Liputan6.com, Jakarta - Kota Parepare, terletak di pesisir barat daya Sulawesi Selatan, Indonesia, menyimpan pesona sejarah, budaya, dan keindahan alam yang memikat. Kota Parepare berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di utara, Sidrap di timur, Barru di selatan, dan Selat Makassar di barat.
Dikutip dari berbagai sumber, kota ini memiliki luas sekitar 99,33 km² dan dihuni oleh kurang lebih 154.854 jiwa (data BPS 2022), terdiri dari beragam etnis seperti Bugis, Makassar, Mandar, dan lainnya. Kota ini dikenal sebagai tempat kelahiran Presiden ketiga Republik Indonesia, BJ Habibie, dan memiliki sejarah panjang sebagai pusat perdagangan dan maritim.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Suhu rata-rata di kota ini sekitar 28,5°C, menciptakan suasana nyaman bagi penduduk dan wisatawan. Meskipun berada di tepi laut, topografi Parepare didominasi oleh perbukitan dengan ketinggian bervariasi antara 0-500 meter di atas permukaan laut, menawarkan pemandangan yang indah.
Asal usul nama Parepare masih menjadi perdebatan. Ada yang mengatakan berasal dari ungkapan kekaguman Raja Gowa terhadap pelabuhannya, "Bajiki Ni Pare" (pelabuhan ini dibuat dengan baik), sementara versi lain menyebutnya berarti 'kain penghias' dalam bahasa Bugis.
Dalam perkembangannya, Kota Parepare dikenal sebagai kota pelabuhan yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai daerah, termasuk Melayu, membentuk kekayaan budaya dan ekonomi yang khas.
Parepare memiliki ekonomi yang dinamis, terutama di sektor jasa dan perikanan. Nelayan memainkan peran penting, dengan hasil tangkapan laut melimpah yang dijual di Pasar Senggol, ikon wisata belanja yang terkenal. Selain itu, sektor pertanian juga berkontribusi, menghasilkan biji mete, kakao, cengkeh, palawija, dan padi.
Aksesibilitas Parepare cukup baik, dapat dijangkau melalui jalur darat dan laut. Pelabuhan Nusantara menghubungkannya dengan berbagai kota di Indonesia, memperkuat perannya sebagai pusat perdagangan.
Pariwisata di Parepare masih berkembang, namun memiliki potensi yang besar. Salah satu objek wisata yang dapat dikunjungi adalah Kebun Raya Jompie. Keberadaan Pasar Senggol sebagai ikon wisata belanja dan sejarah Parepare sebagai kota pelabuhan yang kaya akan budaya Bugis, menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Potensi wisata sejarah dan budaya Parepare, khususnya yang berkaitan dengan B.J. Habibie, juga perlu dikembangkan lebih lanjut.
Pemerintahan Kota Parepare terbagi menjadi empat kecamatan (Bacukiki, Bacukiki Barat, Ujung, dan Soreang) dan 22 kelurahan, meskipun beberapa sumber menyebutkan hanya tiga kecamatan. Perbedaan ini mungkin karena perubahan administrasi pemerintahan. Keberagaman etnis dan budaya di Parepare menciptakan kekayaan sosial dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.
Potensi Parepare ke Depan
Parepare memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi kota yang lebih maju dan modern. Dengan letak geografis yang strategis, kekayaan budaya, dan sejarah yang unik, Parepare dapat menjadi destinasi wisata yang menarik. Pengembangan sektor pariwisata, khususnya wisata sejarah dan budaya, perlu dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia juga sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Parepare.
Sebagai kota kelahiran B.J. Habibie, Parepare memiliki potensi untuk menjadi pusat studi dan pembelajaran tentang kehidupan dan karya presiden ketiga Indonesia tersebut. Hal ini dapat menarik minat wisatawan dan peneliti dari berbagai daerah bahkan mancanegara. Dengan pengelolaan yang baik, Parepare dapat menjadi contoh sukses pengembangan kota pesisir yang berkelanjutan dan berwawasan masa depan.
Dengan segala potensi yang dimilikinya, Parepare siap untuk melangkah maju dan berkontribusi lebih besar bagi pembangunan Indonesia. Keindahan alam, kekayaan budaya, dan sejarah yang panjang menjadikan Parepare kota yang layak untuk dikunjungi dan dieksplorasi.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
