Pentingnya Bentengi Diri dari Hoaks AI dengan Literasi Media

Kecanggihan teknologi AI atau kecerdasan buatan berpotensi pada penyebaran hoaks.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 27 Mar 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi Literasi Media
Ilustrasi Literasi Media (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Kecanggihan teknologi AI atau kecerdasan buatan berpotensi pada penyebaran hoaks. Untuk itu diperlukan upaya literasi media untuk membentengi diri dari serangan hoaks terutama di ruang digital.

Dilansir dari NPR News, berdasarkan laporan yang dirilis oleh Lembaga Media Literacy Now, masyarakat menilai bahwa mereka semakin sulit untuk mengidentifikasi informasi yang mereka terima secara online, terutama berkenaan dengan konten-konten yang diproduksi oleh AI.

Di samping itu, survei terbaru dari Universitas Boston menunjukkan 72% masyarakat mengatakan misinformasi adalah hal yang memprihatinkan. Namun, ada kesenjangan besar dalam sikap masyarakat terhadap literasi media.

“Berdasarkan pola keseluruhan, masih banyak masyarakat yang merasa ada bias di media sehingga mereka cenderung menyetujui bahwa media mencoba mengarahkan masyarakat pada apa yang harus dipikirkan, bukan cara bagaimana seharusnya masyarakat berpikir secara kritis,” kata Michelle Amazeen, peneliti di Boston University.

Penerapan Literasi Media Secara Efektif

Jim Walsh, Ketua Partai Republik Negara Bagian Washington, Jim Walsh menjelaskan bagaimana literasi media dapat menjadi upaya yang efektif dalam menangkal hoaks.

“Istilah literasi media ini bagus sekali. Yang terpenting, dalam penerapannya harus dipastikan bebas dari agenda-agenda tertentu pemangku kepentingan karena tujuannya murni untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya menambahkan.

Walsh juga menekankan bahwa membangun literasi media perlu diterapkan sejak dini dalam kurikulum sekolah. Namun, bukan berarti hanya difokuskan pada generasi muda. Seluruh kalangan masyarakat perlu diajarkan literasi media.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya