Terjadi Lagi, Mantan Pemain Ungkap Bobrok Juventus dan Massimiliano Allegri

Mantan pemain Juventus menilai gaya main Allegri bersama Juventus tak cocok karena terlalu bertahan.

oleh Thomas diperbarui 21 Sep 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 12:00 WIB
Juventus Akhiri  Musim Dengan Kekalahan Lawan Fiorentina
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri menginstruksikan para pemainnya saat bertanding melawan Fiorentina selama pertandingan lanjutan Liga Serie A Italia di Florence, Italia, Minggu (22/5/2022). Fiorentina menang atas Juventus dengan skor 2-0. (Alfredo Falcone/LaPresse via AP)

Liputan6.com, Jakarta- Juventus dan pelatih Massimiliano Allegri kembali disentil mantan pemain. Setelah Matthijs de Ligt, kini giliran gelandang Denis Zakaria yang mengaku senang bisa cabut dari Turin karena tak cocok dengan gaya main I Bianconeri yang terlalu bertahan.

Zakaria secara mengejutkan dilepas Juventus di akhir bursa transfer musim panas 2022. Pemain asal Swiss itu dipinjamkan ke Chelsea selama semusim dengan opsi kepemilikan permanen.

Padahal Zakaria baru setengah musim memperkuat Juventus setelah didatangkan dari klub Jerman Borussia Moenchengladbach pada bursa transfer Januari 2022 senilai 8,6 juta euro.

Denis Zakaria tak masalah langsung dibuang Juventus ke Chelsea selang enam bulan setelah dibeli. Dia mengaku merasa lebih senang bermain di Liga Inggris ketimbang terus menetap di Turin.

“Semuanya terjadi dengan sangat cepat. Saya tidak tahu kemungkinan pindah ke Chelsea sampai enam jam sebelum akhir jendela transfer. Saya mendengar itu dari agen saya, tetapi pada akhirnya itu adalah Chelsea. Saya pikir saya akan lebih bahagia di Inggris daripada di Turin," tutur Zakaria seperti dikutip dari Football Italia, Rabu (21/9/2022).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sudah Kuno

Foto: Dusan Vlahovic dan Sederet Pemain yang Mencetak Gol pada Laga Debutnya di Liga Italia Musim Ini
Rekan Vlahovic, Denis Zakaria yang sama-sama didatangkan pada bursa transfer Januari 2022 dari Monchengladbach, juga berhasil mencetak gol di laga debutnya. Ia langsung diturunkan sebagai starter dan sukses mencetak gol kedua saat mengalahkan Hellas Verona dengan skor 4-0. (AFP/Isabella Bonotto)

Zakaria bermain 15 kali untuk Juventus dengan membuat satu gol dan satu assist. Zakaria merasa permainannya tak berkembang di Juventus. Dia menyoroti gaya main Juventus di era Allegri yang sangat bertahan dan sudah kuno.

“Sulit untuk mengatakan apa yang salah, mungkin gaya sepak bola (Juventus di bawah asuhan Allegri) tidak cocok untuk saya. Tim bermain sangat dalam (bertahan), jadi saya tidak punya banyak ruang. Saya adalah pemain yang membutuhkan banyak ruang untuk berlari. Mungkin lebih cocok untukku di Inggris," tutur Zakaria.

Ditinggal Zakaria, Juventus semakin hancur. Mereka cuma menang dua kali dalam sembilan laga di awal musim 2022/2023. Posisi Allegri pun mulai digoyang. Fans Juventus ingin Allegri dipecat.


Salah Asuh

Zakaria sendiri kaget dengan keterpurukan Juventus. Menurutnya Juve punya materi bagus untuk bisa bersaing memperebutkan gelar juara. Hanya saja salah asuh membuat Juventus jadi terpuruk.

“Allegri adalah orang yang baik, saya bisa mengatakan itu dengan pasti. Mungkin tim tidak bermain dengan baik, yang memalukan, karena dengan bakat di skuad itu, mereka bisa melakukan jauh lebih baik. Mereka seharusnya berada di puncak klasemen dan menang 3-0 di setiap laga," tegas Zakaria.

Sebelum Zakaria, De Ligt juga menyentil Juventus dan Allegri. Pindah ke Munchen, De Ligt mengaku senang karena permainannya bisa semakin berkembang ketimbang bertahan di Juventus. Contoh kecilnya adalah sesi latihan.


De Ligt

Foto: Deretan Pelatih Top Eropa yang Diberikan Kartu Sakti oleh Wasit di Pekan Ini
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri tampak tak senang usai timnya bermain imbang 1-1 melawan Fiorentina. Dalam pertandingan tersebut ia mendapatkan kartu kuning dari wasit pada menit ke-54. (AFP/Vicenzo Pinto)

De Ligt menilai sesi latihan di Munchen jauh lebih intens dibanding saat bersama Juventus. Kemudian pemain yang harus dihadapi saat sesi latihan juga jauh lebih berkualitas karena skuad Munchen yang mewah.

“Saya bermain dalam latihan melawan beberapa striker terbaik di dunia. Awalnya agak sulit, tetapi hari demi hari, Anda belajar dan meningkat. Ini sangat penting bagi saya. Kedua rezim pelatihan itu sulit, tetapi di Italia ini lebih tentang taktik dan sistem, lebih sedikit intensitas dan di atas semua itu lebih sedikit sprint," kata De Ligt.

“Saya sedikit kesulitan di awal karena saya tidak terbiasa dengan tingkat intensitas latihan di Bayern, tetapi sekarang saya dalam kondisi yang baik," lanjut De Ligt seperti dilansir Football Italia.


Klasemen

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya