Liputan6.com, Jakarta- Juventus dan pelatih Massimiliano Allegri kembali disentil mantan pemain. Setelah Matthijs de Ligt, kini giliran gelandang Denis Zakaria yang mengaku senang bisa cabut dari Turin karena tak cocok dengan gaya main I Bianconeri yang terlalu bertahan.
Zakaria secara mengejutkan dilepas Juventus di akhir bursa transfer musim panas 2022. Pemain asal Swiss itu dipinjamkan ke Chelsea selama semusim dengan opsi kepemilikan permanen.
Baca Juga
Padahal Zakaria baru setengah musim memperkuat Juventus setelah didatangkan dari klub Jerman Borussia Moenchengladbach pada bursa transfer Januari 2022 senilai 8,6 juta euro.
Advertisement
Denis Zakaria tak masalah langsung dibuang Juventus ke Chelsea selang enam bulan setelah dibeli. Dia mengaku merasa lebih senang bermain di Liga Inggris ketimbang terus menetap di Turin.
“Semuanya terjadi dengan sangat cepat. Saya tidak tahu kemungkinan pindah ke Chelsea sampai enam jam sebelum akhir jendela transfer. Saya mendengar itu dari agen saya, tetapi pada akhirnya itu adalah Chelsea. Saya pikir saya akan lebih bahagia di Inggris daripada di Turin," tutur Zakaria seperti dikutip dari Football Italia, Rabu (21/9/2022).
Sudah Kuno
Zakaria bermain 15 kali untuk Juventus dengan membuat satu gol dan satu assist. Zakaria merasa permainannya tak berkembang di Juventus. Dia menyoroti gaya main Juventus di era Allegri yang sangat bertahan dan sudah kuno.
“Sulit untuk mengatakan apa yang salah, mungkin gaya sepak bola (Juventus di bawah asuhan Allegri) tidak cocok untuk saya. Tim bermain sangat dalam (bertahan), jadi saya tidak punya banyak ruang. Saya adalah pemain yang membutuhkan banyak ruang untuk berlari. Mungkin lebih cocok untukku di Inggris," tutur Zakaria.
Ditinggal Zakaria, Juventus semakin hancur. Mereka cuma menang dua kali dalam sembilan laga di awal musim 2022/2023. Posisi Allegri pun mulai digoyang. Fans Juventus ingin Allegri dipecat.
Advertisement
Salah Asuh
Zakaria sendiri kaget dengan keterpurukan Juventus. Menurutnya Juve punya materi bagus untuk bisa bersaing memperebutkan gelar juara. Hanya saja salah asuh membuat Juventus jadi terpuruk.
“Allegri adalah orang yang baik, saya bisa mengatakan itu dengan pasti. Mungkin tim tidak bermain dengan baik, yang memalukan, karena dengan bakat di skuad itu, mereka bisa melakukan jauh lebih baik. Mereka seharusnya berada di puncak klasemen dan menang 3-0 di setiap laga," tegas Zakaria.
Sebelum Zakaria, De Ligt juga menyentil Juventus dan Allegri. Pindah ke Munchen, De Ligt mengaku senang karena permainannya bisa semakin berkembang ketimbang bertahan di Juventus. Contoh kecilnya adalah sesi latihan.
De Ligt
De Ligt menilai sesi latihan di Munchen jauh lebih intens dibanding saat bersama Juventus. Kemudian pemain yang harus dihadapi saat sesi latihan juga jauh lebih berkualitas karena skuad Munchen yang mewah.
“Saya bermain dalam latihan melawan beberapa striker terbaik di dunia. Awalnya agak sulit, tetapi hari demi hari, Anda belajar dan meningkat. Ini sangat penting bagi saya. Kedua rezim pelatihan itu sulit, tetapi di Italia ini lebih tentang taktik dan sistem, lebih sedikit intensitas dan di atas semua itu lebih sedikit sprint," kata De Ligt.
“Saya sedikit kesulitan di awal karena saya tidak terbiasa dengan tingkat intensitas latihan di Bayern, tetapi sekarang saya dalam kondisi yang baik," lanjut De Ligt seperti dilansir Football Italia.
Advertisement