Menahan Tangis, Dokter Pribadi Maradona : Tidak Ada yang Saya Sembunyikan

Pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan terhadap kematian legenda sepak bola dunia, Diego Maradona.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 30 Nov 2020, 17:15 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 17:15 WIB
Dokter Leopoldo Luque saat bersama Diego Maradona
Dokter Leopoldo Luque saat bersama Diego Maradona (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Nama Leopoldo Luque tengah menjadi perbincangan hangat di Argentina. Dokter yang awalnya dipercaya menangani legenda sepak bola dunia, Diego Maradona itu tengah dalam penyelidikan polisi.

Tidak tanggung-tanggung, dia dituding melakukan kelalaian yang menyebabkan Si Pemilik Gol Tangah Tuhan itu meninggal dunia, Rabu (25/11/2020). Dosa yang mungkin tidak akan termaafkan oleh para pencinta sepak bola di seluruh dunia. Polisi telah mendatangi kediaman dan kliniknya di Buenos Aires. 

Ketenangan Luque mulai terusik saat putri-putri Maradona, Dalma, Gianinna dan Jana mengungkapkan keprihatinan mereka atas buruknya tindakan medis yang diperoleh ayahnya saat mengalami serangan jantung di Tigre. 

Menurut mereka, pertolongan datang terlambat meski sudah dihubungi berkali-kali. Pengacara Maradona, Matias Morla, juga mengklaim ambulans baru datang satu setengah jam kemudian. Karena itu dia meminta agar dilakukan investigasi atas kematian El Diego.

Pihak kepolisian segera merespons dan melakukan penyelidikan. Sebanyak 30 orang dikirim untuk menggeledah kediaman Luque. Sementara 20 lainnya ditugaskan mengumpulkan bukti di kliniknya.

 

Saksikan video pengakuan dokter Leopoldo Luque di bawah ini

Komentar Luque

Dokter Leopoldo Luque saat bersama Diego Maradona
Dokter Leopoldo Luque tengah dalam penyelidikan atas kematian Diego Maradona (JUAN MABROMATA / AFP)

Pihak bewarjib belum banyak berkomentar. Namun  sebelum penggeledahan pada Minggu pagi, jaksa di San Isidro, dekat Buenos Aires, menyatakan kalau mereka tengah menyelidiki dr Luque.  

Laporan pendahuluan post-mortem menetapkan bahwa penyebab kematian Maradona adalah "edema paru akut dan gagal jantung kronis". Sementara laporan toksologi masih menunggu diajukan.

Luque tentu kaget dengan penyelidikan ini. Dia mengaku tidak menyembunyikan apapun dari kematian Maradona. Sebaliknya, Laque berkata telah berusaha melakukan yang terbaik menolong Maradona. 

"Anda tahu saya bertanggung jawab untuk apa? ujarnya sembari menahan air mata dalam wawancara, Minggu malam setelah penggeledahan dilakukan, seperti dilansir dari thenationalnews.

"Karena telah mencintainya, karena telah merawatnya, karena telah memperpanjang hidupnya, karena telah menjaganya sampai akhir. "Dia (Diego Maradona) seharusnya pergi ke pusat rehabilitasi. Dia tidak mau. Akulah orang yang merawatnya," ujar dr Luque menambahkan.

"Saya bangga atas apa yang sudah saya lakukan. Tidak ada yang saya sembunyikan. Saya siap membantu menegakkan keadilan."

 

Kronologi Meninggalnya Maradona

Pesepak Bola Keluarga Miskin
1. Diego Maradona - Kehidupan Maradona kecil begitu akrab dengan kemiskinan. Sang ayah yang hanya berkerja di pabrik dan menjadi tukang batu membuat Maradona harus menjalani hidup yang cukup keras sejak anak-anak.

Sebelum meninggal Diego Maradona sempat dirawat di rumah sakit sejak awal November, beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya. Mardaona dirawat karena mengeluh mudah lelah.

Tes-tes yang dilakukan di Klinik La Plata mengungkapkan terdapat gumpalan darah pada otak Maradona, yang kemudian membuat ia harus menjalani operasi yang berjalan dengan lancar. 

Maradona memilih melanjutkan perawatan di rumah, yang dilakukannya di wilayah dekat Tigre, bagian utara Buenos Aires. Kondisinya sempat dikabarkan membaik sebelum mengalami serangan jantung, Rabu lalu. Nyawa Maradona tidak tertolong dan dinyatakan meninggal di usia 60 tahun. 

Luque sebenarnya sempat heran melihat perawatan yang dijalani Maradona di rumahnya. Menurutnya tidak ada alat pacu jantung di kediaman Maradona. Begitu juga dengan ambulans yang berjaga. 

Menurut Luque semua peralatan itu bukanlah tanggung jawabnya. Apalagi dia hanyalah dokter ahli bedah syaraf. "Seorang psikiater telah meminta agar selalu ada ambulans di depan rumahnya. Saya tidak tahu siapa yang bertanggung jawab atas fakta bahwa tidak ada ambulans," kata Luque.

Luque juga bercerita, kalau Diego Maradona hanya ingin sendiri saat menjalani perawatan. Dia tidak ingin ditemani putri maupun anggota keluarga lainnya, tapi bukan karena dia tidak mencintai mereka. 

"Dia pemberani," kata Luque. 

 

Kumpulkan Bukti-Bukti

Belum banyak informasi resmi yang beredar mengenai penyelidikan kepolisian. Namun sumber dari kantor kejaksaan kepada AFP, menyatakan bahwa pemeriksaan juga dilakukan terhadap saksi-saksi, termasuk anggota keluarga dekat Maradona. Menurut salah salah seorang kerabat Maradona yang enggan disebutkan namanya, klinik sebenarnya sudah meminta mantan pemain Napoli itu tetap dirawat di rumah sakit setelah operasi. Namun pihak keluarga memutuskan sebaliknya.  

"Anak perempuannya menandatangani agar dia keluar dari rumah sakit," katanya. 

Sumber lainnya kepada AFP juga mengatakan, kalau belum ada pengaduan resmi yang diajukan.

Sedangkan laporan otopsi awal menetapkan bahwa Maradona meninggal dalam tidurnya pada Rabu siang karena "edema paru-paru akut dan gagal jantung kronis. Kantor kejaksaan sedang menunggu hasil uji toksikologi terhadap tubuh Maradona. Sementara tiga jaksa yang ditugaskan menangani kasus ini telah meminta catatan medisnya, serta rekaman, dari kamera keamanan lingkungan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya