Kisah Ibu Melahirkan dalam Keadaan Koma Ini Menguras Air Mata

Carrie Decklyen yang mengalami koma selama beberapa bulan berhasil melahirkan bayinya dengan selamat melalui operasi darurat.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 11 Sep 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2017, 09:12 WIB
Carrie Decklyen
Carrie Decklyen yang mengalami koma selama beberapa bulan berhasil melahirkan bayinya dengan selamat melalui operasi darurat.

Liputan6.com, Jakarta - Perjuangan perempuan bernama Carrie Decklyen patut diacungi jempol. Perempuan berusia 37 tahun itu telah mengalami koma sejak Juli dan melahirkan seorang bayi perempuan melalui operasi darurat pada Rabu (06/09/17), di University Hospital, Ann Arbor.

Bayi dalam kandungan tersebut baru saja berumur 24 minggu atau enam bulan, tiga bulan lebih cepat dari yang seharusnya. Bayi mungil tersebut merupakan anak bungsu dari enam anak Carrie dengan suaminya, Nick. Anak mereka lahir hanya dengan berat 0.57 kilogram dan diberi nama Life Lynn.

Perempuan dari Wyoming, Michigan itu mengetahui dirinya hamil pada April, dua minggu setelah ia didiagnosis glioblastoma, kanker yang terbentuk dari sel berbentuk bintang di otak dan merupakan kanker paling agresif. Carrie menjalani dua operasi pengangkatan, ia dan suaminya pun memilih mengorbankan percobaan klinis untuk kankernya, agar mereka tetap dapat melindungi bayi mereka.

"Aku bertanya padanya, apa yang ingin dia lakukan, dan dia berkata, 'kita menyimpannya'. Itu pun juga pilihanku, tapi saya ingin dia memutuskan karena ini adalah hidupnya yan sedang kami bicarakan," kata Nick.

Keluarga pun berinisiatif membuat halaman Facebook "Cure 4 Carrie" dan halaman GoFundMe untuk terus memberikan update terbaru tentang Carrie dan Life kepada para pendukung mereka. Dalam laman tersebut, sebelum Carrie melahirkan dijelaskan bahwa dia tidak responsif dan mengalami stroke lima minggu yang lalu. 

"Aku baru saja berbicara dengan Nik, dan dia ingin aku membuat status baru," tulis saudara ipar Carrie, Sonya Nelson, di laman Facebook "Cure 4 Carrie."

"Kami telah mencoba untuk berbagi cerita tentang Carrie tanpa berpikiran negatif, tapi intinya kami perlu membagikan kenyataan yang ada. Carrie tidak merespon dengan baik. Selama beberapa hari terakhir ini dia benar-benar tidak responsif, dia bahkan tidak merespon atau menanggapi rasa sakitnya ini," lanjutnya.

Nelson mengatakan bahwa Life hanya mempunyai tiga persen untuk tetap hidup dalam kondisi Carrie yang seperti itu. Keluarga pun berdoa, dan akhirnya, mereka bahagia karena dokter menyatakan bahwa status Life masih bisa ditolong. 

 

Perjuangan Keluarga

Dalam unggahan sebelumnya, keluarga menyatakan bahwa tumor yang telah berubah menjadi kanker tersebut bertumbuh dengan cepat dan dokter terpaksa untuk menguras cairan dari otak Carrie berkali-kali.

Dokter berharap dapat menunda persalinan hingga usia kehamilan 28 minggu. Penurunan kesehatan Carrie dan Life membuat dokter terpaksa bertindak empat minggu lebih cepat untuk mengeluarkan Life. Status pada 30 Juli juga menuturkan bahwa dokter merencanakan untuk memberhentikan bantuan alat yang mendukung hidup Carrie, atau lebih tepatnya mematikan Carrie setelah bayi dalam kandungannya lahir.

Selain Life, anak dari Carrie dan Nick yang berusia antara dua hingga 18 tahun, Nick mengatakan bahwa anak mereka yang lebih tua telah memahami situasi yang ada, sedangkan anak yang kecil, tidak sadar dengan situasi yang terjadi. Kini, anak-anaknya pun diawasi dan dirawat oleh adiknya, Sonya, dan mengatakan pada anak yang masih kecil bahwa ibunya sedang sakit.

"Yang lebih tua jelas mengerti segalanya. Mereka mencintai ibu mereka dan tahu bahwa mereka akan kehilangannya. Kami berbicara tentang saat-saat indah dan tertawa, terkadang kami hanya menangis. Yang lebih kecil tidak mengerti apa yang sedang terjadi," lanjut Nick kepada ABC News.

"Sekarang, kami berusaha menjaga Carrie tetap nyaman dan menyerahkan semuanya ke tangan Tuhan. Kami sangat bangga dengan Carrie, dia menyerahkan nyawanya untuk anaknya sambil menolak perawatan medis untuk dirinya sendiri. Imbalannya akan sangat besar," tambahnya.

Halaman GoFundMe yang telah dibuat membantu meringankan beban keuangan keluarga, karena Nick telah keluar dari pekerjaannya agar tetap berada di sisi istrinya selama perawatan radiasi dan kemoterapi. Keluarga tersebut telah menerima 79.000 dolar atau setara dengan Rp 1 milliar dari 100.000 dolar atau setara dengan Rp 1,3 milliar yang mereka harapkan dari GoFundMe. 

"Saat ini, kami hampir saja dapat membayar rumah Nick. Membesarkan enam anak sendiri, kami ingin bisa membantu sebanyak yang kami bisa. Orang-orang dari seluruh negeri ini sangat menakjubkan dengan dukungan mereka," kata Sonya.

Penulis:

Meidiana Triani

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya