6 Hoaks yang Beredar dalam Sepekan, Mayoritas tentang Covid-19

Berikut kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Jun 2021, 11:18 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks terus beredar di tengah masyarakat, kondisi ini harus diwaspadai dengan memastikan informasi yang didapat berasal dari sumber yang kredibel.

Cek Fakta Liputan6.com pun terus melakukan perburuan terhadap hoaks, ini untuk meluruskan informasi agar masyarakat tidak terpengaruh informasi palsu.

Berikut kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. WHO Tetapkan Indonesia Sebagai Negara High Risk Covid-19

 Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai terkait WHO yang menyebut Indonesia sebagai negara A1 high risk covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan pada akhir pekan ini.

Dalam pesan berantai itu disebutkan Indonesia masuk kategori yang sama dengan India, Pakistan, Brasil, hingga Filipina.

Selain itu pesan berantai tersebut juga menautkan sebuah link dari dokumen WHO. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"BERITA TERBARU!

Secara resmi, hari ini WHO telah mendeklarasikan Indonesia sebagai negara A1 High Risk. sekarang termasuk dalam kategori yang sama dengan India, Pakistan, Brasil, Filipina, dan sejumlah negara Afrika.

Artinya, negara lain berhak menolak dan melarang siapa pun yang berasal dari Indonesia (dan negara-negara lain yang terdaftar di A1) memasuki wilayahnya.

Jumlah infeksi varian Covid meningkat drastis dalam sebulan terakhir, terutama di daerah perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Sangat disarankan bagi semua orang untuk tetap terkurung dan menahan diri dari berkumpul dengan publik untuk menghindari penyebaran virus lebih lanjut.

Indonesian situation report yg dikeluarkan terakhir WHO tgl 23 juni

https://cdn.who.int/media/docs/default- source/searo/indonesia/covid19/external-situation-report-60_23-june- 2021.pdf?sfvrsn=15d6c3ad_5"

Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim WHO mengkategorikan Indonesia sebagai negara high risk covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang mengklaim WHO mengkategorikan Indonesia sebagai negara high risk covid-19 adalah tidak benar. 4 dari 5 halaman.

 

2. Video Seseorang Alami Kaku dan Kejang Akibat Vaksin Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp video terkait seseorang badannya mengalami kaku yang diklaim akibat vaksin covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Dalam video berdurasi 59 detik itu terlihat seorang wanita yang sedang dibawa ke ambulans. Wanita itu menangis serta tangan dan kakinya kaku dan seperti kejang.

Di dalam video juga ada orang yang berkata "habis vaksin enam hari". Selain itu juga terdapat narasi "akibat suntik vaksin kalbar"

Lalu benarkah video seseorang yang kaki tangannya kaku seperti kejang akibat vaksin covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, Video seseorang yang kaki tangannya kaku seperti kejang akibat vaksin covid-19 di Kalbar adalah tidak benar.

kemungkinan wanita tersebut terkena psikosomatis (penyakit yang berhubungan dengan pikiran).

 

3. Informasi Pengobatan Covid-19 untuk Isolasi Mandiri Ini Bukan Tulisan dr Siti Fadillah

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tulisan mantan Menteri Kesehatan dr Siti Fadillah tentang pengobatan Covid-19 untuk isolasi mandiri di rumah.

Klaim tersebut klaim tulisan mantan Menteri Kesehatan dr Siti Fadillah tentang pengobatan Covid-19 untuk isolasi mandiri di rumah beredar lewat jejaring sosial WhatsApp.

Berikut informasi tersebut:

"*dr Siti Fadillah, dokter jantung dan mantan menteri kesehatan RI"*

Menurut saya cara pengobatan Covid-19 di rumah dengan Isolasi Mandiri

*Pertama kita harus tahu bahwa batuk bukan penyakit utama, demam bukan penyakit utama, tapi itu hanya reaksi tubuh terhadap perlawanan infeksi atau lainnya, termasuk sakit tenggorokan.

*Kalau kita beli obat flu, isinya adalah pereda nyeri tenggorokan, pereda batuk kering, pereda demam, ada pengencer dahak juga kadang kadang

*Dari sini kita belajar, untuk penyembuhan flu diobati sesuai dengan gejala sakitnya apa.Katakanlah Covid-19 gejala sakitnya adalah radang tenggorokan, batuk kering, demam, sesak nafas

*Maka pengobatan nya adalah :

*1. Istirahat Total (ini wajib apapun jenis sakit flu nya, karena virus dilawan oleh antibodi ). Benar-benar istirahat sampai fit, bukan sampai badan terasa enakan. Harus sampai fit, bisa 7 hari istirahatnya.

*2. Suplai vitamin dengan dosis double, kalau saya biasanya kena flu minum Farmaton Vit 2x sehari, Ester C 1000 mg 2x sehari, Madu 5 sendok, Habbats Cair 5 kapsul, Zaitun 3 sendok.

*3. Jika sesak nafas (karena semua jenis flu yang menyerang manusia memang menyebabkan atau dibarengi sesak nafas, apalagi untuk orang yang punya asma seperti saya). Jadi tidak usah heran kalau Covid-19 katanya bikin sesak nafas, karena semua flu memang begitu.*Nah lanjut lagi, kalau sudah sesak nafas, pengobatan yang mujarab adalah dengan alat uap Nebulizer + obat Ventolin cair + cairan infus ( bisa dilakukan sendiri di rumah, sangat mudah dan tidak berbahaya ). Diuapi sehari 3x sampai hilang sesak nafasnya, biasanya 1-3 hari hilang sesaknya seiring dengan semakin membaiknya kondisi tubuh.

*3. Jika batuk ada dahaknya, dengan diuapi ikutan sembuh batuknya, masalahnya dahak akan keluar banyak dan pasti membuat iritasi tenggorokan, sehingga membuat sakit tenggorokan.

*4. Sakit tenggorokan diobati dengan Metyl Predynoasolon dan pereda nyeri nya Asam MaFenamat, biasanya 1 sampai 3x minum sudah sembuh.

*5. Kalau demam tinggal panasnya diturunkan dengan Paracetamol (perlu diingat demam di sini berhubungan dengan infeksi, biasanya infeksi di tenggorokan atau radang tenggorokan). Kalau tidak ada radang tenggorokan yang parah, biasanya tidak akan demam.

*6. Hindari makan buah yang bergetah seperti melon, nanas, semangka. *Makan buah Jeruk saja, jeruk itu bagus.

*7. Selama pengobatan ini, istirahat total dengan mengisolasi diri. Tidak usah mikir kerjaan, tidak usah mikir lain-lain (ini yang akan bantu buat percepat sembuhnya).

*Coba dipelajari cara penyembuhan diatas isolasi di rumah saja. Apakah perlu kalian ke rumah sakit / klinik kalau cuma sakit flu ?

*Tidak kasihan kah dengan para dokter, tenaga medis dan pasien sakit berat lainnya ?

*Resep sederhana tanpa banyak teori, semoga bisa membantu...

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=151577800100017&id=100057433937943&sfnsn=wiwspwa

*Sekilas info. Silahkan mana yg cocok utk pencegahan C19 scr mandiri ????????Kalau ada yg kena covid tdk panik dan tdk harus ke RS kalau memang tdk terlalu parah sesak napas sampai perlu ICU dan ventilator, krn saat ini RS khusus covid semua penuh.

*Bisa diobati sendiri, obat di RS untuk pasien covid seperti ini:

- Antibiotik: azitromycin atau zitrothromax 500 mg diminum 10 hari

- Antivirus: fluvir 75- anti batuk dan kluarin dahak: fluimucil 200mg

- anti radang: dexamethasone 0,5- turun panas: paracetamol, sanmol

- jgn panik, berdoa dan tetap bersyukur, semangat dan gembira, krn Hati yg Gembira Adalah Obat. Selalu percaya dan yakin akan sembuh ????

*Tetap hrs minum multi vitamin C D E Zinc dan usahakan berjemur matahari pagi hari setidaknya 15 menit.

*Silahkan di share ke semua yg membutuhkan, semoga dapat membantu dan cepat sembuh????."

Benarkah klaim tulisan mantan Menteri Kesehatan dr Siti Fadillah tentang pengobatan Covid-19 untul isolasi mandiri di rumah? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tulisan mantan Menteri Kesehatan dr Siti Fadillah tentang pengobatan Covid-19 untuk isolasi mandiri di rumah tidak benar.

dr. Siti Fadillah tidak pernah mengeluarkan tulisan tersebut.

   

Simak Video Berikut

Berikutnya

4. Jenazah Covid-19 Jakarta Diangkut Truk Tak Lagi Pakai Ambulans

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati jenazah Covid-19  Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans , klaim tersebut beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Klaim jenzah Covid-19 Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans berupa foto truk berwarna hijau pada bagian depannya terdapat tulisan "MOBIL ANGKUTAN JENAZAH".

Pada foto lainnya terdapat sejumlah orang menggunakan pakaian alat pelindung diri hazmat berwarna putih yang berada dibagian belakang truk bertuliskan "TRUK ANGKUTAN COVID-19".

Kemudian diberi keterangan sebagai berikut:

"Hati -hati......

Kota JAKARTA mengganas .....

Sekarang angkut mayat tidak lagi pakai Ambulance , biar cepet pakai TRUCK muat 12 peti sekaligus...."

Benarkah klaim jenzah Covid-19 Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, jenzah Covid-19 Jakarta diangkut truk tak lagi pakai ambulans tidak benar.

Foto yang dijadikan bahan klaim hanya simulasi, bukan kondisi yang sebenarnya.

 

5.  Media Televisi Hanya Beritakan Kenaikan Covid-19 di Jakarta

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja, informasi tersebut diunggah akun Facebook LB Wahyu Yudi, pada 20 Juni 2021. 

Klaim media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja yang diunggah berupa tulisan sebagai berikut:

"Apa yang covid itu hanya dki

jakarta tok lur kok yang di

liput media TV cuma dki

padahal jateng mbludak"

Benarkah media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim media televisi hanya memberitakan kenaikan penularan Covid-19 di Jakarta saja tidak benar.

Pemberitaan media televisi terkait kenaikan penularan Covid-19 juga pada sejumlah daerah, di antaranya Yogyakarta dan Bangkalan.

 

6. Video Bersihkan Hidung dengan Cairan Infus Ini Bukan untuk Hasil Swab Tes Negatif

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif. Video tersebut diunggah akun Facebook DrLois, pada 20 Mei 2021.

Klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif, menampilkan seorang bernama Dr Hesmastia Manuhara Harba'i, Sp. THT- KL, yang memperaktikan cara mencuci hidung yang baik dan benar.

Berikut narasi Hesmatia dalam video tersebut:

"Hari ini saya akan menjelaskan cara mencuci hidung yang baik dan benar, cuci hidung merupakan cara untuk membersihkan rongga hidung kita untuk mencegah masuknya virus, bakteri, atau kuman.

Cuci hidung baik dilakukan setiap hari untuk mencegah penyakit.

Yuk kita lihat alat apasaja yang diperlukan, pertama kita siapkan cairan infus 0,9 persen, kita siapkan baskom atau gelas yang ada di rumah dan bersih, suntikan 10 cc, dan juga Transsofix.

Pertama kita lakukan cuci tangan terlbih dahulu lalu bukan transsofix kita colokan ke botil infus masukan ke wadah yang bersih, kita ambil suntikan tanpa jarum,

Untuk hidung kanan masukan cairan dari lubang hidung sebelah kanan kita harus lakukan miring kepala sebelah kiri, buka mulut tahan nafasnya lalu semprotkan cairan infus ini.

Untuk hidung sebelah kiri sama prinsipnya seperti tadi, miring sebelah kanan buka mulut tahan nafasnya.

Sudah bersih hidung kalian dan terjaga virus bakateri masuk diera pandemi ini"

Kemudian video tersebut diberi keteragan sebagai berikut:

"Yg mau cek Swab supaya hasilnya (-).Cuci hidung dgn cairan infus NaCL😂"

Benarkah klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif tidak benar.

Video tersebut menayangkan cara mencuci hidung untuk membersihkan rongga dan mencegah masuknya virus, kuman, maupun bakteri.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya