Demi Anak, Ibu Rela Makan Es Batu dan Beras Mentah Saat Lapar

Banyak orang tua bahkan rela mengorbankan waktu, uang dan juga berbagai upaya untuk memberikan anak-anaknya hidup bahagia.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 26 Sep 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2019, 18:00 WIB
anak
ilustrasi ibu dan anak/Photo by Kenny Krosky on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Setiap pasangan suami istri yang telah memiliki anak pasti bersedia memindahkan langit dan bumi untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapat semua yang dibutuhkan dalam hidup, di antaranya makanan, tempat tinggal dan pendidikan yang layak.

Banyak orang tua bahkan rela mengorbankan waktu, uang dan juga berbagai upaya untuk memberikan anak-anaknya hidup bahagia. Hal tersebut juga dilakukan seorang ibu dari Malaysia.

Melansir World of Buzz, Kamis (26/9/2019), ibu bernama Aisha Othman memilih memakan es batu dan beras mentah hanya untuk memuaskan rasa laparnya sehingga putrinya yang berumur tujuh tahun, Paymitra Abdullah bisa tetap makan.

Penghasilan Rp 500 Ribu per Bulan

Demi Anak Kenyang, Ibu Rela Makan Es Batu Saat Lapar
(worldofbuzz.com)

Keluarga yang tinggal di Desa Rejang PPR, Kuala Lumpur ini bertahan hidup dengan penghasilan yang sangat sedikit RM 1500 atau setara dengan Rp 500 ribu per bulan dari gaji suaminya yang bekerja sebagai penjaga keamanan di Cheras.

Aisha mengatakan bahwa keluarganya tidak punya cukup uang untuk memikirkan apa yang harus dimakan karena mereka terbebani dengan tagihan listrik dan sewa rumah. Mereka bahkan harus menanggung beban untuk membayar sewa rumah mertuanya.

"Setelah kita membayar tagihan, maka kita bisa fokus pada apa yang harus dimakan. Tapi biasanya setelah menyelesaikan semua tagihan, kami tidak punya uang lagi," kata Aisha.

 

Hanya Makan Nasi Selama Tiga Hari

Ia bahkan hanya bisa membeli bahan makanan jika suaminya mendapatkan pekerjaan sambilan selama seminggu. Ada saat di mana keluarganya hanya bisa makan nasi selama tiga hari, karena mereka hanya bisa membeli roti dalam jumlah terbatas, yang semuanya disediakan untuk putrinya.

"Saya khawatir gas memasak akan habis jika saya memasak nasi. Jadi jika saya sangat lapar, saya akan makan es batu," tambah Aisha.

Kisahnya Dibuat Film Dokumenter

Kisah perjuangan keluarga Aisha pun dijadikan sebuah film dokumenter berjudul "For Paymitra."

Film tersebut dibuat setelah sebuah laporan Unicef diterbitkan dengan mengatakan satu dari lima anak yang tinggal di rumah susun tersebut mengalami kekurangan gizi. Paymitra ternyata menjadi salah satu anak yang mengalami kekurangan gizi.

Berkat film tersebut, keluarga Aisha menjadi sorotan sehingga mereka mendapat bantuan dari berbagai pihak.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya