Liputan6.com, Jakarta Kongres Biasa PSSI 2023 resmi digelar pada Minggu (15/1/2023) di Hotel Sultan,Jakarta. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengeklaim kongres ini merupakan bentuk respons federasi atas rekomendasi TGIPF pasca pecahnya Tragedi Kanjuruhan pada Oktober silam.
Seperti diketahui, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) memang sempat menyerahkan kesimpulan dan hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Joko Widodo.
Baca Juga
Dalam keterangannya kala itu, Ketua Umum TGIPF Mahfud Md menyebut pengurus PSSI dan sub-sub organisasinya perlu bertanggung jawab atas insiden yang terjadi selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Advertisement
PSSI pun menjawab rekomendasi ini dengan mempercepat pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB). Adapun Kongres Biasa kali ini memiliki agenda penting yakni mengesahkan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) jelang dihelatnya KLB pada Februari mendatang.
"Kongres Biasa PSSI ini kita lakukan tiap tahun, di mana kita memaparkan program kerja atau pencapaian hasil maupun laporan keuangan. Namun, hari ini ada yang luar biasa karena kita akan membentuk atau menetapkan Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan," ujarnya saat memberi sambutan pembuka dalam KB yang dihelat di Hotel Sultan pada Minggu (15/1/2023).
"Perbedaan kongres ini muncul sebagai respons atas Tragedi Kanjuruhan, di mana tentunya kita semua dan saya sebagai Ketua Umum serta secara pribadi sangat terpuk, berduka, atas kejadian yang menewaskan ratusan saudara kita," katanya lagi.
"Kita sepakat agar ke depan tidak ada lagi kejadian yg memakan korban nyawa. Mari kita jadikan sepak bola sebagai olahraga pemersatu dan menyenangkan, bukan jadi tempat yang mengerikan dan menakutkan," tandas sosok yang akrab disapa Iwan Bule tersebut.
Sikap Terbuka
Lebih lanjut, Iriawan menegaskan bahwa Kongres Biasa 2023 juga menjadi bukti keterbukaan PSSI terhadap usulan dari berbagai pihak. Menurutnya, seluruh saran dan usulan yang masuk berperan penting dalam upaya memajukan sepak bola Tanah Air.
"Kongres ini sesungguhnya (merupakan) respon kita PSSI, respon positif atas semua saran dan rekomendasi dari semua pihak khususnya TGIPF," tutur Iwan Bule.
"Meski kita di awal sempat ada dinamika, kami percaya semua masukan itu bermuara pada niat membuat sepak bola kita lebih maju. Dengan demikian, kongres ini menunjukkan pada kita semua bahwa PSSI terbuka untuk kemajuan sepak bola indonesia yang kita cintai," ujarnya lagi.
Advertisement
Hari Peringatan
Tak hanya mengadakan KB dan KLB, Iwan Bule menyatakan pihaknya juga memberi usulan untuk meliburkan aktivitas sepak bola tiap tanggal 1 Oktober, sebagai bentuk peringatan terhadap Tragedi Kanjuruhan.
"Sebagai respons dan keseriusan menanggapi Tragedi Kanjuruhan, kami dari PSSI ingin memberi usulan untuk mengajak semua pihak agar tiap tanggal 1 Oktober menjadi hari libur untuk kegiatan peseakbolaan Indonesia, mau itu turnamen atau kompetisi."
"Usulan ini adalah cara kita mengenang korban Kanjuruhan. Mereka semua adalah pahlawan. Tanpa hadirnya penonton, maka pertandingan sepak bola seperti sayur tanpa garam. Dukungan penonton jadi sokongan yang amat luar biasa," pungkas Iwan Bule.