Liputan6.com, Jakarta Lautaro Martinez menampilkan sebuah ironi dalam statistik mencetak gol. Seperti dilansir optajoe, sebelum final Liga Champions melawan Manchester City di final Liga Champions di Ataturk Olympic Stadium, Minggu (11/6/2023), striker Inter Milan ini terlibat dalam 10 gol sejak Mei lalu.
Dia ungguli Christopher Nkunku (9) dan Ilkay Gundogan (8). Namun lawan Manchester City di final Liga Champions, Lautaro Martinez mati kutu menghadapi pertahanan rapat The Citizens.
Peluang terbaiknya diraih di menit ke-70. Dia saat itu berhasil memanfaatkan kelengahan Manuel Akanji yang membiarkan bola lolos.
Advertisement
Sudah berhadapan one on one dengan Ederson, Lautaro Martinez tak mampu melewati kiper asal Brasil itu. Maksud hati ingin mencungkil bola, tapi tembakannya mengenai bahu Ederson.
Sebelum final, Lautaro Martinez justru tajam setidaknya sejak awal Mei lalu. Dia mencetak 1 gol saat Inter Milan kalahkan AC Milan di semifinal pada 16 Mei lalu.
Pada laga serie A 27 Mei lalu, dia mencetak 1 gol dan satu assist saat Inter Milan kalahkan Atalanta 3-2 di Liga Italia. Begitu juga lawan Hellas Verona pada 3 Mei 2023, dia mencetak 2 gol dan 1 assist.
Lautaro Martinez Menangis Gagal Juara Liga Champions
Lautaro gagal melengkapi prestasinya musim ini setelah membantu Argentina jadi juara Piala Dunia 2022. Sebelumnya, dia juga mencetak 2 gol saat Inter Milan kalahkan Fiorentina di final Copa Italia 24 Mei lalu.
Jauh pada 18 Januari 2023, dia juga mencetak gol di final supercoppa Italia saat Inter Milan kalahkan AC Milan 3-0. Namun pantas dicatat, di momen paling penting, Lautaro selalu gagal cetak gol.
Di Final Piala Dunia 2022 misalnya, dia beberapa kali membuang peluang untuk mencetak gol. Padahal, dia sudah ada di depan gawang.
Ini terjadi lagi saat melawan Manchester City. Inilah mengapa Lautaro Martinez tampak menangis tersedu-sedu usai pertandingan selesai.
Striker ARgentina itu sampai harus ditenangkan oleh kiper Inter Milan Andre Onana. Dia mencoba tenangkan Lautaro agar tak merasa bersalah.
Advertisement
Simone Inzaghi Bangga Inter Milan Bisa Imbangi Man City
Meski gagal menjadi juara, pelatih Inter Milan Simone Inzaghi merasa bangga dengan penampilan pasukannya. Kekalahan tipis 0-1 dari Man City memang menyakitkan karena Inter Milan mendapatkan banyak peluang.
Bahkan berdasarkan statistik, Inter Milan menembak ke arah gawang lebih banyak 6 kali ketimbang Man City empat kali.
"Di malam seperti ini, saya tak bisa salahkan satu pemain yang tampil buruk. Saya bilang sebelumnya, saya tak akan ganti pemain saya dengan yang lain, malam ini kami tunjukkan dunia mengapa," katanya.
Pesan Jitu Guardiola di Babak Pertama untuk Pemain Manchester City
Manchester City menorehkan sejarah rebut juara Liga Champions untuk pertama kali dalam sejarah mereka. Prestasi yang sudah lama ditunggu ini diraih usai kemenangan 1-0 Man City atas Inter Milan di final Liga Champions yang berlangsung di Ataturk Olympic Stadium, Minggu (11/6/2023).
Rodri mencetak gol satu-satunya untuk Manchester City. Tembakan terukurnya menembus jala Inter Milan yang dikawal Andre Onana.
Manajer Man City, Josep Guardiola mengatakan kalau gelar pertama The Citizens akan terukir di bintang. Dia memuji klub karena sudah sabar dengan dirinya selama tujuh tahun terakhir.
Dia menduga klub lain pasti sudah memecatnya karena begitu lama meraih gelar Liga Champions. Guardiola pun menyamakan gelar Liga Champions seperti tos koin.
"Inter Milan tim yang sangat bagus. Sabar, itu yang saya katakan kepada pemain di babak pertama. Anda harus beruntung. Kompetisi ini seperti tos koin," ujar Guardiola seperti dikutip ESPN.
"Ini sudah terukir di langit. Liga Champions kini menjadi milik kami."
Advertisement
Usaha Ketujuh Guardiola Rebut Gelar Juara Liga Champions dengan Manchester City
Ini menjadi usaha ketujuh Guardiola untuk memenangkan gelar Liga Champions dengan Man City. Dia percaya kegagalan-kegagalan yang diraih sebelumnya tentu akan berbuntut pemecatan di klub lain.
"Pertama tama kata pertama saya untuk Inter Milan, mengucapkan selamat untuk penampilan mereka," ujar Guardiola.
"Hal kedua untuk direktur sport, CEO dan chairman. Normalnya, saat Anda tak memenangkan gelar Liga champions selama bertahun-tahun, Anda akan dipecat.
"Salah satu alasan mengapa Man City sseperti sekarang karena orang-orang dari Abu Dhabi. Sheik Mansour ambil alih klub dan tanpa itu kami tak mungkin raih gelar seperti sekarang. Mereka orang paling penting."