Liputan6.com, Jakarta - Ballon d'Or dianggap sebagai puncak keunggulan individu dalam sepak bola. Setiap pemain kelas dunia di planet ini bermimpi untuk menambahkannya ke lemari trofi mereka
Dibuat pada 1956 silam oleh media olahraga France Football, ide penghargaan Ballon d'Or berawal dari pikiran mantan pesepak bola dan jurnalis Prancis Gabriel Hanot. Dia juga merupakan otak di balik Piala Eropa.
Baca Juga
Pemenang Ballon d'Or dipilih berdasarkan suara dari jurnalis sepak bola. Pelatih dan kapten tim nasional baru diberikan hak untuk memilih setelah 2007.
Advertisement
Pemenang perdana penghargaan tersebut adalah Stanley Matthews saat bermain di Blackpool. Stanley dianggap sebagai salah satu penyerang terbaik sepanjang masa.
Terlepas dari prestise Ballon d'Or, kelayakannya secara eksklusif terbatas pada warga negara Eropa. Hal ini membuat banyak talenta kehilangan penghargaan tersebut.
Sampai pada 1990-an, yang terbukti menjadi era terobosan untuk Ballon d'Or, pemain asing yang bermain di Eropa memenuhi syarat untuk memenangkan penghargaan ini untuk kali pertama pada 1995.
Sebagai hasil dari amandemen terobosan ini, bintang AC Milan George Weah menjadi penerima Ballon d'Or pertama dan sejauh ini hanya penerima dari Afrika pada 1995. Ronaldo dari Inter Milan menjadi penerima penghargaan Amerika Selatan pertama dua tahun kemudian.
Sejauh ini, semua pemenang Ballon d'Or telah mengambil hadiah atas pencapaian mereka di Eropa meski ada perubahan peraturan pada 2007. Aturan itu membuat para pemain yang bermain di seluruh dunia memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan tersebut.
Ballon d'Or sempat digabungkan dengan Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan kemudian dikenal sebagai FIFA Ballon d'Or. Namun, France Football mengakhiri asosiasi dan mengembalikan penghargaan ke nama aslinya.
Selama lebih dari satu dekade, Ballon d'Or didominasi oleh Lionel Messi (6 kemenangan) dan Cristiano Ronaldo (5 kemenangan). Dengan kemenangan 2018 Luka Modric menjadi satu-satunya break dalam dominasi keduanya.
Sejumlah faktor, termasuk kriteria kelayakan, bias voting, dan alasan lainnya sejak Ballon d'Or mulai diperebutkan, menyebabkan beberapa legenda sepak bola tidak pernah memenangkannya. Berikut 5 pesepak bola kelas dunia yang pensiun tanpa memenangkan Ballon d'Or seperti dikutip dari Sportskeeda.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
5. Thierry Henry
Tidak diragukan lagi Thierry Henry adalah salah satu penyerang hebat. Dia telah memenangkan semua trofi, namun tidak pernah mendapatkan Ballon d'Or.
Henry nyaris memenangkannya pada 2003 lalu. Di tengah-tengah musim invincibles, yang merupakan musim paling produktif bersama Arsenal, pemain Prancis itu menjadi runner up dan Ballon d'Or jatuh ke tangan Pavel Nedved.
Pada 2006, Henry berada di urutan ketiga. Dia berada di belakang Gianluigi Buffon dan yang menjadi pemenang Fabio Cannavaro.
Henry juga harus puas menjadi runner-up Pemain Terbaik Dunia FIFA pada dua kesempatan, yakni di 2003 dan 2004. Dia kalah masing-masing dari Zinedine Zidane dan Ronaldinho.
Â
Â
Advertisement
4. Xavi Hernandez
Xavi adalah maestro lini tengah dalam segala hal. Barcelona dan Timnas Spanyol menjadi tim yang sulit dikalahkan di pertengahan 2000-an karena kejeniusannya.
Sayangnya, Xavi juga mencapai puncaknya di era Lionel Messi. Hal ini membuatnya menempati posisi ketiga pada ajang Ballon d'Or pada tiga kesempatan berturut-turut (2009-2011).
Meski demikian, kontribusi Xavi dalam permainan membuatnya menjadi salah satu gelandang terhebat yang memenangkan semua trofi meski kehilangan Ballon d'Or.
Â
Â
3. Raul Gonzalez
Selain menjadi pencetak gol yang produktif, Raul Gonzalez adalah pelayan sangat baik untuk klub masa kecilnya Real Madrid. Dia dengan setia bermain selama 16 tahun untuk Los Blancos.
Raul selalu ingin menempatkan klub di atas dirinya sendiri. Dapat dikatakan dia adalah pemain langka di dunia.
Namun, terlepas dari kemampuan mencetak golnya yang luar biasa untuk Real Madrid, Raul tak pernah memenangkan Ballon d'Or. Secara kontroversial dia kehilangan penghargaan tersebut setelah kalah dari rekan setimnya di masa depan, Michael Owen, pada 2001.
Padahal, pencapaian Raul selama setahun terakhir dipandang jauh lebih unggul dari Owen. Dia meraih trofi Liga Champions, di mana menjadi pencetak gol terbanyak, La Liga Spanyol, dan Piala Super Eropa.
Faktanya, kemenangan Owen dikabarkan sebagai akibat dari politik karena tidak ada pemain Inggris yang memenangkan penghargaan tersebut sejak kemenangan Kevin Keegan pada 1979.
Â
Â
Advertisement
2. Diego Maradona
Diego Maradona akan dikenang karena banyak hal. Terutama untuk dua insiden melawan Inggris di Piala Dunia 1986. Tetapi yang terpenting, dia akan dikenang sebagai salah satu pemain terhebat yang pernah menghiasi lapangan hijau.
Meski bermain di Eropa, terutama untuk Barcelona dan Napoli - di mana Maradona dihormati sebagai Dewa - Ballon d'Or masih menerapkan aturan kebangsaan di masa jayanya. Ini berarti Maradona tidak akan pernah bisa memenangkan penghargaan itu.
Pada saat peraturan itu diubah pada 1995, Maradona sudah melewati masa terbaiknya. Meski begitu, bintang asal Argentina ini memberi kami momen jenius yang tak terhitung jumlahnya di lapangan.
Maradona menunjukkan kinerja fenomenal sepanjang Piala Dunia 1986. Dia tidak hanya mengangkat trofi sebagai kapten, tapi juga memenangkan Bola Emas sebagai pemain terbaik turnamen dan Sepatu Perak.
Warisannya, yang diabadikan oleh penghargaan FIFA Player of the Century - yang ia bagikan dengan Pele, akan terus hidup.
Â
Â
1. Pele
Perdebatan tentang siapa pesepak bola terhebat sepanjang masa akan berkecamuk selama berabad-abad. Tetapi, yang tidak dapat diperdebatkan adalah status Pele sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa.
Prestasi fenomenal bintang Brasil itu adalah tiga trofi Piala Dunia dan mencetak 643 gol untuk Santos.Belum lagi keterampilan menggiring bola, keserbagunaannya di lini depan, keterampilan passing yang visioner, dan kecakapan dengan kedua kakinya.
Pele merupakan pencetak gol terbanyak Brasil sepanjang masa dengan 77 gol. Sayangnya, aturan Ballon d'Or selama karier bermain Pele membuatnya dia tidak pernah memenuhi syarat untuk memenangkan trofi bergengsi ini.
Pele, yang tidak pernah memenangkan penghargaan individu dari FIFA selama karier bermainnya, dianugerahi Ballon d'Or kehormatan pada 2013. Tetapi, rasanya tidak sama.
Namun demikian, pengaruh Pele pada permainan indah ini, ungkapan yang dia ciptakan, tidak akan terhapuskan. Tolok ukur yang dia tetapkan akan dilihat generasi pesepak bola untuk waktu yang sangat lama.
Advertisement