Sleep Paralysis, Saat Tubuh Terasa Lumpuh Kala Sedang Tidur

Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja baik pria maupun perempuan.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 15 Jun 2014, 18:05 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2014, 18:05 WIB
Sleep Paralysis Merupakan Gangguan Tidur yang Tidak Berbahaya
Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja baik pria maupun perempuan.

Citizen6, Jakarta Apakah Anda pernah merasa panik saat tidur karena tubuh seolah-olah ditindih oleh sesuatu namun Anda tidak bisa bergerak, berteriak dan terbangun?

Masyarakat menyebut fenomena itu sebagai tindihan karena mahluk halus. Dalam dunia medis gangguan ini disebut sleep paralysis (karena tubuh tidak dapat bergerak dan terasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja baik pria maupun perempuan.

Usia rata-rata bagi seseorang yang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14–17 tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Ini adalah fenomena yang normal dan hampir setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami kelumpuhan saat tidur.

Sleep paralysis paling sering terjadi pada seseorang yang kurang tidur karena dipicu oleh rasa kelelahan, stres dan cemas yang berlebihan. Sebagai pengetahuan, berdasarkan pada gelombang otak, tidur terbagi dalam empat tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (masih setengah sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM (Rapid Eye Movement). Pada tahap REM inilah mimpi biasa terjadi.

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya sehingga dari keadaan sadar (saat hendak tidur) lalu menuju ke tahap tidur yang paling ringan hingga langsung melompat ke tahap mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM namun tubuh belum siap menerima reaksi tersebut, di sinilah sleep paralysis terjadi.

Sebagian besar orang percaya bahwa gangguan tidur seperti ini bisa mengancam nyawa seseorang, namun itu hanyalah ketakutan yang dialami oleh seseorang secara berlebihan karena pada dasarnya sleep paralysis tidak berbahaya. Jika Anda mengalami sleep paralysis usahakan untuk tetap merasa rileks dan tenang karena nantinya perasaan lumpuh tersebut akan hilang dengan sendirinya.

Cara ideal untuk mengatasinya tentu menghindari beberapa pemicu penyebab terjadinya sleep paralysis. Jika tindihan disebabkan karena kelelahan, sebaiknya perbanyaklah istirahat agar Anda tidak mudah lelah. Usahakan tidur 8–10 jam sehari pada jam yang sama di setiap malam. Perlu diketahui juga, sleep paralysis umumnya terjadi ketika seseorang tidur dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu mengubah posisi tidur kita untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.

Penulis:

Mutiara Septenia

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya