Surabi, Penganan Legendaris nan Eksotis yang Tetap Eksis

Surabi adalah salah satu penganan khas Sunda yang dipercaya keberadaanya telah eksis sejak "zaman baheula."

oleh Liputan6 diperbarui 03 Jun 2015, 10:03 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 10:03 WIB
Surabi, Penganan Legendaris nan Eksotis yang Tetap Eksis
Surabi adalah salah satu penganan khas Sunda yang dipercaya keberadaanya telah eksis sejak "zaman baheula."

Citizen6, Jakarta Persaingan bisnis kuliner yang kian ketat dengan berbagai inovasi termutakhirnya membuat bisnis urusan makanan ini semakin banyak peminatnya. Beberapa makan khas daerah yang tadinya sangat sederhanapun berkembang dengan inovasi yang disesuaikan dengan selera masa kini.
   
Surabi adalah salah satu penganan khas Sunda yang dipercaya keberadaanya telah eksis sejak "zaman baheula." Di beberapa daerah, makanan khas berbahan baku beras ketan ini telah sedemkian rupa dimodifikasi cita rasanya. Selain rasa reguler asin dengan sedikit sentuhan manis gurih dari campuran santannya, kini para pegiat bisnis kuliner mulai merevolusi rasanya, mulai dari manis susu, coklat, kismis hingga hingga cita rasa keju berbau Eropha.

    
Di tengah berbagai inovasi rekayasa rasa dalam penganan surabi ini, ada salah seorang pedagang Surabi di kawasan Jalan Ciledug, Kabupaten Garut, Jawa Barat, tetap setia menjajakan Surabinya dengan cita rasa natural khas Surabi tempo dulu. Seperti kita ketahui, Surabi yang awal mula keberadaanya sudah sejak zaman Kompeni ini hanyalah sebuah penganan sederhana bertoping taburan oncom yang telah dicampur bumbu rempah.
   
Inilah "Surabi Ceu Nenah" dengan segala kebersahajaanya. Ceu Nenah sang peracik Surabi mengaku telah berpuluh tahun lamanya mangkal di Jalan Ciledug menjajakan penganan legendaris ini. Usaha yang digelutinya ini merupakan usaha warisan dari mertuanya. Sementara itu, Surabi yang dijajakannya tetap natural, rasa dan penyajiannya tetap sama seperti yang dulu. Hanya saja kini Surabi yang dijajakan Ceu Nenah ditambah dengan Surabi yang diberi toping abon sapi.

"Ah, gak ada rasa apa-apa Surabu sayah mah, tetap seperti yang dulu alami. Cuman, selain Surabi yang pake oncom sekarang ada tambahan Surabi yang diabonin." Tuturnya, seraya menata Serabinya yang tengah dimasak dalam wajan kecil di atas tungku dengan bara dari api arang.
   
Untuk urusan hareganya, walaupun kurs rupiah "sedang sakit" pasca kepemimpinan pemerintah Jokowi, harga Surabi Ceu Nenah tetap bersahabat, tak sampai menguras kocek penikmat kuliner. Untuk satu buah Surabi polos dibanderol Rp 2.500, sementara untuk Surabi Oncom atau bertoping abon sapi cukup dihargai dengan Rp 4000 saja. Dengan merogoh kocek di bawah Rp 10.000 kita bisa menikmati sepotong penganan khas lezat nan eksotis khas Sunda ini.

Penulis:

Kang Encep

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya