Cek Fakta: Benarkah China Tidak Pakai Vaksin Covid-19 Buatan Sendiri? Simak Penelusurannya

Faktanya, China sudah memakai dua vaksin buatan dalam negeri, yakni Sinovac dan Sinopharm saat status keadaan darurat melawan covid-19.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 18 Des 2020, 09:44 WIB
Diterbitkan 17 Des 2020, 18:00 WIB
Tangkapan layar China tidak pakai vaksin covid-19 buatan sendiri
Tangkapan layar China tidak pakai vaksin covid-19 buatan sendiri. (Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengguna Facebook, Toni Suharto pada Kamis (17/12/2020) mengunggah klaim yang menyebut China tidak menggunakan vaksin covid-19 buatan sendiri. Dia merasa heran Indonesia malah membeli vaksin covid-19 dari China.

Dalam unggahannya itu, Toni Suharto juga mengunggah artikel di Tempo dengan judul: "Vaksin Covid-19 Pfizer akan Masuk Cina Tahun Depan".

Begini narasi klaim yang ada diunggah Toni Suharto:

"Cina impor vaksin 7,2 juta dosis dari Jerman, Indonesia impor vaksin dari china

HEBATNYA PEMERINTAH INDONESIA, SAKING HEBATNYA SAMPAI DI BODOHI CHINA, HEBATNYA PEMERINTAH INDONESIA ADALAH IMPORT VAKSIN DARI CHINA, SEDANGKAN CHINA IMPORT VAKSIN DARI JERMAN

PINTARNYA CHINA ADALAH CHINA SENDIRI TAK MAU MEMAKAI VAKSIN BUATANNYA MEREKA SENDIRI, KARENA TAHU EFEK DAN BAHAYANYA, AKHIRNYA CHINA IMPORT VAKSIN DARI JERMAN

SUNGGUH HEBATNYA INDONESIA, HEBAT DI MODUSI CHINA, PLONGA PLONGO DI TIPU".

Lalu, benarkah klaim yang menyebut China tidak menggunakan vaksin covid-19 buatan sendiri?

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menelusurinya menggunakan Google Search dengan keyword: 'China recover with a vaccine covid-19'.

Hasil peneluran mengarahkan ke artikel berjudul: "Coronavirus: 1 million Chinese injected with Sinopharm vaccine under emergency use scheme", yang ada di situs South China Morning Post.

Dalam artikel tersebut, dijelaskan kalau hampir 1 juta orang sudah diberi vaksin covid-19, yang dikembangkan oleh Sinopharm, vaksin yang dikembangkan oleh anak perusahaan Institut Produk Biologi Wuhan, China.

"Dalam hal penggunaan darurat, vaksin sudah diterapkan pada hampir 1 juta orang dan belum ada satu kasus berupa kejadian buruk yang serius. Orang-orang hanya mengalami gejala ringan," kata Liu Jingzhen, ketua Grup Farmasi Nasional China (Sinopharm).

Selain penerima suntikan Sinopharm, pihak berwenang di Zhejiang mengatakan, mereka telah membuat vaksin covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi swasta Sinovac Biotec. Sinovac digunakan untuk kelompok berisiko tinggi di provinsi China timur di bawah skema penggunaan darurat.

Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs VOX dengan judul artikel: "In China, nearly 1 million people have reportedly already gotten a coronavirus vaccine". Artikel ini dipublikasikan pada 25 November 2020.

Artikel ini juga mengambil penjelasan dari Liu Jingzhen yang memastikan hampir 1 juta orang di China sudah disuntik vaksin covid-19. Disebutkan juga dalam artikel tersebut, Vaksin Sinopharm sudah dikerahkan di luar China. Selain China, Uni Emirat Arab juga telah menyetujui vaksin untuk penggunaan darurat.

Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan artikel di kanal Health Liputan6.com yang mirip dengan pemberitaan Tempo, yakni China membeli vaksin Pfizer, buatan Jerman. Artikel itu berjudul: "China Beli 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Pfizer".

Dalam artikel tersebut, Ketua dan CEO Perusahaan farmasi China, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co Ltd, Wu Yifang menjelaskan alasan China membeli Vaksin Pfizer, yakni untuk menjangkau semua rakyatnya.

"Ini merupakan langkah penting dalam upaya Fosun Pharma dan BioNTech untuk mencapai aksesbilitis dan keterjangkauan vaksin di China," kata Wu dikutip dari situs SCMP.

Masih dalam artikel di kanal Health Liputan6.com, Vaksin Pfizer, yang 95 persen efektif dalam uji klinis, akan digunakan di China daratan pada 2021 jika vaksin Corona tersebut telah mendapat persetujuan untuk digunakan sebagai senjata dalam melawan covid-19.

Dikutip dari situs berita Nikkei Asia pada Kamis, 17 Desember 2020, untuk pasokan awal 50 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer, Fosun akan melakukan pembayaran di muka kepada BioNTech sebesar 250 juta Euro atau setara dengan Rp4,3 triliun pada 30 Desember 2020.

Sedangkan sisanya akan dilunasi setelah adanya persetujuan terkait regulasi.

 

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Klaim yang menyebut China tidak memakai vaksin covid-19 buatan sendiri adalah salah. Faktanya, China sudah memakai dua vaksin buatan dalam negeri, yakni Sinovac dan Sinopharm saat status keadaan darurat melawan covid-19.

 

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya