Bayar Pakai Selawat, Arsitek Tampan Gratiskan Desain Rumah

Liputan6.com, Jakarta Untuk menciptakan rumah yang bagus dan cantik sesuai dengan yang kita impikan, pasti memerlukan jasa seorang arsitek. Dengan bantuan arsitek kita bisa mendapat desain gambar sesuai dengan bentuk rumah yang kita inginkan.

Menyewa jasa arsitek bukanlah sesuatu yang murah. Bahkan, tarif yang dipasang untuk menyewa arsitek biasanya bervariasi tergantung desain rumah yang kita pesan.

Mendesain rumah bukanlah profesi yang mudah bagi arsitek karena membutuhkan kreativitas dam keahlian khusus. Namun, bagaimana jika ada arsitek yang menggratiskan karyanya dalam mendesain bangunan?

Saksikan Video Pilihan Di Bawah Ini :

Alwi M. Syahab seorang pria menawarkan jasa yang tak biasa sebagai seorang arsitek. Biasanya, seorang arsitek akan memasang tarif tinggi untuk setiap desain rumah yang dibuatnya. Namun, berbeda dengan Alwi yang menggratiskan desain rumah untuk satu pengikut Instagramnya yang beruntung.

Karena kebaikan hatinya, ia menjadi viral di media sosial. Bukan hanya memberi desain gratis pada pengikutnya, sebelumnya ia juga mendesain bangunan rumah ibadah, seperti masjid, pondok pesantren, dan asrama yatim secara cuma-cuma.

Ternyata Alwi kerap menggratiskan desain rumah setiap bulannya. Syaratnya, ia hanya ingin dibayar dengan doa dan salawat kepada Nabi sebanyak 100 kali.

 

 

 

Lihat postingan ini di Instagram

Arsitek @alwisyahabb ini VIRAL dan Tuai pujian netizen sebab tolak semua UPAH atas semua desain desainnya. . . #unikinfoid #unik #info #id #viral #share #video #indonesia

Sebuah kiriman dibagikan oleh INFO UNIK (@unikinfo_id) pada 26 Des 2019 jam 10:55 PST

"Silakan bayar saya dengan doa, dan bayar saya dengan 100x bersalawat kepada Nabi," ujar Alwi M. Syahab, dikutip dari akun Instagram @unikinfo_id. 

Melalui akun Instagramnya @alwisyahabb ia membagikan hasil desain yang sudah ia buat secara gratis.

Sampai saat ini, sudah ada lebih dari lima masjid yang berhasil ia desain. Mulai dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan Turki.

Penulis : Ulya Kaltsum