Peneliti Ini Akui Sudah Temukan Masker yang Bisa Bunuh Virus Corona

Masyarakat pun diminta menerapkan protokol kesehatan ketika berada di tempat umum agar tidak terinfeksi virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2020, 18:50 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2020, 18:50 WIB
FOTO: Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 di Mal Ibu Kota
Pengunjung mengenakan masker dan pelindung wajah saat berada di salah satu mal di Jakarta, Senin (16/6/2020). Di tengah pandemi virus corona COVID-19, warga diminta menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian masyarakat di berbagai negara sampai saat ini masih hidup di tengah pandemi Corona Covid-19.

Terkait dengan itu, masyarakat pun diminta untuk lebih peduli dengan kesehatan diri dan protokol kesehatan ketika berada di tempat umum agar tidak terinfeksi virus Corona.

Salah satunya adalah penerapan kewajiban menggunakan masker ketika berpergian ke luar rumah. Namun, baru-baru ini peniliti asal Israel mengklaim telah menemukan masker yang bisa membunuh virus Corona.

Dikutip dari South China Morning Post, beberapa waktu lalu, masker tersebut bisa bersih secara otomatis menggunakan panas dari alat pengisi baterai. Masker yang bisa digunakan berulang kali ini dilengkapi USB port yang menghubungkannya dengan charger ponsel.

Sumber power tersebut diklaim bisa memanaskan serat bagian dalam masker hingga 70 derajat Celcius. Proses disinfeksi masker ini diklaim berlangsung setidaknya sampai 30 menit untuk sepenuhnya membersihkan virus yang menempel.

Panas yang Dihasilkan Bisa Membunuh Virus

"Panas yang dihasilkan, yakni suhu antara 65--70 derajat Celcius, lebih dari cukup untuk membunuh virus," kata Faculty of Materials Science and Engineering Technion University, Yair Ein-Eli.

Para peneliti juga mengklaim bahwa masker tersebut bisa dipanaskan lusinan kali tanpa menyebabkan kerusakan sama sekali.

Pendekatan Lebih Bersahabat

Inovasi ini diharapkan bisa mengatasi kelangkaan masker selama masa pandemi [Corona]. "Dunia medis selalu memanfaatkan barang tak bisa digunakan kembali. Selama pandemi, demi menutup berbagai permintaan, setidaknya kita membutuhkan lima miliar masker," tutur Ein-Eli.

Melihat angka tersebut, di tahun depan, sambung Ein-Eli, dunia akan melihat sampah baru yang ternyata tak bagus secara ekonomi, juga lingkungan.

"Makanya kita harus membuatnya jadi bisa dipakai kembali dan bersahabat. Inilah solusi yang kami tawarkan," katanya.

(Sumber: Citizen6 Liputan6.com/Asnida Riani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya