Kecewa Kompetisi Dihentikan Total, Olympique Lyon Gugat Ligue 1

Presiden Lyon ingin operator Ligue 1 menimbang keputusan lagi.

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 24 Mei 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 20:45 WIB
Lyon Vs Juventus
Para pemain Lyon merayakan gol yang dicetak oleh Lucas Tousart ke gawang Juventus pada laga Liga Champions di Stadion Parc Olympique Lyonnais, Kamis (27/2/2020). Lyon menang 1-0 atas Juventus. (AP/Laurent Cipriani)

Paris- Presiden Olympique Lyon, Jean-Michel Aulas menggugat Ligue 1 melalui jalur hukum. Lyon merasa operator liga tidak menggunakan dasar kuat untuk menyudahi kompetisi dan menyerahkan gelar juara kepada Paris Saint-Germain (PSG).

Pemerintah Prancis tak mengizinkan adanya kompetisi olahraga, termasuk sepak bola, setidaknya hingga September mendatang. Itu membuat operator Ligue 1 memutuskan untuk menyudahi kompetisi.

Perhitungan di klasemen bukan berdasarkan poin sebelum liga berhenti, namun berdasarkan poin per pertandingan setiap klub. Itu artinya, PSG tetap menjadi juara karena punya poin 2,51 per per pertandingan. Sementara posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Marseille dan Rennes.

Lyon tak mendapatkan keuntungan apa pun terkait jatah Eropa. Oleh karena itu, Aulas menggugat hal ini, terlebih melihat fakta bahwa Bundesliga pun berani melanjutkan kompetisi.

"Kami menunggu terlalu lama. Manajemen Olympique Lyon akan menempuh jalur hukum. Uang bukan kecemasan kami," kata Aulas dinukil dari GFN France.

"Awalnya kita semua berharap liga dilanjutkan. Ada pun keputusan dari Menteri Olahraga berdasarkan pada data 3 Agustus, yang mana itu tak jadi rujukan UEFA."

"Sementara Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan menyatakan bahwa protokol kesehatan yang dibuat sudah disepakati, sehingga ada lampu hijau," kata bos Lyon Aulas lagi.

 


Gugatan Kedua

Logo Ligue 1
Spanduk bergambar logo Ligue-1, dibentangkan di Stadion La Mosson, Montpellier, sebelum pertandingan Ligue-1 antara Montpellier dan Angers, pada 8 Agustus 2015. (AFP PHOTO / PASCAL GUYOT)

Aulas juga menyorot pada bagaimana klasemen akhir ditentukan, yang akhirnya menunjuk PSG keluar sebagai juara.

"Yang kedua, kami kecewa dengan bagaimana liga dihentikan dan menentukan posisi akhir klasemen. Harusnya ada analisa yang benar," katanya lagi.

"Bagaimana kalau ada klub yang merugi akibat keputusan ini? Saya tidak bicara soal untung dan rugi finansial, tapi secara umum," ujarnya.

Sumber: GFN France

Disadur dari Bola.com (penulis Gregah Nurikhsani, Published 8/5/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya