Liputan6.com, Tuvulia- Yamaha berhasil mengakhiri paceklik gelar usai meraih gelar juara MotoGP bersama Fabio Quartararo. Ini menjadi gelar pertama Yamaha sejak 2016 yang selalu didominasi Marc Marc Marquez dengan Repsol Honda.
Menurut Valentino Rossi, motor Yamaha M1 langsung menurun performanya sejak MotoGP menerapkan aturan memakai peranti elektronik atau ECU satu merek. Kontestan MotoGP tak boleh lagi menggunakan ECU pilihan sendiri tapi hanya merek Magneti Marelli.
Meski saat itu terjadi perubahan ban dari Bridgestone ke Michellin, tapi perubahan ECU disebut Rossi paling merusak performa yamaha. ECU satu merek membuat mekanik Yamaha harus menyiapkan strategi khusus di setiap balapan.
Advertisement
"Motor kami fantastis selama menggunakan ECU dari Yamaha," kata Rossi seperti dikutip crash.
Yamaha finis satu dua di MotoGP 2015. Namun setelah itu Yamaha tak pernah juara hingga Fabio Quartararo pecahkan masa paceklik juara MotoGP.
Â
Ketinggalan
Â
Rossi mengatakan, Yamaha ketinggalan dibandingkan Ducati dan Honda dalam adaptasi dengan ECU satu merek. Ducati dan Honda disebutnya langsung merekrut staf dari Magneti Marelli untuk memaksimalkan ECU.
Yamaha memilih untuk memakai teknisi sendiri untuk mengerti ECU Magneti Marelli.
"M1 itu proyek dari Jepang. Seluruh teknisi dari Jepang. Buat saya, kami selalu kesulitan untuk maksimalkan Magneti Marelli. Motor terus menurun sejak kami ganti ECU," ujarnya.
Â
Advertisement
Masih Masalah
Â
Meski juara, Rossi tetap menilai Yamaha masih punya masalah dengan ECU. Itu bisa terlihat saat balapan di sirkuit kering di Misano.
"Pabrikan lain punya pendekatan berbeda, seperti Formula 1. Mereka terbuka dan boyong teknisi Magneti Marelli dari Italia," ujarnya.