Kisah Haru Guru di Perbatasan Barat Waropen, Papua

Menjadi guru di daerah tertinggal mempunyai tantangan yang berat

oleh Liputan6 diperbarui 05 Jan 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2017, 16:30 WIB
Kisah Haru Guru di Perbatasan Barat Waropen, Papua
Kisah Haru Guru di Perbatasan Barat Waropen, Papua

Liputan6.com, Jakarta Setelah mengarungi perjalanan laut yang sangat panjang, kami tiba di Pelabuhan Waren, Kabupaten Waropen pada sore hari. Kami disambut Guru SM3T angkatan sebelumnya yang akan pulang ke Makassar pada esok harinya.

Beberapa dari senior memberikan Buah pinang dan sirih sebagai penyambutan. Walaupun telah sampai di tempat tujuan, kami belum bisa beristirahat dengan tenang karena masih harus mengurusi barang bawaan yang super banyak. Sebagai lelaki, kami maju pada garis depan dalam hal angkat-mengangkat barang dibantu dengan beberapa Guru SM3T angkatan sebelumnya.

Setelah berhasil mengeluarkan barang dari kapal dan memasukkanya kembali ke mobil dinas yang sediakan oleh pemerintah untuk mengangkut rombongan Guru SM3T Angkatan V, kami diundang oleh Pak Nathan (Kepala Suku Besar Kabupaten Waropen) di kediamannya sekaligus sebagai sambutan resmi dari pemerintah Kabupaten Waropen.

Selengkapnya

Penulis:

Hamka Halim

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya