Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang mengonsumsi durian dan meminum soda berbahaya dan fatal untuk kesehatan tubuh beredar di media sosial.
Kabar tersebut disebarkan oleh pemilik akun Facebook Peristiwa Now yang mengunggah foto pada 14 Mei 2020. Akun Facebook Peristiwa Now menampilkan pria tergeletak di lantai dengan mulut berbusa setelah menenggak minuman bersoda dan memakan durian.
Akun Facebook Peristiwa Now kemudian mengaitkan foto tersebut dengan bahayanya mengonsumsi durian dan meminum soda.
Advertisement
"Bagi pecinta durian, tolong jangan makan durian di tambah ini ya guys😱🙏🏻🙏🏻 bisa berakibat fatal," tulis akun Facebook Peristiwa Now.
Konten yang disebarkan Facebook Peristiwa Now telah 20 ribu kali dibagikan dan mendapat 318 komentar dari warganet.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang mengonsumsi durian dan meminum soda berbahaya dan fatal untuk kesehatan tubuh. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Dr. Ir. Hardinsyah.
Prof Hardiansyah menjelaskan informasi yang beredar mengenai minuman bersoda dapat berbahaya jika dikonsumsi secara bersamaan dengan durian adalah tidak benar.
"Tidak benar jika minuman bersoda dengan durian dapat menyebabkan kematian karena tidak ada penelitian yang mendukung. Reaksi yang ditimbulkan karena mengonsumsi secara bersamaan pun tidak langsung meninggal, hanya kembung," kata Prof Hardinsyah kepada Liputan6.com, Selasa (11/8/2020).
Menurut Prof Hardinsyah, jika seseorang memiliki riwayat penyakit hipertensi maka mengonsumsi durian tidak dianjurkan. Sebab, durian memiliki kandungan kalori yang tinggi.
"Menjadi berbahaya karena dipicu penyakit bawaan seperti hipertensi jika mengonsumsi durian yang memiliki kalori tinggi. Reaksi yang ditimbulkan karena mengonsumsi secara bersamaan pun tidak langsung meninggal, hanya kembung," tambah Prof Hardinsyah.
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang mengonsumsi durian dan meminum soda berbahaya dan fatal untuk kesehatan tubuh ternyata tidak benar.
Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof. Dr. Ir. Hardinsyah menyebut tidak ada penelitian dan contoh kasus yang mendukung klaim tersebut.
(Indah Suci Safitri)
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement