Literasi Informasi yang Baik Perkuat Kepercayaan Masyarakat kepada Media

Selain itu, banyak orang mencari berita yang sejalan dengan preferensi politik mereka. Hal ini dapat menimbulkan masalah, karena kita tidak selalu baik menilai mana informasi dan berita yang dapat dipercaya.

oleh Anasthasia Yuliana Winata diperbarui 11 Apr 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2023, 19:30 WIB
Mahasiswa Membaca Buku
Ilustrasi Mahasiswa Membaca Buku Credit: pexels.com/cottonbro

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilu 2024 rentan sekali penyebaran hoaks  di media sosial. Entah apapun motifnya, hoaks tetap meresahkan dan merugikan berbagai pihak.

Bahkah, dilansir dari devdiscourse.com, berita, informasi, dan misinformasi itu berperan penting dalam meningkatkan dan merusak wacana demokrasi dan pengambilan keputusan. Selain itu, banyak orang mencari berita yang sejalan dengan preferensi politik mereka. Hal ini dapat menimbulkan masalah, karena kita tidak selalu baik menilai mana informasi dan berita yang dapat dipercaya.

Maka dari itu, masyarakat harus memiliki kemampuan literasi informasi yang baik. Terlebih di media sosial dan internet yang banjir informasi baik yang benar ataupun hoaks. 

Hal ini dapat ditunjang dengan pembelajaran tentang berita dan literasi informasi seperti yang diterapkan di University of Windsor. Melansir dari devdiscourse.com kursus literasi informasi (Information Searching and Analysis)  yang diterapkan mendorong kepercayaan pada media.

Lebih dari itu, siswa dilatih untuk menilai berita berdasarkan karakteristik berita seperti sumber, penggunaan statistik dan data yang mencantumkan sumber jelas disertai aksesnya, jenis iklan yang ada, serta keterkaitan dengan cerita.

Memahami Bias Konfirmasi

Ilustrasi Literasi Digital
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Hal utama dalam pelatihan kursus ini yaitu periksalah kecenderungan bias konfirmasi. Bias konfirmasi merupakan pengetahuan dan pengalaman yang akan mengarahkan dan membentuk opini kita. Dengan mengetahuinya, kita dapat mengkritik diri sendiri terkait cara memproses informasi, belajar banyak tentang diri kita, tentang bagaimana kita menginterpretasikan berita dan informasi.

Hal ini diterapkan dengan penugasan pada siswa untuk melaporkan bias konfirmasi di sekitar dan media. Tugas ini sangat baik, 80 persen siswa mengungkap bahwa tugas merupakan hal penting dalam kursus ini.

Kuncinya ada pada konfrontasi diri dengan membiarkan siswa memahami bias konfirmasinya, bagaimana itu dapat menghasilkan pembelajaran yang tidak akurat, serta menimbulkan efek yang negatif. Intinya tidak menggurui atau menceramahi siswa tentang kesalahannya.

Selain itu penting juga bagi siswa untuk memahami konten bersponsor atau iklan yang terlihat seperti berita tapi disisipkan sudut pandang lain (motif).

 

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya