingin belajar menerbangkan helikopter.

Namun, keputusannya untuk tetap mengudara meski kabut sedang tebal, Minggu (26/1/2020), menimbulkan tanda tanya. Para ahli dan sesama pilot menduga Zobayan dalam tekanan besar saat menjalakan tugas membawa Kobe Bryant mencapai tempat tujuan.

Pensiunan Angkatan Udara AS Jerry Kidrick, yang menerbangkan helikopter di Irak, berspekulasi Zobayan khawatir bakal diganti jika tidak mengudara. Pasalnya, dia pernah dalam posisi sama ketika diminta membawa petinggi militer dalam cuaca buruk.

"Bisa saja dia berpikiran bakal kehilangan pekerjaan jika tidak terbang. Sebab, Bryant bisa mencari pilot lain yang mau melakukannya," ujar Kidrick.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kehilangan Orientasi

Momen Keakraban Kobe Bryant dan Putrinya Sebelum Meninggal
Pebasket NBA Kobe Bryant dan putrinya Gianna Bryant menonton pertandingan bola basket perguruan tinggi NCAA antara Connecticut dan Houston di Storrs, Conn pada Maret 2019. Kobe Bryant dan putrinya Gianna meninggal dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California. (AP Photo/Jessica Hill)

Zobayan membawa Bryant dan tujuh penumpang lainnya menuju Mamba Academy. Bryant dan sang putri Gianna, plus dua anggota tim lainnya, hendak pergi ke sana untuk bertanding.

Biro Keselamatan Transportasi Amerika (NTSB) mengungkapkan, Zobayan mendapat izin tetap mengudara meski kabut sedang tebal. Sejauh ini NTSB belum menentukan penyebab kecelakaan dan menyalahkan Zobayan

Randy Waldman, instruktur helikopter dari Los Angeles, menduga Zobayan kehilangan orientasi karena kabut tebal. Analisanya datang setelah melihat rute penerbangan yang diambil Zobayan dan foto kabut di lokasi kejadian.

"Semestinya dia memutar atau bahkan mendarat. Namun bisa jadi Zobayan tertekan agar mencapai tujuan," ungkapnya. "Selebriti memilih helikopter karena tidak mau repot dan cepat menuju lokasi. Mereka mampu dan bisa mencari pilot dengan mudah. Zobayan mungkin khawatir dipecat."


Bryant Tidak Pernah Memaksa

Kurt Deetz memiliki cerita lain. Dia pernah menerbangkan Bryant berkali-kali menggunakan helikopter pada periode dua tahun hingga 2017, kerap kali menuju Staples Center markas LA Lakers.

Dia mengaku Bryant tidak pernah memaksanya mengudara di cuaca buruk. "Saya pikir dia mengerti profesionalitas. Dia percaya pilot bakal melaksanakan pekerjaannya," ungkap Deetz, dilansir Press Democrat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya