Kisah Volunteer Piala Dunia U-17 di Jakarta International Stadium: Korbankan Waktu dan Tenaga demi Sukseskan Hajatan Tanah Air

Total 220 volunteer rela mengorbankan waktu dan tenaga tanpa dibayar guna menyukseskan gelaran Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium (JIS). Bagaimana kisah mereka? Simak selengkapnya melalui artikel berikut.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 26 Nov 2023, 20:41 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2023, 12:30 WIB
Volunteer Piala Dunia U-17 2023
Potret volunteer Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium. Datang dari berbagai daerah, para volunteer rela mengorbankan waktu dan tenaga tanpa dibayar demi menyukseskan hajatan sepak bola muda di Tanah Air. (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Liputan6.com, Jakarta- Indonesia tengah kebagian kesempatan menggelar hajatan sepak bola muda bergengsi dunia. Tanah Air dipercaya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 yang berlangsung sejak 10 November lalu hingga 2 Desember mendatang.

Jakarta International Stadium (JIS) menjadi satu dari 4 stadion yang kebagian menggelar pertandingan FIFA U-17 World Cup edisi ini. Adapun ketiga venue lainnya meliputi Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion Manahan (Solo).

Menariknya, meski partai puncak Piala Dunia U-17 2023 dihelat di Solo, justru Jakarta International Stadium yang menyandang predikat sebagai lokasi paling sibuk sepanjang perhelatan kompetisi sepak bola level U-17.

Total 16 pertandingan dari fase grup hingga perempat final digelar di stadion tersebut. dengan laga terakhir ialah duel Brasil vs Argentina yang berujung pada kemenangan 3-0 bagi pasukan muda La Albiceleste, Jumat (24/11/2023) lalu.

Padatnya jadwal pertandingan di JIS, membuat gelanggang di kawasan Jakarta Utara itu juga menjadi salah satu venue yang menggandeng cukup baanyak volunteer Piala Dunia U-17 2023.

Total 220 orang dari berbagai latar belakang ambil bagian guna memastikan suksesnya penyelenggaraan kompetisi sepak bola muda bergengsi dunia di Tanah Air.

Keberadaan volunteer tak dapat dimungkiri memang punya dampak signifikan dalam membantu panitia penyelenggara lokal (LOC) memuluskan jalannya acara.

Para volunteer sendiri dibagi ke sejumlah area fungsional sesuai kemampuan dan latar belakang masing-masing, guna menjadi penyalur informasi sekaligus memudahkan aktivitas pihak-pihak yang terlibat di FIFA U-17 World Cup 2023.

Datang dari Berbagai Daerah Tanpa Bayaran

Volunteer Piala Dunia U-17 2023
Potret volunteer Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium. (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Secara spesifik, volunteer yang bertugas di gelaran Piala Dunia U-17 2023 datang dari berbagai daerah di Indonesia. Jakarta International Stadium misalnya, banyak sukarelawan yang justru datang dari luar Pulau Jawa demi merasakan pengalaman membantu pengorganisasian FIFA U-17 World Cup 2023.

Ali Saidi, volunteer yang ditemui Liputan6.com saat perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta mengaku dirinya rela datang jauh-jauh dari Palembang untuk menjadi volunteer di ibu kota. Mahasiswa S1 tersebut mengeklaim dia bahkan sudah mempersiapkan akomodasi dan tiket kendaraan menuju Jakarta sejak September lalu.

"Saya sejak jauh-jauh hari memang sudah semangat (menjadi volunteer Piala Dunia U-17), dari September bahkan sudah mengurus pemesanan tiket. Akan tetapi, saya pribadi di volunteer ini memang betul-betul ikhlas, murni sukarelawan. Jadi, mempersiapkan untuk akomodasinya ya harus (mandiri)," tutur Ali.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Jutadi Azis. Pria asal Makassar yang baru lulus dengan gelar Bachelor of Medicine and Bachelor of Surgery (MBBS) di China bulan lalu itu tak keberatan menanggung sendiri akomodasi dan kebutuhan lain selama menjadi volunteer di Jakarta.

"Sebelum kami mengajukan pendaftaran dan diseleksi menjadi volunteer itu sudah ada ketentuan yang diberikan FIFA, di mana salah satunya volunteer Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia memang tidak ada uang yang didapatkan secara langsung," ungkap Jutadi kepada Liputan6.com.

"Kemudian beberapa waktu jelang acara, kami baru dapat informasi bahwa untuk transport ditanggung (diberi kompensasi). Tapi sebenarnya, ditanggung atau tidak ditanggung, karena di awal memang sudah komitmen dan sudah tahu aturan relawan itu seperti apa, ya kami paham (kalau tidak dapat keuntungan material)," tambah dia.

Sarana Belajar dan Salurkan Hobi

Volunteer Piala Dunia U-17
Gambaran aktivitas volunteer dalam membantu suksesnya pelaksanaan Piala Dunia U-17 di Jakarta International Stadium (JIS). (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Kendati tak mendapat keuntungan dari segi materi, para volunteer Piala Dunia U-17 di Jakarta International Stadium menilai aktivitas mereka membawa segudang manfaat. Salah satunya dirasakan oleh Fathimah Az Zahra. Mahasiswa asal Tangerang itu merasa bisa menyalurkan kesukaan pada dunia olahraga lewat kegiatan volunteer FIFA U-17 World Cup 2023.

"Saya sendiri suka olahraga, tetapi tidak terlalu suka melakukan (aktivitasI olahraganya. Jadi (saya berpikir) bagaimana caranya menyampaikan kesukaan itu, yakni dengan ikut di organisasinya (yang berkaitan dengan olahraga), ikut volunteer dan lain-lain," tuturnya kepada Liputan6.com.

Sementara itu bagi Anggara Dwi Putra, menjadi volunteer Piala Dunia U-17 2023 merupakan sarana belajar baginya yang tengah bekerja di bidang event organizing. Pria yang akrab disapa Awan itu menyebut kegiatan volunteer ini sekaligus menjadi bentuk studi banding baginya di perusahaan.

"(Volunteer Piala Dunia U-17) ini salah satu wadah di mana kami bisa dapat networking yang lebih luas. Banyak pembelajaran juga serta catatan-catatan kaki yang memang kami dapatkan di sini," papar Awan.

"Saya diberikan izin (untuk ikut volunteer Piala Dunia) pun itu sebagai sarana studi banding sebenarnya," tambah dia.

Ada Volunteer dari Luar Negeri

Volunteer Piala Dunia U-17 2023
Oscar Rodrigo Victoria Velasco (kiri), warga negara Meksiko yang tengah menempuh pendidikan di Indonesia serta Ingmar Salim, WNI yang tinggal di Singapura, kompak ambil bagian menjadi volunteer dalam gelaran Piala Dunia U-17 2023 di Jakarta International Stadium. (Liputan6.com/Melinda Indrasari)

Tak hanya menuai antusiasme dari masyarakat lokal Tanah Air, kegiatan volunteer Piala Dunia U-17 rupanya juga turut mengundang animo tinggi dari warga luar Indonesia. Contohnya ialah Ingmar Salim dan Oscar Velasco yang ikut ambil bagian menjadi sukarelawan di Jakarta International Stadium.

Adapun Ingmar sebenarnya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Orang tuanya masih menetap di Tanah Air meski dia sudah tinggal di Singapura sejak kerusuhan zaman orde baru dan kini bekerja sebagai tenaga pendidik di negeri singa.

Sementara itu, Oscar punya latar belakang yang berkebalikan. Dia adalah orang asli Meksiko yang tengah mengemban pendidikan master (S2) jurusan International Relations dan menjadi intern di Kedubes Meksiko di Jakarta.

Bagi keduanya, kegiatan volunteer Piala Dunia U-17 memiliki makna mendalam. Ingmar sendiri punya motivasi nasionalis di balik pilihannya bergabung sebagai sukarelawan dalam hajatan sepak bola Tanah Air. Ia menilai kegiatan ini bisa menjadi sarana berkontribusi bagi Indonesia yang sempat mengalami pasang surut di kancah sepak bola.

"Piala Dunia (bagi Indonesia) adalah sesuatu yang panjang. Piala Dunia U-20 sebelumnya sempat dibatalkan karena situasi apa pun itu yang menjadi alasan. Alhasil, mudah bagi siapa saja untuk mengkritik dan mengatakan bahwa masyarakat Indonesia buruk, komunitas sepak bolanya kurang baik. Akan tetapi, saya ingin menjadi orang yang bisa lebih dari itu, yang bisa benar-benar membantu," ucapnya menceritakan alasan menjadi volunteer Piala Dunia U-17.

Sementara itu bagi Oscar, menjadi sukarelawan Piala Dunia U-17 merupakan sarana untuk menyalurkan kecintaannya pada sepak bola. Di samping itu, pertemuan dengan banyak orang dan ofisial sepak bola dari berbagai latar belakang turut memberi pencerahan bagi dia yang tengah mempelajari bidang hubungan internasional.

"Saya selalu suka sepak bola. Saya ingat ketika Meksiko menjadi juara U-17 2005, saya baru berusia 10 tahun kala itu. Itu adalah sesuatu yang luar biasa buat saya. Jadi ketika saya memutuskan untuk pindah ke Indonesia dan melanjutkan studi, kemudian Piala Dunia diumumkan digelar di sini, saya langsung mendaftar tanpa ragu," ungkap Oscar.

"Untungnya saya diterima, sehingga saya bisa melihat lebih dekat pengorganisasian ajang Piala Dunia U-17. Sejauh ini pengalaman saya (menjadi volunteer) menyenangkan," tambah dia.

Kendala Jadi Volunteer Piala Dunia U-17

Meski memiliki kesan dan pengalaman positif selama menjadi volunteer, tak dapat dimungkiri ada pula beberapa kesulitan yang sempat dialami selama menjalankan tugas di Piala Dunia U-17 2023.

Bagi Oscar, kesulitan terbesarnya ialah mengatur jadwal di tengah padatnya agenda lain sebagai mahasiswa pascasarjana dan pegawai magang. Kepada Liputan6.com, Oscar sendiri mengaku ia bahkan harus pulang pergi dari kawasan Depok menuju Jakarta International Stadium setiap matchday lantaran ria berusia 28 tahun itu tinggal di kos yang dekat dengan kampusnya, Universitas Indonesia.

"Tantangan terberat menurut saya mungkin jadwal. Karena saya juga punya komitmen lain (yang sdah dibuat lebih dulu dibanding volunteer), serta kelas (di kampus). Jadi saya harus berdiskusi dengan dosen saya untuk menjadwalkan ulang kelas serta ujian," tuturnya.

Sementara itu bagi Ingmar, cukup sulit baginya menyebut kendala di Piala Dunia U-17 2023. Ia secara teknis tidak sedang izin dari pekerjaannya lantaran ranah edukasi Singapura sedang memasuki periode liburan. Ia pun tak terlalu sulit pulang pergi menuju JIS karena memilih tinggal di rumah keluarganya di kawasan Gajah Mada.

Hanya saja, latar belakangnya yang lebih sering menggunakan bahasa Inggris ketimbang Indonesia kadang memberi warna tersendiri dalam aktivitas volunteer. Meski ia dan Oscar sama-sama bisa berbahasa Indonesia, Ingmar mengakui kadang dirinya butuh waktu untuk menerjemahkan diskusi dengan sesama volunteer di Piala Dunia U-17.

"Saya tidak merasa bahasa jadi masalah (kendala) buat saya karena itu bukan persoalan besar. Pada dasarnya, saya bicara bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, dan bahasa Indonesia kedua. Hanya saja, saya rasa kadang ketika hendak mengutarakan ide, saya paham yang dikatakan orang-orang (dalam bahasa Indonesia), tetapi saya perlu waktu beberapa menit untuk menerjemahkannya di dalam kepala saya. Tapi itu tidak masalah," ucap dia.

Orang-orang Terbaik

Terlepas dari latar belakang yang dimiliki tiap-tiap volunteer Patrick selaku LOC Volunteer World Cup di Jakarta International Stadium menilai para sukarelawan yang terpilih sudah merupakan sosok terbaik.

Total 220 volunteer telah melalui jalan panjang mulai dari pendaftaran, wawancara, hingga serangkaian training yang memastikan mereka siap bertugas dalam gelaran Piala Dunia U-17 2023.

"Mereka ini orang-orang terbaik. Dari sekian puluh ribu orang yang kami saring, Jakarta memiliki orang-orang terbaik. Sebanyak 220 volunteer yang ada di Jakarta itu kami sudah klasifikasi dengan background masing-masing. Jadi pada saat wawancara, kami (menempatkan mereka dengan) menyesuaikan SOP dari FIFA langsung, kami filtering mereka sesuai dengan kapasitasnya," papar Patrick kepada Liputan6.com.

"Untuk mengelola mereka, tidak susah menurut saya karena (volunteer) sudah diberi general training dulu. Jadi mereka mengerti apa yang diinginkan FIFA karena FIFA cukup detail, sehingga sudah dibekali ilmu-ilmu volunteer dan juga SOP-nya," tambah dia.

Adapun Jakarta International Stadium sendiri saat ini sudah tuntas menggelar ajang Piala Dunia U-17 2023. Para volunteer di ibu kota kini dapat kembali ke keseharian masing-masing lantaran Solo didapuk menjadi venue tunggal untuk menggelar partai semifinal hingga final FIFA U-17 World Cup.

Infografis 4 Stadion Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia Jadi Saksi Sejarah
Infografis 4 Stadion Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia Jadi Saksi Sejarah (Liputan6com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya