Liputan6.com, Jakarta - Mudik Lebaran memang momen yang ditunggu-tunggu, tetapi hati-hati elaku kejahatan memanfaatkan keramaian dan kelengahan pemudik untuk melancarkan aksinya. Penipuan menjelang Lebaran meningkat tajam, baik secara online maupun offline, khususnya di ATM dan penjualan tiket. Korban mengalami kerugian finansial yang besar, bahkan hingga triliunan rupiah.
Modus penipuan Lebaran beragam, mulai dari penipuan di mesin ATM dengan alat skimming hingga penipuan online berkedok pengiriman parsel Lebaran. Tawaran pinjaman online ilegal dan investasi bodong juga marak. Pelaku sering menggunakan identitas palsu lembaga berizin dan menawarkan pekerjaan paruh waktu palsu untuk mengelabui korban. Mereka memanfaatkan situasi ekonomi masyarakat yang membutuhkan dana cepat menjelang Lebaran.
Advertisement
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Penting untuk mengenali modus-modus penipuan ini agar tidak menjadi korban. Kejahatan siber juga memanfaatkan keramahan dan semangat berbagi di bulan Ramadan untuk melancarkan aksinya. Salah satu modus yang umum adalah penipuan berkedok pengiriman parsel Lebaran, dengan meminta korban mengunduh aplikasi atau dokumen berbahaya yang berisi malware.
Advertisement
Ikuti Aktivasi cover lagu "Ruang Gema" Liputan6.com di Instagram dan campaign Cek Fakta #LawanRuangGema di TikTok dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Klik link terkait untuk ikutan dan informasi selengkapnya:
Modus Penipuan Jelang Lebaran: Waspada!
Beberapa modus penipuan yang perlu diwaspadai menjelang Lebaran antara lain:
- Penipuan di Mesin ATM: Pelaku menggunakan alat skimming untuk mencuri data kartu ATM korban.
- Penipuan Online: Penipuan berkedok pengiriman parsel Lebaran, penawaran pinjaman online ilegal, dan investasi bodong.
- Pekerjaan Palsu: Tawaran pekerjaan paruh waktu palsu dengan iming-iming gaji besar.
- Phishing: Korban dipancing untuk memberikan data pribadi melalui tautan mencurigakan.
Penipu sering menawarkan diskon yang tidak masuk akal atau meminta korban membuka dokumen atau aplikasi berbahaya. Mereka memanfaatkan momen Lebaran untuk menargetkan masyarakat yang membutuhkan dana cepat.
Advertisement
Tips Menghindari Penipuan
Untuk menghindari penipuan, masyarakat diimbau untuk selalu memastikan aspek 2L (legal dan logis) dari setiap penawaran yang diterima. Jangan mudah tergiur oleh tawaran yang terlalu menggiurkan. Berikut beberapa tips tambahan:
- Pastikan keabsahan informasi melalui Kontak Layanan Konsumen OJK di nomor telepon 157.
- Jangan sembarangan membuka tautan atau mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak dikenal.
- Lindungi data pribadi dan informasi rekening bank Anda.
- Berhati-hatilah saat bertransaksi di ATM, pastikan tidak ada alat mencurigakan terpasang.
- Laporkan setiap upaya penipuan kepada pihak berwajib.
Laporan konsumen dan masyarakat menjelang Ramadhan kemungkinan besar masih terkait penipuan eksternal, disebabkan oleh tingginya penggunaan teknologi dan masih rendahnya pengetahuan mengenai pentingnya kerahasiaan dan keamanan data. Aktivitas keuangan ilegal seperti penawaran pinjaman online dan investasi ilegal juga biasanya semakin marak menjelang Ramadhan dan Lebaran. Tetap waspada dan jangan sampai menjadi korban!
Kesimpulannya, peningkatan kewaspadaan dan pengetahuan tentang modus-modus penipuan menjadi kunci utama untuk menghindari kerugian finansial saat Lebaran. Selalu periksa dan verifikasi informasi sebelum melakukan transaksi, dan jangan ragu untuk melapor jika menemukan indikasi penipuan.
