Liputan6.com, Jakarta - Sudah empat edisi terakhir final Liga Champions selalu berakhir dengan skor 1-0. Paling baru adalah Manchester City yang mengalahkan Inter Milan 1-0 dalam final Liga Champions 2022/2023 di Istanbul hari Minggu (11/6/2023) kemarin untuk mengamankan gelar treble winner mereka.
Musim sebelumnya adalah Real Madrid yang menaklukan Liverpool 1-0 di final Liga Champions untuk mengunci piala Si Kuping Besar mereka yang ke-14. Sebelumnya lagi adalah Chelsea yang juga menang tipis 1-0 atas City untuk membawa pulang piala Liga Champions kedua mereka.
Baca Juga
Terakhir pada musim 2019/2020 ada Bayern Munchen yang berhasil menyelesaikan treble usai membungkan Paris Saint-Germain 1-0 di final Liga Champions.
Advertisement
Catatan tersebut menjadi bukti betapa ketatnya pertandingan final Liga Champions. Namun, pertandingan final mana saja yang berakhir dengan skor besar?
Di urutan pertama ada AC Milan yang menggilas Barcelona 4-0 pada musim 1993/1994. Pertandingan tersebut menjadi satu-satunya final Liga Champions yang berakhir dengan selisih empat gol.
Manajer City, Pep Guardiola waktu itu adalah bagian dari tim Blaugrana yang masuk ke final Liga Champions 1994 sebagai favorit. Milan saat itu bermain tanpa sejumlah pemain kunci, seperti Marco van Basten, Gianluigi Lentini, Franco Baresi dan Alessandro Costacurta. Namun, mereka tetap berhasil mengalahkan Barca yang saat itu diasuh oleh Johan Cruyff.
Dua gol dari Daniele Massaro serta gol tunggal dari Dejan Savicevic dan Marcel Desailly lebih dari cukup untuk mengunci gelar Liga Champions kelima Milan.
Real Madrid 4-1 Juventus (2016/2017)
Empat final Liga Champions telah dimenangkan dengan selisih tiga gol, yang terakhir terjadi adalah pada 2017 ketika Real Madrid mengalahkan Juventus untuk menjadi tim pertama yang memenangkan kompetisi tersebut dalam dua musim berturut-turut.
Cristiano Ronaldo mencetal gol melalui cut-back Dani Carvajal untuk memberi keunggulan 1-0 melalui tembakan pertama Madrid di menit ke-20, dan meskipun tendangan salto Mario Mandzukic yang luar biasa membuat kedudukan menjadi 1-1, segera setelah itu skuad asuhan Zinedine Zidane menyelesaikan pekerjaan dengan tiga gol di babak kedua.
Tendangan jarak jauh Casemiro membuat Madrid kembali unggul, kemudian Ronaldo mencetak gol ke-10nya di fase gugur Liga Champions musim itu usai mengonversi umpan silang Luka Modric.
Terakhir giliran Marco Asensio yang mencatatkan namanya di papan skor sekaligus memberikan Madrid gol keempatnya dalam pertandingan tersebut ketika memanfaatkan umpan tarik Marcelo. Itu adalah kekalahan final Liga Champions kelima berturut-turut bagi Bianconeri.
Advertisement
Real Madrid 4-1 Atletico Madrid (2013/2014)
Pertandingan ini agak berbeda dari yang lainnya di daftar ini karena Real Madrid membutuhkan perpanjangan waktu untuk mengalahkan tetangga mereka, Atletico Madrid. Bahkan, pertandingan ini nyaris menjadi kemenangan 1-0 bagi skuad Diego Simeone.
Gol pembuka Diego Godin di babak pertama yang merupakan sundulan berhasil melewati kiper Madrid saat itu Iker Casillas. Hingga menit-menit akhir, pertandingan tersebut nampaknya akan menjadi kesuksesan perdana Atletico di Liga Champions. Namun, Los Blancos ternyata tidak membiarkan itu terjadi.
Gol penyama kedudukan dramatis Sergio Ramos di menit akhir babak kedua memastik pertandingan diperpanjang 30 menit, dan Gareth Bale membuat Real Madrid unggul di menit ke-110.
Kemudian, dua menit jelang berakhirnya babak perpanjangan waktu, tendangan jarak jauh Marcelo berhasil merobek gawang Thibaut Courtois dan penalti Cristiano Ronaldo di menit ke-120 menyelesaikan pertandingan dengan skor 4-1 untuk Real.
FC Porto 3-0 AS Monaco (2003/2004)
Pertandingan ini adalah pertandingan yang mengangkat nama Jose Mourinho menjadi superstar manajer sepak bola dan menghadiahkannya kepindahan ke Chelsea. Baik FC Porto dan AS Monaco saat itu sama0sama tidak membayangkan akan tiba di partai final Liga Champions tahun 2004.
Gelandang serang Porto saat itu, Carlos Alberto berhasil menempatkan timnya di posisi unggul dengan tendangan voli ke sudut kanan atas gawang Monaco enam menit sebelum turun minum.
Wakil Prancis tersebut tetap berada dalam persaingan untuk beberapa saat setelah itu, tetapi Deco bekerja sama dengan baik dengan Dmitri Alenichev pada menit ke-71 untuk menggandakan keunggulan Porto.
Tidak lama berselang, Alenichev akhirnya mematikan harapan Monaco dengan tendangan voli yang keras. Kemenangan tersebut menjadikan Porto sebagai klub pertama dan satu-satunya dari Portugal yang berhasil memenangkan Liga Champions, setahun setelah memenangkan Liga Europa (saat itu Piala UEFA).
Advertisement
Real Madrid 3-0 Valencia (1999/2000)
Pertandingan final ini merupakan final Piala Eropa atau Liga Champions pertama yang diperebutkan oleh dua klub dari negara yang sama. Kemenangan 3-0 Real Madrid atas Valencia menyelamatkan musim yang mengecewakan bagi Los Blancos yang saat itu hanya memperoleh 62 poin di La Liga, terburuk dalam satu musim dalam sejarah klub.
Fernando Morientes mencetak gol pertama Madrid, menyundul umpan silang Michel Salgado, sebelum Steve McManaman melepaskan tendangan voli brilian dari tepi kotak penalti. Sebagai informasi, McManaman menjadi pemain Inggris pertama yang memenangkan Liga Champions dengan klub non-Inggris dalam laga tersebut.
Raul memastikan kemenangan 15 menit menjelang peluit panjang berbunyi, melewati Santiago Canizares untuk menyelesaikan serangan balik dan memberi pelatih Vicente del Bosque gelar pertamanya sebagai pelatih.