Liputan6.com, Jakarta Menter Hukum dan HAM, Yasonna Laoly punya cerita mengapa sekarang terjun di Kempo Indonesia. Semua tiu disebutnya diawali karena pernah latihan Merpati Putih..
Hal tersebut, dia utarakan saat mengukuhkan 280 ksatria Kempo yang berada di 16 graha Kemenkumham DKI Jakarta, di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (5/8/2023).
"Kalau saya dulu latihan Merpati Putih, tapi tak berlangsung lama. Sekarang sudah merpati merah ini, Kempo," ujar Yasonna, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Kempo Indonesia (FKI), kepada awak media.
Advertisement
Lalu, dia mengaku, tertarik bergabung dengan Kempo karena cabang olahraga bela diri ini mampu membina generasi muda dalam mendisiplinkan diri. Kemudian, lanjutnya, dia melihat potensi Kempo untuk melahirkan atlet-atlet berkelas untuk membela negara di kancah internasional, juga besar.
"Sehingga saya jadi tertarik, kenapa tidak?!" Katanya.
Lalu, Kempo dirasa perlu juga dikuasai petugas-petugas Kemenkumham atau jajarannya. Terlebih petugas Lapas, Imigrasi yang bersinggungan langaung dengan WNA yang bermasalah, terkadang WNA tersebut melawan.
"Sebab, pernah terjadi bentrokan orang-orang asing dengan petugas di rumah Detensi, jadi perlu keterampilan beladiri. Tapi saya tegaskan, tidak untuk mendahului, mentang-mentang menguasai beladiri, tapi untuk disiplinkan diri," tegasnya.
Â
Petugas Kemenkumham Jadi Atlet Nasional Kempo
Sehingga kedepannya, tidak menutup kemungkinan, para kesatria Kempo dari Kemenkumham, bisa bergabung menjadi atlet profesional yang bakal dikirim ke ajang kejuaraan nasional ataupun internasional. Namun tentu, dengan seleksi yang ketat dan adil.
"Jangan karena saya Menteri Kemenkumham, harus ada anak buah jadi atlet. Tidak boleh nepotisme, semua seleksi dilakukan secara adil," katanya.
Advertisement