Liputan6.com, Jakarta- PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunjukkan kepeduliannya terhadap korban Tragedi Kanjuruhan. Setelah beberapa saat yang lalu memberikan santunan kepada beberapa keluarga korban meninggal dunia, kali ini bantuan serupa juga diberikan kepada beberapa korban luka berat yang menjalani proses pemulihan.
Bantuan sosial diberikan kepada beberapa korban luka berat Tragedi Kanjuruhan yang masih menjalani perawatan tersebut dilaksanakan pada 26-27 Oktober 2022 di Malang, Jawa Timur.
Beberapa korban luka berat yang menerima bantuan itu ditemui secara langsung oleh tim dari LIB. Untuk melakukan kegiatan sosial tersebut, tim dari PT LIB terlebih dahulu sudah melakukan komunikasi dengan tim crisis centre Arema FC.
Advertisement
Pada Rabu (26/10/2022) dilakukan pemberian santunan kepada beberapa korban luka berat yang berada di kawasan kota Malang. Sehari berikutnya, diberikan bantuan sosial kepada beberapa korban yang berada di wilayah kabupaten Malang.
“Kegiatan ini bagian dari kepedulian dan tanggung jawab kami kepada para korban luka berat yang masih dalam perawatan. Semoga rekan-rekan kita semua segera diberikan kesembuhan dan kembali bisa beraktivitas seperti sedia kala,” jelas Hanif Marjuni, media and public relation manager PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam keterangan tertulis.
Bersyukur
“Saya ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada LIB atas santunannya kepada anak saya sebagai korban kanjuruhan,” jelas Gaguk Irwanto (49) orang tua dari salah satu korban Kanjuruhan yang mengalami luka di kepala dan patah tulang.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Semoga Tuhan membalas kebaikan dari PT LIB,” tambah Dewi Fitria (38), ibu dari salah satu korban yang mengalami patah tulang kaki.
Advertisement
Tragedi Terburuk
Tragedi Kanjuruhan menjadi kasus paling memilukan dalam sejarah sepak bola Indonesia. 134 nyawa melayang usai menyaksikan pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Insiden terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu sesaat setelah Persebaya memenangkan pertandingan. Diawali segelintir oknum Aremania yang masuk ke lapangan sehingga dihalau petugas keamanan yang kemudian berbuntut kericuhan.
Gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan justru menimbulkan kepanikan di tribun penonton. Para suporter berdesakkan berusaha keluar dari Stadion Kanjuruhan scepatnya sehingga hal buruk akhirnya terjadi.