Liputan6.com, Jakarta - Benyamin (50), warga yang tinggal di kelurahan Bakunase, kecamatan Kota Raja, Kupang, Nusa Tenggara Timur, menjadi salah satu warga yang tidak mampu untuk menyambung listrik di rumahnya.
Baca Juga
Advertisement
Karena masalah ekonomi, Benyamin atau lebih akrab disapa To'o tidak bisa menyediakan penerangan di rumahnya. Ia tidak memiliki pekerjaan dan hanya membantu orang yang membutuhkan tenaganya.
Dalam sehari penghasilannya pun tidak jelas, ia hanya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 5000 hingga Rp 100 ribu dalam tiga hari. Uang yang didapatnya pun untuk biaya sekolah dan kebutuhan sehari-hari.
"Hidup saya susah, istri beta (saya) pergi TKW, dan sekarang beta dengan anak dua orang hidupnya pergi dari tempat satu ke tempat lain hingga sekarang menetap di sini,"Â kata To'o.
Untuk membantu penerangan di rumahnya, ia hanya menggunakan pelita atau sesekali menumpang listrik dari rumah tetangganya. Namun, kesulitannya dalam menyambung listrik di rumah tampaknya berakhir setelah adanya bantuan dari PLN.Â
"Beta senang sekarang masuk listrik tidak ada dipungut biaya, gope (Rp500) pun tidak oleh petugas PLN yang sudah tanggap kerja keras dan kerja dengan hati melayani kami warga tidak mampu, dengan rasa haru bercampur bahagia," lanjutnya.
PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur melalui Program PLN Peduli memberikan bantuan penyambungan bagi 11.000 bantuan CSR Listrik Subsidi Gratis bagi warga yang tidak mampu, termasuk To'o.
"Sekarang listrik sudah ada, penerangan ke kamar mandi ada, anak-anak yang dulu terbatas oleh cahaya dengan tetangga sekarang sudah punya listrik sendiri," tutup To'o.
Â
Bantuan PLN
Â
General Manager PLN UIW NTT Ignatius Rendroyoko menyampaikan, "Bantuan ini selain meningkatkan Rasio Elektrifikasi jug untuk kesejahteraan masyarakat khususnya menengah ke bawah."
Karena banyaknya masyarakat yang tidak mampu menyambung listrik di rumahnya, untuk itu PLN melalui Program PLN Peduli memberikan 11.000 mulai instalasi sampai meteran terpasang bagi warga di wilayah Nusa Tenggara Timur dalam kurun waktu dua bulan.
Andhoko Soeyono selaku Senior Manager Niaga dan PP menambahkan, "Target kami 11.000 bisa di tengahkan tiap hari teman-teman terus bekerja menyambung sehari 183 kk hingga sekarang sudah tersambung semua dan menyala."
Untuk meningkatkan program sambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu, tentunya peran serta dari pemerintah daerah (kabupaten/kota maupun provinsi) sangat diharapkan.
Â
"Pemerintah daerah juga berperan serta untuk mengalokasikan anggaran untuk melistriki masyarakatnya yang tidak mampu dengan listrik bersubsidi. Tentunya jargon Energi Berkeadilan dapat segera diwujudkan di bumi Flobamora," lanjut Rendroyoko.
Menurut data, masyarakat tidak mampu yang masuk dalam Basis Data Terpadu (BDT) TNP2K ataupun masyarakat tidak mampu yang tinggal di daerah desa 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) harus terdata dengan baik dan hal ini membutuhkan peran aktif dari pemerintah daerah.
Â
Advertisement