Kematian Diego Maradona, 7 Orang Didakwa Melakukan Pembunuhan Berencana

Salah satu terdakwa adalah dokter Leopoldo Luque yang merawat Diego Maradona.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 20 Mei 2021, 19:45 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2021, 19:33 WIB
Dokter Leopoldo Luque saat bersama Diego Maradona
Dokter Leopoldo Luque saat bersama Diego Maradona (AFP)

Liputan6.com, Buenos Aires - Kasus dugaan pelanggaran hukum yang mengakibatkan meninggalnya Diego Maradona memasuki babak baru. Jaksa penuntut umum Argentina menyeret tujuh orang yang didakwa melakukan pembunuhan berencana.

Termasuk dalam terdakwa adalah ahli bedah saraf Maradona, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, dan psikolog Carlos Diaz. Mereka terancam hukuman delapan hingga 25 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Kantor Kejaksaan Agung San Isidro, yang memimpin penyelidikan, menyebut tuntutan berdasar temuan dewan ahli atas kematian Maradona akibat serangan jantung tahun lalu.

Laporan tersebut menyimpulkan Maradona menerima perawatan medis yang tidak memadai dan dibiarkan menderita sebelum meninggal, hanya beberapa pekan setelah menjalani operasi otak pada pembekuan darah.

"Setelah begitu banyak ketidakadilan, kasus ini menjadi jelas," kata sumber di kantor hukum, kepada AFP.

Para terdakwa dilarang meninggalkan Argentina dan harus hadir sebelum penyelidikan antara 31 Mei-14 Juni.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini


Gugatan Putri

Dokter Leopoldo Luque saat bersama Diego Maradona
Dokter Leopoldo Luque tengah dalam penyelidikan atas kematian Diego Maradona (JUAN MABROMATA / AFP)

Proses hukum tersebut berawal dari pengaduan dua dari lima putri Maradona terhadap Luque, yang disalahkan atas memburuknya kondisi sang ayah setelah operasi otak.

Jaksa yakin kematian Maradona bukanlah akibat malpraktik atau kelalaian dokter. Tim medis yang merawat diduga mengetahui Maradona akan mati, tapi tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.


Tidak Berusaha

Suasana Haru Iringi Pemakaman Diego Maradona
Penggemar berkerumun di samping mobil jenazah legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, dalam perjalanan dari istana kepresidenan Casa Rosada ke pemakaman, Kamis (26/11/2020) waktu setempat. Diego Maradona meninggal karena serangan jantung pada usia 60 tahun. (AFP/Raul Fferrari/ TELAM)

Jaksa mendapat bukti berupa serangkaian pesan dan rekaman suara yang menunjukkan tim medis mengetahui Maradona mengonsumsi alkohol, obat, dan ganja dalam beberapa bulan terakhir dalam hidupnya.

Dalam kesimpulan laporan itu, dewan medis juga mengatakan tim perawat mengabaikan tanda-tanda risiko hidup Maradona.


Sengketa Warisan

Air Mata Penggemar Lepas Kepergian Diego Maradona
Para penggemar menunggu di luar kapel pemakaman legenda sepak bola Diego Maradona di Casa Rosada di Buenos Aires, ibu kota Argentina, pada 26 November 2020. Maradona meninggal dunia dalam usia 60 tahun pada Rabu (25/11) karena serangan jantung. (Xinhua/Martin Zabala)

Tuduhan atas kematian Maradona terjadi bersamaan dengan kasus lain perihal warisan. Sengketa ini melibatkan lima anaknya, saudara laki-lakinya, dan Matias Morla, mantan pengacaranya.

Maradona adalah idola bagi jutaan orang Argentina setelah menginspirasi negara Amerika Selatan itu menjuarai Piala Dunia 1986. Dia meninggal pada November 2020.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya