Simak Cara Mengenali Informasi Palsu Seputar Pandemi Covid-19

Kenali informasi palsu seputar Pandemi Covid-19 dengan cara berikut.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Des 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi Covid-19 telah disertai dengan gelombang informasi seputar virus tersebut. Baik itu informasi yang salah, informasi palsu yang tidak dibuat dengan tujuan untuk menyakiti orang lain atau disinformasi, informasi palsu yang dibuat dengan maksud untuk mengambil keuntungan darinya atau menyebabkan kerugian.

Sejak awal pandemi, informasi palsu pun terus melonjak, mengeksploitasi ketakutan dan kecemasan orang tentang Covid-19. Ini berkisar dari pengobatan palsu hingga teori konspirasi tentang virus.

Jadi, bagaimana kita tahu siapa dan apa yang harus dipercaya? Simak cara mengenali informasi palsu tentang pandemi Covid-19 dikutip dari weforum.org.

1. Kaji sumbernya

Siapa yang menyampaikan informasi dan dari mana mereka mendapatkannya? Selalu periksa sendiri sumbernya; jangan percaya begitu saja, meskipun mereka adalah keluarga atau teman. Periksa berapa lama profil media sosial telah aktif, jumlah pengikut, dan kiriman terbaru mereka. Untuk situs web, cari informasi latar belakang dan detail kontak yang sah. Tanda-tanda lain bahwa sumber online tidak dapat diandalkan termasuk kesalahan ejaan, terlalu banyak huruf kapital dan tanda seru.

2. Lebih dari sekedar berita utama

Jangan terpengaruh hanya oleh berita utama - baca keseluruhan cerita dan gunakan sumber non-media sosial seperti surat kabar, podcast, dan situs berita untuk memeriksa kebenaran berita utama. “Diversifikasi sumber memungkinkan Anda mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apa yang dapat dipercaya,” kata WHO.

3. Identifikasi penulisnya

Telusuri nama penulis secara online untuk melihat apakah itu nyata atau kredibel. Jika mereka mengaku sebagai orang profesional, periksa profilnya di LinkedIn. Jika mereka mengatakan bahwa mereka adalah akademisi, lihat situs web dari institusi yang mereka katakan.

4. Periksa tanggalnya

WHO mengatakan Anda harus selalu menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini ketika Anda menemukan informasi: Apakah ini berita terbaru? Apakah sudah up to date dan relevan dengan kejadian terkini? Apakah ada informasi utama, gambar, atau statistik yang digunakan di luar konteks?

5. Memeriksa bukti pendukung

Cerita yang kredibel mendapatkan fakta mereka dengan memasukkan kutipan dari para ahli atau tautan ke statistik atau studi. Verifikasikan bahwa pakar dapat diandalkan dengan menelusurinya secara online dan ikuti tautan untuk memastikan bahwa mereka benar-benar mendukung cerita.

6. Periksa bias Anda

Bias pribadi kita membentuk cara kita memandang dunia. Tanyakan pada diri Anda mengapa Anda tertarik pada tajuk atau cerita tertentu. Bagaimana Anda bereaksi terhadap cerita tersebut dan mengapa?.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya