Liputan6.com, Jakarta Jakarta International Stadium (JIS) harus mengakhiri keikutsertaannya pada perhelatan Piala Dunia U-17 2023. Stadion megah yang berlokasi di Jakarta Utara tersebut menggelar laga pamungkas pada Jumat (24/11/2023).
Ada dua partai besar yang berlangsung, yakni Spanyol vs Jerman dan Brasil vs Argentina. Tim pemenang selanjutnya akan bertolak ke Solo untuk mengikuti babak semifinal dan final.
Pantauan Liputan6.com, penonton yang menyaksikan hari terakhir Piala Dunia U-17 di JIS bukan hanya masyarakat lokal saja. Tidak sedikit yang datang dari luar negeri. Sebagian di antaranya merupakan kerabat pemain yang tengah bertanding.Â
Advertisement
Ramainya penonton coba dimanfaatkan oleh para pedagang yang berjualan di trotoar pintu keluar JIS bagian barat. Salah satunya, Ray yang menjajakan asesoris tim yang tengah bertanding berupa syal, bendera kecil, dan stiker negara.
Dia sudah berjualan sejak hari pertama JIS menggelar pertandingan Piala Dunia U-17 2023. Dia berharap, dua bigmatch yang berlangsung Jumat (24/11/2023) bisa mendongkrak pemasukannya yang sempat jeblok pada pertandingan sebelumnya.
"Kemarin partai sebelumnya saya rugi mas. Penonton tidak sebanyak sekarang dan kebetulan hujan juga. Jadi tidak banyak yang beli," ujarnya saat ditemui Liputan6.com.
"Biasanya kalau lagi ramai, omset bisa untuk sampai Rp 200 ribu. Kemarin Rp50 ribu saja enggak sampai mas," kata Ray menambahkan.
Seperti diketahui, JIS merupakan satu dari empat venue yang digunakan pada Piala Dunia U-17 2023. Stadion berkapasitas 82 ribu itu dipercaya menggelar laga babak penyisihan grup hingga perempat final.
Rabu lalu (22/11/2023), JIS menjadi tuan rumah bagi laga 16 besar Prancis vs Senegal dan Inggris vs Uzbekistan. Prancis berhasil melaju ke perempat setelah menang adu penalti 5-3. Sementara Uzbekistan berhasil membuat kejutan dengan mengalahkan Inggris 2-1.
Â
Berdagang Hingga ke Surabaya
Seperti pedagang lainnya, Ray menggelar dagangannya di luar stadion JIS. Tepatnya, di trotoar depan pintu keluar sebelah barat. Di sana, dia menaruh terpal kecil untuk menaruh berbagai barang dagagangannya. Mereka tidak menjual asesoris resmi Piala Dunia U-17 2023.
Amad salah seorang pedagang jersey di lokasi ini juga berharap bisa meraup lebih banyak untung di hari terakhir JIS jadi tuan rumah. Namun sejak siang hari dia membuka lapak, barang dagangannya belum banyak laku.
Â
"Sebelumnya saya sempat jualan di Surabaya karena di sana timnas Indonesia main," katanya. "Namun di sana juga susah, karena lokasinya lebih steril. Lokasi kami berjualan sangat jauh dari pintu stadion," bebernya.
Karena merugi, Amat pun memilih kembali ke Jakarta. Sayang di Jakarta juga tidak jauh berbeda. Meski tidak sesepi di Surabaya, penjualannya tetap tidak seramai bila dia menggelar dagangan saat timnas Indonesia tampil di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Di sini belum banyak yang kenal. Kalau di GBK, saya sudah dikenal suporter. Semoga hari terakhir di JIS lebih banyak yang laku," bebernya.
Advertisement
Calo Meraup Untung di Hari Terakhir
Berbeda dengan para pedagang asesoris, calo tiket sepertinya 'berpesta' di hari terakhir JIS menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. Permintaan tiket pertandingan masih sangat besar. Tidak hanya dari penonton lokal, warga negara asing yang kehabisan tiket resmi juga ikut berburu lewat calo.
"Hari ini ada dua partai besar mas. Jadi tiketnya sangat laku. Kalau punya, boleh mas kami bantu jualkan," ujar salah seorang calo.
Menurutnya, tiket dijual dengan harga bervariasi. Sebagian besar merupakan tiket undangan yang seharusnya gratis. Tiket-tiket ini lebih mudah dijual karena tidak perlu kartu identitas. "Masih laku Rp300 ribu. Kalau harga normalnya Rp150 ribu sebelum pajak," bebernya.
"Kalau ada, boleh mas," ujarnya tertawa.
Â