Dianggap Nakal, Guru Kejam Merotan Siswanya 99 Kali

Hanya karena seorang siswa ingin meninggalkan kelas lebih awal, seorang guru tega merotan siswanya 99 kali

oleh Sulung Lahitani diperbarui 31 Des 2016, 18:10 WIB
Diterbitkan 31 Des 2016, 18:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Di negara-negara Asia, rotan sering digunakan untuk menghukum siswa yang nakal. Namun, praktik tersebut mulai ditinggalkan karena dianggap terlalu kejam. Siapa sangka, masih saja ada guru yang menganggap merotan adalah hukum terbaik untuk membuat siswa jera.

Di Thailand, seorang siswa sekolah dasar berusia tujuh tahun, dicambuk dengan rotan oleh gurunya karena ingin meninggalkan kelas lebih awal. Guru muda untuk memutuskan untuk menghukum anak itu dengan merotannya sebanyak 99 kali.

Melansir dari World of Buzz, Sabtu (31/12/2016), tubuh anak itu akhirnya bengkak karena hukuman cambuk tersebut. Punggung, lengan, dan pantatnya dipenuhi tanda merah. Ia juga menderita demam tinggi akibat hukuman cambuk itu.

Orang tua siswa tersebut tentu tak terima anknya diperlakukan demikian. Mereka pun menemui kepala sekolah meminta untuk bertemu dengan guru tersebut.

Sayangnya, guru itu malah menolak untuk meminta maaf dan hanya menawarkan kompensasi pengobatan. Guru itu beralasan si anak yang namanya tak disebutkan tersebut tidak taat karena meninggalkan kelas lebih awal.

Otoritas sekolah pun mengatur pertemuan untuk menegosiasikan persyaratan kompensasi. Namun, orang tua siswa menolak karena melihat tak ada raut penyesalan sama sekali dari sang guru.

Bagi mereka, hukuman tersebut terlalu kejam dan berlebihan dijatuhkan untuk seorang anak kecil. Mereka pun memutuskan untuk melaporkan kejadian tersebut kepada kepolisian setempat.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya