Liputan6.com, Jakarta - Karimunjawa menjadi salah satu dari banyaknya tujuan wisata favorit yang ada di Indonesia. Karimunjawa yang dikembangkan menjadi pesona wisata taman laut ini menjadi rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias.
Baca Juga
Advertisement
Namun siapa sangka, di balik keindahan alamnya, kondisi dalam laut kepulauan ini justru tidak sebanding dengan apa yang banyak masyarakat pikirkan.
Berbagai upaya pun dilakukan, salah satunya dengan menginisiasi program taman bawah laut cara transplantasi terumbu karang hasil kerjasama antara masyarakat sekitar, Pertamina dan relawan pecinta lingkungan yang tergabung dalam wadah bernama HDI Foundation.
Program taman laut sendiri bertujuan untuk melakukan restorasi terumbu yang nantinya menyerupai taman bawah laut. Di mana melalui kegiatan ini, masyarakat dibantu pihak terkait lainnya berupaya untuk meningkatkan dan melindungi sumber daya laut Kepulauan Karimunjawa dalam aspek alam, sosial kemasyarakatan, sumberdaya manusia dan ekonomi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Metode Biorock
Berbeda dengan metode transplantasi terumbu pada umumnya, program ini menggunakan metode biorock yakni proses teknologi deposit elektro mineral yang berlangsung di dalam laut.
“Di lokasi tersebut, kami membangun kerangka tematik di mana di setiap kerangkanya kami tanam terumbu karang, total kerangka adalah 1 kerangka berbentuk dome, 1 kerangka berbentuk mobil dan 6 lainnya adalah kerangka berbentuk terowongan,” kata Unit Manager Communication & CSR MOR IV, Andar Titi Lestari, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (2/9/2019).
Andar menambahkan biorock bekerja menggunakan proses elektrolis di air laut, yaitu dengan meletakkan dua elektroda di dasar laut dan dialiri dengan lsitrik tegangan rendah yang aman sehingga merangsang pertumbuhan terumbu karang lima kali lebih cepat dari metode transplantasi biasa.
Sejak pertama kali dimulainya program ini pada 1 Oktober 2016, terlebih dahulu melakukan survey lokasi pada Agustus 2016, Pertamina bersama dengan HDI Foundation serta masyarakat sekitar telah berhasil menanam sedikitnya 465 unit terumbu karang di taman bawah laut tersebut.
Advertisement
Kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan untuk Warga Pesisir
Tidak hanya sekedar menggalakan program taman bawah laut, Pertamina secara rutin juga memberikan edukasi melalui kegiatan sosialisasi maupun penyuluhan kepada warga di sekitar pesisir Karimunjawa terkait pelestarian ekosistem laut khususnya terumbu karang.
“Pelatihan dan penyuluhan selain bertujuan untuk menambah pengetahuan mereka juga bertujuan untuk merangkul warga agar bersama-sama memelihara terumbu karang di sekitar kepulauan Karimunjawa sehingga warga juga memiliki 'sense of belonging' dari taman bawah laut yang telah kami bantu," lanjut Andar.
Kini, warga sekitar lokasi pun bisa bernapas lega. Ekosistem laut khususnya terumbu karang Karimunjawa yang menjadi pusat hidup biota laut semakin baik kondisinya.
Warga Dusun Jatikereb, Karimunjawa, Aris Lesmana menyatakan bahwa masyarakat sudah terlalu dimanjakan oleh alam hingga lupa bahwa alam juga butuh dijaga kelestariannya. Oleh sebab itu, ia bersama dengan ratusan warga lainnya untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan Karimunjawa.
“Dari awal kita digandeng sebagai orang lokal untuk menjaga dan mengurus karena Karimunjawa identik dengan wisata bahari,” kata Aris.
Ia mengaku banyak manfaat yang dirasakan setelah adanya program taman bawah laut ini. Pria yang dulunya berprofesi sebagai nelayan ini, kini mendapat mata pencaharian baru yakni sebagai tour guide wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa, khususnya pantai Tanjung Galem.
“Salah satu tujuan kita selain konservasi alam untuk mendongkrak pariwisata. Kunjungan wisatawan pun semakin meningkat setiap tahunnya. Harapan kedepan semoga ini bisa jadi salah satu aset Karimunjawa. Juga sebagai pembelajaran bagi masyarakat bahwa alam harus dijaga dan dipelihara sehingga bisa menghasilkan pemasukan dari pariwisata,” lanjutnya.
Pengunjung Apresiasi Program Taman Bawah Laut
Seorang wisatawan asal Bekasi, Haryo Farras yang berkunjung ke pantai Tanjung Galem mengapresiasi adanya program taman bawah laut. Menurutnya kegiatan ini membuat kawasan ini menjadi semakin baik lantaran dilakukannya transplantasi karang sehingga bisa menambah jumlah ikan yang hidup di dalamnya.
“Sangat setuju dengan diadakannya program ini. Program ini menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan khususnya karang sangat penting dilakukan,” ucap Haryo.
Haryo pun berharap agar kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan secara berkesinambungan. Sehingga manfaat yang didapatkan bukan hanya dari sisi keseimbangan alam tetapi juga bagi warga sekitar, baik dari sektor parisiwata maupun perekonomiannya. “Harapan saya agar program ini terus dijalani hingga area pelestariannya menjadi lebih luas lagi,” tambah Haryo.
Advertisement