Citizen6, Jakarta Bagi seorang jurnalis yang meliput di daerah konflik, tingkat risiko keselamatan yang dialami sangat tinggi. Nyawa kerap kali jadi taruhan. Hal ini dialami Alissa Rubin, jurnalis perang asal Amerika Serikat. Di tangan Rubin, peristiwa konflik di garda terdepan diberitakan dengan apik.
Baca Juga
Karier yang dimulai menjadi peneliti di majalah The American Lawyer mengantarkannya terjun ke dunia jurnalistik. Gaya tulisan Rubin yang cerdas dan "menyentil" berhasil membuka wawasan masyarakat dunia.
Berkat tulisan-tulisan dan keberanian yang dimilikinya, Rubin menerima penghargaan bergengsi, Pulitzer pada 2016. Penghargaan tersebut diberikan kepada jurnalis, penggiat musik, dan sastra.
Advertisement
Perjalanan karier Rubin di negara-negara konflik, seperti Irak dan Afganistan penuh suka-duka. Bahkan ia nyaris tewas saat membawa obat-obatan untuk pengungsi Yazidi di Kurdistan, Irak pada 2014 lalu. Suasana amat mencekam, helikopter yang ditumpanginya jatuh.
Akibatnya, beberapa tulang Rubin patah dan retak. Tragisnya, kecelakaan tersebut membunuh pilot dan penumpang lainnya. Meskipun bertarung nyawa, Rubin justru bersedia melaporkan kondisi negara konflik kepada seluruh masyarakat dunia.
Ingin tahu kelanjutan artikelnya, silakan baca di sini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.