Liputan6.com, Jakarta Wales menjadi tim terakhir untuk Group Stage B Piala Dunia 2022, setelah Gareth Bale cs mengalahkan Ukraina di babak playoff dengan skor 1-0. Hasil ini, membuat Wales masuk ke Piala Dunia 2022.
Sebelumnya ada Inggris, Amerika Serikat, hingga Iran yang sudah terlebih dahulu berada di Grup B pada Piala Dunia kali ini. Jika melihat skuat serta sejarah, Inggris boleh dibilang paling dominan diantara tiga negara lainnya.Â
Inggris datagn ke Qatar dengan penuh ambisi. Sejak dipegang Gareth Southgate, Inggris memang memilki grafik yang menanjak. Mulai menjadi semifinalis Piala Dunia 2018 di Rusia. Hingga menjadi finalis di Piala Eropa 2022, setelah dikalahkan Italia di final.
Advertisement
Wajar jika Inggris diprediksi bisa menjadi juara kali ini. Belum lagi skuat dari timnas Inggris kali ini begitu mentereng, sebut saja nama-nama semisal Harry Kane, Marcus Rashford, Jordan Sancho, Bukayo Saka, Raheem Sterling ataupun Phil Foden. Mereka semua menjadi andalan tim mereka masing dengan posisi utama tentunya.
Belum lagi, legendan timnas Inggris, David Beckham mengatakan gelaran Piala Dunia di musim dingin akan menguntungkan bagi Timnas Inggris. Pengalamannya, saat memperkuat Inggris di Piala Dunia yang berlangsung musim panas, para pemain tidak dalam kondisi fisk yang prima.
Pasalnya, pada Piala Dunia sebelum-sebelumnya yang digelar usai kompetisi antraklub, para pemain kelelahan usai berkompetisi satu musim penuh.
"Untuk tim kami, saya merasa [Piala Dunia di musim dingin] adalah peluang besar," kata Beckham, dilansir Sky Sports.
"Kami tidak pernah menggunakan [kelelahan] sebagai alasan. Tapi sejujurnya, kami sampai di akhir musim yang melelahkan di Liga Premier, liga terberat di dunia, dan Anda lelah ingin istirahat, Anda tidak punya waktu untuk pulih dari musim yang sulit," sambungnya.
Dengan komentar seperti itu, tentu banyak pihak menggunggulkan Inggris dapat lolos dengan mudah dari grup ini. Lawan yang sulit bagi Inggris sepertinya hanya Amerika Serikat yang menjadi lawan tersulit.
Terakhir kali kedua tim bertemu adalah saat Piala Dunia di Afrika Selatan pada 2010 silam. Saat ini, pertandingan berakhir imbang 1-1, dalam pertandingan tersebut terdapat satu blunder dari penjaga gawang timnas Inggris, Robert Green.
Bagaimana dengan Wales? Wales merupakan saudara serumpun atas Inggris Raya pasti mengetahui kelemahan dari anak asuh Southgate. Untuk Iran, dengan semangat juang bukan tidak mungkin mereka dapat menyulitkan Inggris.
Berkaca dari peluang di grup ini, hanya Inggris yang di atas kertas mungkin bisa lolos dari grup. Namun AS, Iran, dan Wales mempunyai peluang yang sama untuk saling adu jotos berebut tiket lolos.
Yang jelas, terlepas dari hasilnya, paling tidak bumbu-bumbu sedap yang datang dari sejarah dan politik mampu menjadi warna-warni tersendiri yang menyertai persaingan sengit Grup B ini.
Â
Wales Diganggu Masalah Internal
Timnas Wales mempunyai capaian tersendiri yang akan selalu dikenang publik negaranya. Ini adalah kali kedua The Dragons lolos ke Piala Dunia sejak 64 tahun silam. Di mana Wales terakhir kali tampil di Piala Dunia pada tahun 1958. Ketika itu, mereka mampu melaju hingga babak perempat final.
Wales lolos ke Qatar tahun ini merupakan prestasi luar biasa, mengingat keadaan sepakbola Wales sempat mengalami krisis kecil pada 2021. Legenda Manchester United, Ryan Giggs, yang menggantikan Chris Coleman pada 2018 sebagai pelatih, diskors setelah didakwa melakukan pelanggaran terkait kekerasan dalam rumah tangga.
Tapi setelah Wales lolos, Ryan Giggs mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai manajer tim nasional Wales. Keputusan mantan bintang MU ini, dilaporkan sudah diterima FA Wales.
"Setelah banyak pertimbangan, saya memutuskan mundur dari jabatan saya sebagai manajer timnas putra Wales yang berlaku sejak pengumuman ini," kata Ryan Giggs.
Menurut Giggs dirinya merasa terhormat dan mendapat hak istimewa bisa melatih negaranya. Namun, alangkah baiknya jika FA Wales, staf pelatih, dan para pemain bisa mempersiapkan untuk Piala Dunia 2022 bisa dilakukan dengan kepastian, klarifikasi dan tanpa spekulasi terkait dengan posisi pelatihnya.
"Tak ada yang bisa disalahkan atas tertangguhkannya penyelesaian kasus saya. Saya tidak ingin persiapan tim untuk Piala Dunia terpengaruh, tidak stabil, atau terancam oleh perhatian yang tersedot di kasus itu," ujarnya menambahkan.
Seperti diketahui, Ryan Giggs masih menjalani proses persidangan kasus perilaku pemaksaan dan serangan terhadap mantan kekasihnya dan adik perempuan tersebut.
Advertisement
USA vs Iran, dari Politik ke Sepakbola
Grup ini mempertemukan Iran dan Amerika Serikat. Dua negara yang notabene secara hubungan politik selalu mengalami kerenggangan. Hubungan politik yang renggang antara Iran dan Amerika sudah terjadi dalam kurun waktu 40 tahun lebih.
Tentunya tak terhitung berapa banyak konflik antar dua negara tersebut sejak revolusi Iran yang menggulingkan presiden Shah Reza Pahlevi yang dianggap sebagai boneka Amerika pada 1979.
Hasil undian yang mempertemukan keduanya di Grup B Piala Dunia Qatar 2022 ini seakan mengingatkan pada cerita di Piala Dunia Prancis 1998. Pertandingan itu diwarnai dengan kejadian negosiasi berulang kali terkait urusan jabat tangan sebelum pertandingan. Pasalnya, Iran secara regulasi harus menyalami pemain Amerika Serikat ketika itu sebelum kickoff.
Akan tetapi regulasi tersebut ditentang oleh pemimpin tertinggi Iran, Khomeini, yang kala itu memerintahkan agar pemain Iran tidak menyalami pemain Amerika.
Hingga pada akhirnya, pertandingan itu pun berakhir dengan skor 2-1 untuk Iran. Kekalahan AS itu membuat AS tersingkir.
Bagi Amerika Serikat, ini akan menjadi yang ke-11 mereka tampil di panggung Piala Dunia. Tim besutan Gregg Berhalter, kali ini datang ke Qatar dengan sejumlah bakat-bakat muda yang cukup untuk bersaing lolos dari grup B sebut saja Christian Pulisic, Gio Reyna, Weston McKennie, serta Serginho Dest patut menjadi ancaman tim-tim lain di grup ini.
Sedangkan bagi Iran, ini adalah putaran final Piala Dunia ketiganya secara berturut-turut sejak 2014. Tim asuhan pelatih asal kroasia, Dragan Skocic ini, lolos ke babak final 2022 dengan penuh percaya diri, menang 8 kali, seri 1 kali dan kalah 1 kali di babak kualifikasi zona Asia.
Krisis Timnas Inggris
Timnas Inggris dalam kondisi yang mengkhawatirkan jelang Piala Dunia 2022. Inggris gagal meraih kemenangan dalam empat laga EUFA Nations League A 2022/2023. Menelan dua kekalahan dari Hungaria kemudian bermain imbang melawan Jerman dan Italia.
Atas hasil buruk itu, Inggris kini berada di dasar klasemen dengan poin dua. Harry Kane dan kolega juga terancam terdegradasi ke Liga B.
Situasi ini menimbulkan keraguan dari suporter Inggris terhadap Southgate. Apalagi, yang tak bisa diterima pendukung, adalah kekalahan empat gol tanpa balas dari Hungaria. Itu merupakan kekalahan kandang terburuk Inggris dalam 94 tahun.
Posisi Southgate pun digoyang. Daripada terlambat, Inggris lebih baik mencari manajer baru untuk tampil di Piala Dunia 2022.
Advertisement
Jadwal Penyisihan Group Stage B Piala Dunia 2022
Senin, 21 November 2022
20.00 WIB: Inggris vs Iran
Selasa, 22 November 2022
02:00 WIB: Amerika Serikat vs Timnas Wales
Jumat, 25 November 2022
17:00 WIB: Inggris vs Amerika Serikat
Sabtu, 23 November 2022
02:00 WIB: Timnas Wales vs Iran
Rabu, 30 November 2022
02:00 WIB: Timnas Wales vs Inggris
02:00 WIB: Iran vs Amerika Serikat