Waspada, Bau Ini Jadi Pertanda Adanya Virus Corona

Ternyata bau ini bisa jadi pertanda adanya virus Corona

oleh Sulung Lahitani diperbarui 09 Jun 2020, 09:02 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2020, 09:02 WIB
Ilustrasi bau (iStock)
Ilustrasi bau (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Menggunakan indera penciuman Anda untuk mengendus masalah bisa sangat membantu, terutama dalam hal mengukur seberapa lama usia makanan atau bau asap yang berpotensi kebakaran. Tapi ternyata, hidung juga bisa membantu Anda agar tetap aman dari virus Corona.

Jika Anda pernah memasuki ruangan atau gedung dan mencium bau apek, itu merupakan indikator yang baik bahwa ruangan itu berisiko tinggi terdapat virus Corona. Hal ini disampaikan oleh Bruce Y. Lee, profesor Kebijakan dan Manajemen Kesehatan di the City University of New York School of Public Health.

Menulis untuk Forbes, di tengah pandemik virus Corona, area yang tampak basi, apak, dan pengap adalah perrtanda bahwa udara di tempat tersebut tidak bergerak dan harus dihindari.

"Itu juga berlaku untuk bar, restoran, toko, dan perusahaan lainnya," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Mengapa demikian? Bau busuk bisa menjadi pertanda ventilasi yang buruk. Menurut para ahli di perusahaan pemanas, pendingin, dan ventilasi HRV, ventilasi yang buruk dapat menyerang indera, termasuk penciuman. Di rumah atau ruangan di mana kelembapan tidak dapat keluar, ia dapat menimbulkan bau apak.

 

Selanjutnya

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Ini berarti jika Anda dapat dengan mudah mencium aroma jamur, busuk, atau lembap, Anda mungkin memasuki ruang yang memiliki ventilasi buruk. Dan karena virus Corona dapat ditularkan lewat droplet yang menyebar di udara, ventilasi yang tepat sangat penting dalam menghilangkan patogen dari udara yang Anda hirup dalam ruangan.

"Ventilasi memainkan peran penting dalam menghilangkan udara yang sarat virus yang dihembuskan sehingga menurunkan konsentrasi keseluruhan dan dosis berikutnya yang dihirup oleh penghuninya," tulis para ilmuwan di Pusat Penelitian Udara Bersih (gCARE) Universitas Surrey.

 

Selanjutnya

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Secara terpisah, ahli epidemiologi dari Universitas Hong Kong juga baru-baru ini menemukan bahwa area dengan ventilasi buruk berada di pusat banyak kasus virus Corona "super spreader", termasuk tempat ibadan dan restoran. Dalam banyak kasus, laporan wabah virus Corona berjalan beriringan dengan lokasi yang padat dan area yang kurang berventilasi.

Jadi, berhentilah sejenak untuk menghirup bau saat Anda memasuki ruangan atau gedung dan rasakan apakah hidung Anda menghirup aroma pengap. Jika khawatir, cobalah buka jendela. Jika tidak, lebih baik Anda pindah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya