Liputan6.com, Jakarta - Drama True Beauty saat ini sedang ramai dibicarakan di kalangan pecinta drama Korea. Drama yang tayang perdana pada bulan November 2020 ini diangkat dari Webtoon populer dengan judul sama. True Beauty dibintangi oleh Moon Ga Young, Cha Eun Woo, Hwang In Yeop, dan Park Yoo Na.
Baca Juga
Advertisement
Drama tersebut menceritakan tentang kisah Lim Ju Kyung sebagai siswi SMA yang dianggap memiliki wajah jelek oleh teman-temannya. Hal itu membuat Lim Ju Kyung dibully dan dijauhi oleh teman sekolahnya. Suatu hari, ia harus pindah ke rumah lama karena masalah orang tuanya.
Keputusan orang tuanya itu membuat Lim Ju Kyung senang karena pindah sekolah. Ia lalu memutuskan untuk mengubah penampilan dengan memakai make-up di sekolah barunya. Penampilan barunya itu membuat Lim Ju Kyung dapat teman. Di sekolah, ia terlibat dengan dua laki-laki tampan bernama Lee Soo Ho dan Han Seo Joon.
Meskipun hanya cerita fiksi, True Beauty juga memiliki konflik yang serupa dengan kehidupan nyata. Dari permasalahan tersebut, rupanya banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dan diterapkan di kehidupan nyata. Contohnya saja seperti lima hal di bawah ini:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
1. Jangan Hanya Menilai dari Fisik
Lim Ju Kyung dianggap memiliki wajah jelek oleh teman sekolahnya. Hal itu membuat teman-temannya menjauhi Lim Ju Kyung dan melakukan bullying. Di sekolah barunya, ia juga mendapat perlakuan sama setelah mengetahui wajah asli Lim Ju Kyung tanpa riasan wajah.
Kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran hidup bahwa melihat seseorang hanya dari fisiknya saja tidak bisa dibenarkan. Hal paling penting yakni, sikap sopan santun dan hati yang baik hati. Kenyataannya, beauty privilege masih melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
2. Jangan Menghakimi Orang Lain
Lee Soo Ho dan Han Seo Joon dulunya adalah sahabat. Tetapi, setelah satu sahabatnya bunuh diri, Han Seo Joon menuduh Soo Ho sebagai penyebabnya. Padahal tuduhan tersebut tidak benar dan Seo Joon tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya saat itu.
Soo Ho menanggung rasa bersalah dan penyesalan atas tuduhannya itu. Hal itu membuatnya stres dan bersikap dingin. Hingga akhirnya Seo Joon mengetahui kejadian sebenarnya dan menyesal membuat Soo Ho menanggung rasa bersalah.
Cerita tersebut dapat menjadi pelajaran bahwa, menghakimi orang tanpa mengetahui kejadian sebenarnya adalah perbuatan yang salah. Sebelum bertindak, kita harus mengetahui masalah tersebut dengan jelas.
3. Jangan Memandang Orang Sebelah Mata
Han Seo Joon dipandang sebagai siswa yang nakal, jarang mendengarkan guru dan selalu tidur di kelas. Padahal, ia adalah anak yang baik, berbakti kepada ibunya dan peduli dengan adiknya.
Di luar sekolah, Seo Joon bekerja paruh waktu untuk membiayai ibunya yang dirawat di rumah sakit. Setelah ibunya sembuh, Seo Joon juga masih bekerja paruh waktu untuk membantu ekonomi keluarganya.
Dalam hidup, jangan memandang seseorang dengan sebelah mata. Kita tidak tahu latar belakang hidupnya dan masalah apa yang sedang dihadapinya.
Advertisement
4. Berani Mengaku Salah
Lee Joo Heon, ayah dari Lee Soo Ho menutupi skandal kencannya dengan membuat skandal artis lain, yakni Jung Seo Yeon. Ia tidak mengakui kesalahannya sebagai penyebab Jung Seo Yeon bunuh diri atas kasus yang tidak dilakukan. Pada akhirnya, Joo Hoon mau mengakui kesalahannya dan berhenti menjadi aktor.
Tindakan Lee Joo Hoon yang menyalahkan orang lain tentu tidak dibenarkan. Meskipun berbuat salah, kita harus bertanggung jawab dan mau mengakui kesalahan. Dengan begitu, kita tidak akan dihantui oleh rasa bersalah sepanjang hidup.
5. Cara Mendidik Anak
Lim Ju Kyung dan Han Seo Joon mendapat didikan ibunya dengan cara berbeda. Ibu Lim Ju Kyung selalu membentak jika Lim Ju Kyung berbuat salah. Sedangkan Han Seo Joon diperlakukan dengan lembut oleh ibunya. Meskipun Han Seo Joon berbuat salah, tetapi ibunya hanya memberitahu dengan cara yang lembut.
Perbedaan didikan itu membentuk sikap anak di luar rumah. Han Seo Joon menjadi anak yang pemberani dan percaya diri. Sementara Lim Ju Kyung menjadi penakut dan tidak percaya diri. Cara tersebut dapat menjadi contoh dalam mendidik anak di rumah.
Penulis:
Syifa Aulia
UPN Veteran Jakarta
Advertisement