Liputan6.com, Jakarta Wonderkid asal Inggris Bukayo Saka kabarnya enggan memperpanjang masa tinggalnya bersama Arsenal, kecuali jika The Gunners menyertakan klausul pelepasan dalam kontrak anyarnya di Emirates.
Dilansir dari Metro, Saka mampu tampil gemilang di bawah asuhan Mikel Arteta musim ini. Hal itu membuat The Gunners tertarik mengikat pemain berusia 20 tahun tersebut dengan kesepakatan jangka panjang baru.
Kontrak Bukayo Saka sejatinya masih berlangsung hingga Juni 2024 mendatang. Kendati demikian, Arsenal sudah ingin melakukan pembicaraan formal mengenai masa depan Saka dengan sang agen pada akhir musim.
Advertisement
Sayangnya, upaya The Gunners untuk mempertahankan pemain bintangnya kemungkinan bakal menemui jalan terjal. Bukayo Saka ingin mengji kemampuan dengan bermain Liga Champions.
Sementara itu, peluang Arsenal lolos ke kompetisi elit Eropa nyaris tertutup setelah menuai dua kekalahan beruntun dari Tottenham Hotspur dan Newcastle United di Liga Inggris.
Laporan Daily Mail mengeklaim Saka hingga kini senang berada di Arsenal. Ia pun memiliki hubungan baik dengan bos The Gunners Mikel Arteta.
Walau begitu, sang pemain internasional Inggris tak mau memasang komitmen baru tanpa mempersiapkan strategi untuk keluar. Hal inilah yang nampaknya mendorong Saka untuk meminta klausul pelepasan dalam kontrak barunya bersama Arsenal.
Klausul pelepasan tergolong sebagai hal yang jarang ditemukan dalam sistem sepak bola Inggris. Seperti klub-klub lain, Arsenal pun biasanya tak menyertakan hal semacam itu dalam kontrak para penggawa The Gunners.
Akan tetapi, situasi Saka membuat klub asuhan Mikel Arteta perlu menerapkan pengecualian. Mereka mungkin terpaksa harus menyertakan klausul pelepasan jika ingin mengikat Bukayo Saka dengan kesepakatan baru.
Nyaris Lolos
Arsenal sebenarnya nyaris lolos ke Liga Champions musim depan. Harapannya buyar usai Alexandre Lacazette dan kawan-kawan dihajar dua kali berturut-turut dalam laga lanjutan Liga Inggris beberapa waktu lalu.
Arsenal kalah 0–3 dari rivalnya Tottenham Hotspur pada Jumat (13/5/2022). The Lilywhites berhasil merebut poin penuh berkat gol dari Harry Kane di menit ke-22 dan 37, serta lesakan Son Heung-min pasca turun minum.
Skuad asuhan Mikel Arteta kembali menuai hasil negatif kala berhadapan dengan Newcastle United pada Selasa (17/5/2022). Pasukan Meriam London takluk dengan 0–2 akibat gol bunuh diri Ben White di menit ke-55 dan aksi Bruno Guimaraes di menit ke-85.
Arsenal selanjutnya bakal menghadapi pertandingan terakhir kontra Everton yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (22/5/2022) malam WIB. Meski meraih kemenangan di laga tersebut, Arsenal masih harus menunggu hasil pertandingan Tottenham dengan Norwich City.
The Gunners hanya bisa berharap The Lilywhites kalah dari lawannya, jika ingin merebut tempat di peringkat empat besar klasemen akhir Liga Inggris musim ini.
Advertisement
Kecewa
Manajer Arsenal Mikel Arteta sempat mengutarakan kekecewaannya akibat performa The Gunners, usai takluk dari Newcastle United pada Selasa (17/5/2022). Pelatih asal Spanyol itu menyebut Arsenal tidak memiliki level yang dibutuhkan untuk bermain di Liga Champions.
“Sangat mengecewakan bahwa Newcastle 10 kali lipat lebih baik dibanding kami. Kinerja (Arsenal) tidak mendekati level yang kami butuhkan jika ingin bermain di Liga Champions,” ujar Arteta kepada Sky Sports kala itu.
“Saya sangat kecewa. Ini sangat menyakitkan. Itu (posisi empat besar) ada di tangan kami, dan hari ini hal itu bukan lagi di tangan kami. Kami harus mengalahkan Everton dan menunggu Norwich mengalahkan Spurs. Selalu ada peluang kecil dalam sepak bola,” sambungnya.
Arteta tak menampik bahwa Newcastle memang tampil lebih baik ketimbang anak-anak asuhnya di laga pekan ke-37 Liga Inggris. Pelatih berusia 40 tahun ini juga menilai The Magpies layak memenangkan pertandingan tersebut.
“Newcastle pantas memenangkan laga dan (mereka) jauh lebih baik dibanding kami. Kami tidak memiliki apa-apa dalam permainan. Mereka jauh lebih baik di setiap bagian, (sementara) kami buruk dengan bola,” ungkap Arteta.
“Banyak hal yang terjadi selama pertandingan, seperti pergantian pemain karena cedera. Akan tetapi, itu bukan alasan karena mereka (memang) jauh lebih baik dari kami,” sambung manajer yang pernah menjadi penggawa Arsenal itu.