Liputan6.com, Jakarta - Membela negara menjadi kehormatan terbesar bagi atlet, tidak terkecuali para pesepak bola. Selain mewakili tanah kelahiran, mereka juga berkesempatan mengharumkan bangsa dengan meraih prestasi.
Sebagian kecil beruntung karena kerap dipercaya. Namun, bisa dipastikan mereka yang tidak mendapat kesempatan serupa jumlahnya lebih besar.
Ketatnya persaingan jadi salah satu alasan. Para atlet harus bersaing melawan kompatriot memperebutkan tempat yang sedikit.
Advertisement
Ian Callaghan sempat merasakan pengalaman emas itu hilang dari genggaman. Bagaimana tidak, dia harus menunggu lebih dari satu dekade sebelum kembali memperkuat Timnas Inggris.
Callaghan pertama kali membela The Three Lions pada persahabatan melawan Finlandia, 26 Juni 1966. Kinerja tersebut cukup bagi Alf Ramsey untuk memasukkannya dalam skuat Piala Dunia. Dia pun turun di laga ketiga fase grup kontra Prancis, 20 Juli 1966.
Setelah menjajal pada tiga partai di putaran awal, Ramsey akhirnya memutuskan tidak memakai pemain sayap. Callaghan pun tidak lagi mendapat tempat di tim utama.
Status cadangan dirasakannya selama Ramsey berkuasa hingga 1974. Callaghan bahkan tetap tersisih meski kursi pelatih kini diduduki Don Revie.
Callaghan mulai menyerah. Apalagi usianya sudah memasuki kepala tiga. Namun, yang disangka justru tiba. Suksesor Revie, Ron Greenwood memanggilnya untuk laga persahabatan melawan Swiss pada 7 September 1977.
Dia tercatat sudah menunggu 11 tahun 49 hari sampai akhirnya mengenakan kembali seragam putih Inggris. Saat itu Callaghan sudah berusia 35 tahun. Dia lalu tampil sekali lagi menghadapi Luksemburg di kualifikasi Piala Dunia 1978, 12 Oktober 1977.
Pengalaman miris Callaghan berbanding terbalik dengan performanya di level klub. Dia merupakan bagian penting skuat Liverpool yang meraup berbagai prestasi, di antaranya lima gelar liga, dua titel Piala Champions, serta dua mahkota Piala UEFA.
Vasilis Hatzipanagis
Penantian Callaghan sudah panjang. Namun, catatan itu tidak ada apa-apanya di rekor dunia. Vasilis Hatzipanagis mesti menunggu lebih lama lagi.
Dia tampil pertama kali bagi Yunani melawan Polandia, 6 Mei 1976. Namun, partisipasinya langsung disorot. Pasalnya, Hatzipanagis pernah membela Uni Soviet di level junior.
Hatzipanagis lahir di Tashkent dari pengungsi. FIFA pun melarangnya membela Yunani lagi.
FIFA akhirnya mencabut peraturan yang membatasi pemain membela tim nasional pada 1999. Sebagai tanda penghormatan, Yunani memanggil Hatzipanagis untuk uji coba kontra Ghana, 14 Desember 1999.
Advertisement
Menunggu 23 Tahun
Saat itu Hatzipanagis berusia 45 tahun dan sudah lama gantung sepatu. Namun dia akhirnya bermain dan mengoleksi caps keduanya, 23 tahun setelah melakoni debut.
Apresiasi terhadap Hatzipanagis layak dimengerti. Dia disebut memiliki teknik tinggi. Sayang, talentanya tidak terlihat di pentas internasional karena larangan FIFA. Hatzipanagis juga cuma bermain di panggung domestik, mayoritas bersama Iraklis.
"Saya menyesal tidak bisa membela Yunani di banyak laga. Saya juga ingin karier di luar negeri, di kompetisi yang kualitasnya lebih tinggi dan menikmati sepak bola di level tersebut," ucap Hatzipanagis dilansir situs resmi UEFA.